Minggu, 03 Desember 2023

AKSI NYATA

 PERENCANAAN BERBASIS DATA DI SMP PASUNDAN I  BANDUNG


Rencana Kerja Tahunan yang menjadi pijakan dalam penyususnan Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS), setiap tahun pelajaran disusun oleh SMP Pasundan 1 Bandung. Setelah merefleksi Rencana Kegiatan yang dituangkan dalam sebuah anggaran maka ditemukan beberapa hal:

Pertama, yang menjadi pertimbangan penyususnan perencanaan dan anggaran. Kedua, kesulitan atau tantangan dan Ketiga, fakta yang menjadi dasar pertimbangan bersama agar perencanaan lebih baik di masa yang akan datang.

Setelah ada Rapor Pendidikan yang menjadi pertimbangan penyususnan perencanaan dan anggaran adalah data-data yang tertuang dalam Rapor Pendidikan. Harapannya perencanaan dapat meningkatkan mutu dan kualkitas pendidikan.

Tahapan awal adalah proses identifikasi, di sini satuan Pendidikan dapat memilih dan menentukan masalah yang sedang dihadapi. Permasalahan yang dihadapai bisa diketahui dengan cara mengeksplor dan mengunduh data dan Rapor Pendidikan. Data tersebut merujuk kepada daftar indikator prioritas. Indikator tersebut nantiunya akan ditetapkan sebagai masalah yang akan di intervensi.

Tahapan selajutnya adalah Kepala sekolah dan pemangku kepentingan melakukan refleksi untuk menemukan akar permasalahan dan tantangan yang dihadapi, Dari masalah yang akan diitervensi dilakukan analisis untuk mencari akar masalah.

Setelah akar maslah ditemuka, tahap berikutnya adalah benahi. Di tahap ini akan disusun rencana pembuatan kegiatan dan juga program yang akan dilakukan untuk mengatasi akar masalah tersebut.

Untuk lebih jelasnya lagi adalah Kesulitan atau tantangan dalam penyusunan Rencana Kerja