Kamis, 25 Januari 2024

BERBAGI PRAKTIK BAIK

 AKTIVITAS PENGUATAN LITERASI PADA ELEMEN
UNDANG-UNDANG DASAR NERAGA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945




Pengertian Literasi Dalam arti sederhana  adalah kemampuan membaca dan menulis namun seiring dengan perkembangan zaman literasi tak hanya soal membaca dan menulis. Literasi juga diartikan sebagai kemampuan berbicara berhitung memecahkan masalah yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, memahami dan menggunakan potensi kemampuan diri atau sering disebut Literasi Dasar yang meliputi: baca tulis, numerasi, sains, digital, finansial dan budaya kewargaan.

Kali ini yang akan dibahas adalah Literasi  membaca menulis dan berbicara yang sangat penting bagi setiap individu termasuk siswa, kemampuan literasi yang baik akan membantu siswa dalam proses belajar dan meningkatkan kemampuan akademis mereka oleh karena itu,  meningkatkan literasi siswa harus menjadi prioritas dalam pendidikan hal ini harus menjadi perhatian dari guru pendidik serta orang tua atau wali siswa.

Berikut adalah beberapa cara yang dapat dicoba oleh pendidik untuk meningkatkan literasi siswa. Pertama, memperkenalkan kebiasaan membaca sejak dini. Kebiasaan membaca yang dibangun sejak dini akan membantu siswa menjadi lebih terbiasa membaca dan memperluas wawasan mereka. Orang tua dan pendidik dapat memberikan buku-buku yang sesuai dengan usia dan minat siswa untuk membantu mereka membangun kebiasaan membaca.

Kedua, membuat lingkungan belajar yang kondusif, lingkungan belajar yang kondusif dapat membantu siswa fokus dan nyaman dalam proses pembelajaran.  Orang tua dan pendidik dapat membantu membuat ruangan kelas yang menarik dengan menyediakan peralatan belajar yang memadai seperti buku-buku papan tulis dan komputer.

Ketiga, menggunakan teknologi dalam pembelajaran, teknologi dapat membantu siswa menggunakan literasi mereka orang tua dan pendidik dapat menggunakan perangkat lunak dan aplikasi yang menarik untuk membantu siswa belajar membaca dan menulis dengan lebih mudah dan menyenangkan namun sebagaimana pedang bermata dua penggunaan teknologi seperti membuat dan perangkat lunak yang memiliki efek negatif ,selain itu memberikan Efek positif karena itu pengawasan yang baik harus tetap dilakukan agar siswa mendapat efek positif dari penggunaan teknologi itu.

Keempat, pemberian tugas menambah literatur bacaaan, dengan pemberian tugas menambah literatur bacaan dan dapat membantu siswa dalam mengembangkan wawasan serta  pemahaman akan Tujuan Pembelajaran  yang sedang dijadikan kajian kelas.

Kelima, mendorong diskusi dan refleksi, dengan diskusi dan refleksi dapat membantu siswa mengembangkan pemahaman yang lebih baik tentang apa yang mereka baca. Orang tua dan pendidik dapat mengajak siswa berdiskusi tentang buku atau artikel yang mereka baca serta membantu mereka merumuskan pertanyaan dan opini mereka sendiri.

Keenam, memberikan umpan balik dan dukungan umpan umpan balik  dari pendidik sangat penting untuk membantu siswa meningkatkan kemampuan literasi mereka. Orang tua dan pendidik dapat memberikan umpan balik yang kondusif dan memberikan dukungan pada siswa dalam proses belajar. 

Adapun manfaat literasi adalah membantu anak dalam memahami orang lain dan lingkungan sekitarnya membantu anak agar dapat menyampaikan pikiran dan perasaan kepada orang lain menumbuhkan minat anak terhadap keaksaraan dan munculnya sikap pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan di jenjang pendidikan selanjutnya.

Kali ini saya akan memaparkan Aktivitas penguatan Literasi pada Pada Materi PPKn Fase D di kelas VIII B Elemen Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,  Awal mula literai adalah membaca lima belas menit sebelum belajar. 

Dengan berbagai upaya seperti, menyediakan buku-buku yang menarik, pojok baca, silang membaca dengan teman, membuat resensi. dengan cara seperti ini para siswa mulai beranjak suka membaca
.
Fhoto Kegiatan Siswa Saat Membaca di Pojok
Baca


Literasi mulai diimplementasikan pada semua mata pelajaran, termasuk pada pembelajaran Pendidikan Pancasil yang saya ampu. Seperti apa mari kita lihat langkah pembelajaran yang dilakukan saya yakni Aktivitas penguatan Literasi pada Pada Materi PPKn Fase D di kelas VIII Elemen Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Bahan Tayang Materi PPKn Fase D di kelas VIII C  Elemen 
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.


Untuk mengimplementasikan Literasi dalam pembelajaran siswa di bagi menjadi empat kelompok dengan anggota enam sampai tujuh orang siswa, tiap kelompKerok bertugas mempelajari Amandemen UUD Negara Republik Indonesia 1945. Hasilnya bisa kita lihat pada dokumen di bawah ini.

Dokumentasi Hasil Kerja 4 Kelompok Belajar PPKn
Kelas 8 C


Nuansa Kelas dalam Kelompok 
Belajar PPKnKelas 8 C


Dengan strategi Implementasi Literasi dalam pembelajaran PPKn, pembelajaran lebih bermakna dan terbukti saat siswa menyampaikan hasil kerja kelompok, ternyata bahasa anak mudah dipahami bahkan tutor teman sejawat lebih lancar ketimbang dengan guru yang mereka rasakan sangat kaku.

Refleksi saya adalah  dengan proses Literasi proses belajar sangat menyenangkan dan mendapat informasi, dalam bentuk pengetahuan, sikap dan ketrampilan yang kemudian menangkap dan mengolah nilai-nilai yang terkandung dalam informasi tersebut secara kritis dan mengkomunikasikannya dengan berbahasa lisan, tulisan ataupun multimedia. 

Selanjutbya mari kita simak bagaimana siswa menyampaikan pendapat dan umpan balik diakhir pembelajaran yang  sangat semarak ini.






Itulah sekilas Implementasi Literasi pada peajaran PPKn, mudah-mudahan literasi terus membudaya dikalangan peserta didik kita. 

Salam Literasi. 















Sabtu, 20 Januari 2024

BERBAGI PRAKTIK BAIK

 KESIAPAN SMP NEGERI 12 BANDUNG
DALAM PELAKSANAAN PROJEK SEMESTER GENAP 
TAHUN PELAJARAN 2023-2024


Profil Pelajar Pancasila berperan sebagai referensi utama yang mengarahkan kebijakan-kebijakan Pendidikan termasuk menjadi acuan untuk para pendidik dalam mengembangkan karakter serta kompetensi peserta didik.

Profil Pelajar Pancasila merupakan pelajar sepanjang hayat yang kompeten dan memiliki karakter sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Pernyataan ini memuat tiga kata kunci belajar sepanjang hayat, kompetensi, dan nilai-nilai Pancasila. Hal ini menunjukkan adanya kepatuhan antara penguatan identitas khas bangsa Indonesia yaitu Pancasila sebagai rujukan karakter Pelajar Pancasila dengan kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan perkembangan sumber daya manusia Indonesia dalam konteks perkembangan abad 21. Oleh karena itu sederhananya Profil Pelajar Pancasila adalah seperangkat kompetensi yang diharapkan tercapai oleh pelajar Indonesia. Profil Pelajar Pancasila digali dari nilai-nilai Pancasila dan kebutuhan abad 21

Profil Pelajar Pancasila meliputu enam elemen, pertama beriman bertakwa kepada Tuhan Yang Maha dan berakhlak mulia. kedua Mandiri, ketiga bergotong royong, keempat berkebhinekaan Globa,l kelima bernalar kritis dan terakhir ke-enam  kreatif.

Adapun Tema-tema Penguatan Project Profil Pelajar Pancasila (P5) terdiri dari: (1) adalah kearifan lokal, (2) rekayasa dan teknologi,  (3)  kewirausahaan, (4) bineka Tunggal Ika, (5) gaya hidup berkelanjutan dan 6 bangun jiwa Raganya dan  ke-7  suara demokrasi.

Sekolah diberikan fleksibilitas untuk menentukan cara menjalankan proyek-proyek tersebut, sehingga sekolah wajib: membentuk tim fasilitator P5 sendiri,  mengidentifikasi tingkat kesiapan sekolah, merancang dimensi,  tema, alokasi waktu, menyusun modul proyek dan  merancang strategi pelaporan hasil proyek

Kali ini saya akan mencoba mengidentifikasi tingkat kesiapan satuan pendidikan di mana kepala sekolah bersama tim fasilittor merefleksikan dan menentukan tingkat kesiapan satuan pendidikan.

Cara mengidentifikasi kesiapan sekolah untuk melaksanakan Project diantaranya pertama seberapa banyak pendidik yang pernah melaksanakan pembelajaran berbasis Project,  ke-dua Apakah pembelajaran berbasis proyek sudah menjadi kebiasaan sekolah, ke-tiga Apakah Project sudah terjadi lintas disiplin dan ke-empat sekolah memiliki sistem yang mendukung pelaksanaan pembelajaran berbasis Project selanjutnya apakah sudah ada keterlibatan Mitra

Setelah melihat identifikasi kesiapan satuan pendidikan ternyata sekian langkah sudah terpenuhi artinya Sekolah siap di tahap lanjutan dan bahkan direkomendasikan untuk menjadi  mentor  sekolah tahap awal dan tahap berkembang.

Dokumen Kesiapan Satuan Pendidikan
dalam Melaksanakan P5


Sosislisasi Tim Projek


Bapak Kepala Sekolah dan Wakil Kepala Sekolah
dalam Kegiatan Sosialisasi Project P5


Ketuan Project dalam Kegiatan 
Sosialisasi Project P5


Koordinator P5 Kelas VII


Koordinator P5 Kelas VIII


Sosialisasi P5 Terhadap Guru


Sosialisasi P5 Terhadap Guru


Sosialisasi P5 di Kelas VII


Sosialisasi P5 di Kelas VIII


Sosialisasi P5 di Kelas IX

Tema yang diusung di Kls VII

  1. Gaya Hidup berkelanjutan, Budidaya Tanaman (Iman dan Takwa)
  2. Tema Kewirausahaan (Keluwesan berpikir) Kretivitas dan bergotong royong

Tema yang diusung di Kls VIII

  1. Bangun jiwa Raga (Mengenal dan mengidentifikasi Pola Kesehatan)
  2. Kewirausahaan

Tema yang diusung di Kls IX

  1. Bhineka Tunggal Ika 
  2. Suara Demokrasi 

Dokumen Umpan Balik







Kesiapan Pelaksanaan P5 di SMP Negeri 12 Bandung, terlihat  sudah begitu matang dan kemudian supaya persiapan dapat direalisasikan ke proses pelaksanaan P5, maka diadakan sosialisasi. Adapun sosialisasi pertama dimatangkan di tim Project, kemudian di tataran Guru dan siswa.

Kesiapan terlihat dari Banyak pendidik yang pernah melaksanakan pembelajaran berbasis Project, Pembelajaran berbasis proyek sudah menjadi kebiasaan sekolah, Project sudah terjadi lintas disiplin, Sekolah memiliki sistem yang mendukung pelaksanaan pembelajaran berbasis Project, dan Sudah ada keterlibatan dengan Mitra.

Mudah-mudahan hasil dari Pelaksanaan P5 di SMP Negeri 12 Bandung berjalan lancar sesuai dengan harapan, dan endingnya bukan sekedar produk akan tetapi proses yang bermuara pada penguatan Karakter Profil Pelajara Pancasila.

Yuk mari sukseskan Pelaksanaan P5!





















Kamis, 04 Januari 2024

REFLEKSI HARIANKU

 DENGAN MEMANTASKAN DIRI SEBAGAI PENDIDIK PROFESIONAL


Sebagai pendidik mutasi dan rotasi adalah sesuatu hal yang biasa, yang terpenting dimanapun kita bertugas selalu memantaskan diri menjadi Tenaga Pendidik yang Profesional. Apa saja upaya memantaskan diri tersebut? yakni: Mengikuti aturan atau regulasi saat dimana kita bertugas; Berusaha untuk selalu menampilkan prilaku mendekati Standar Ideal, Memelihara Citra baik sebagai tenaga Pendidik yang Profesional, Memanfaatkan setiap kesempatan pengembangan diri sebagai Pendidik yang Profesional, Menjaga kualitas dan cita-cita Profesi. dan terakhir adalah memiliki rasa bangga terhadap profesi yang disandang.

Mengikuti aturan atau regulasi saat dimana kita bertugas, pribahasa mengatakan dimana kita berpijak disanalah langit dijungjung. Sesekali jangan melawan arus ikuti aturan yang dilaksanakan di tempat bertugas. Dengan cara itu kita akan diterima dan akan nyaman tentram mengikuti irama sesuai degan norma aturan yang ada.

Memanfaatkan berbagai peluang atau kesempatan pengembangan diri sebagai Pendidik yang Profesional. Banyak cara yang ditawarkan atau disediakan baik oleh lembaga resmi ataupun lebaga swasta yang konsen dengan Pendidikan untuk melakukan Pengembangan diri. Bahkan tidak tanggung-tanggung dilakukan dengan gratis. Tinggal kita mau dan mampu memilih mana pengebangan diri yang urjen dan mana yang bisa ditunda, mengingat banyaknya jadwal yang begitu padat. Tunggu apa lagi, segera ikuti pengembangan diri jangan sampai kita tertinggal oleh orang lain.

Kemudian Berusaha untuk selalu menampilkan prilaku mendekati Standar Ideal, Pendidik harus memiliki standar Kualifikasi baik dari segi Pendidikan ataupun dari segi Kompetensi. Dengan dilengkapinya standar ideal tersebut Pendidik akan merasa percaya diri.

Memelihara Citra baik sebagai tenaga Pendidik yang Profesional, dengan mematuhi Kode etik  sebagai pendidik, kita dibimbing untuk tetap menjaga dan memelihara citra baik sebagai pendidik yang profesional.

Menjaga kualitas dan cita-cita Profesi. Mencerdaskan anak bangsa itu adalah cita-cita kita sebagai pendidik. Memfasilitasi peserta didik untuk mengembangkan potensi sehingga dapat memperoleh prestasi sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman. Keseukses peserta sidik adalah kesuksesan kita sebagai pendidik. Perlu diingat bahwa kita sebagai pendidik memiliki cita-cita bahwa peserta didik memiliki pengetahuan, ketrampilan dan sikap atau karakter profil pelajar Pancasil. 

Rasa bangga terhadap profesi yang disandang, diharapkan kita sebagai pendidik profesional memiliki rasa percaya diri  ditunjukkan dengan penghargaan dan pengalaman diri masa lalu, berdedikasi dengan tugas-tugas sekarang dan menyakini akan potensi kita bagi perkembangan di masa yang akan datang dan  tatap masa depan lebih hebat dan lebih bahagia.

Kembali ke rotasi atau mutasi. Pastinya dipandang sebagai hal yang kurang menyenangkan karena harus keluar dari jona aman dan nyaman, untuk mulai merintis hal-hal yang baru di tempat baru. Ini adalah refleksi Harianku diawal tugas Mulai Tanggal 8 Januari 2024 di SMP Negeri 12 Kota Bandung.


Kegiatan awal mulai menata diri dengan pelan tetapi pasti, karena bukan hal yang baru di pekerjaan tetapi memang lingkungan yang serba baru. 

Bagaimana teman sejawat merespon terhadap prilaku dan sikap saya dalam keseharian selama Hari-hari pertamaku, bisa dilihat dari umpan balik di bawah ini.

Dokumen Umpan Balik Rekan teman Sejawat






Mari kita semangat memantaskan diri sebagai pendidik yang profesional ditunjukkan dengan penghargaan dan pengalaman diri masa lalu, berdedikasi dengan tugas-tugas sekarang dan menyakini akan potensi kita bagi perkembangan di masa yang akan datang.

Semangat dan sukses Teman-teman!




 PENANTIAN TIADA HENTI Penantian seorag Ibu terhadap anak d ari hari pertama langkah kaki mungilnya menuju sekolah, hati ini telah menyimpan...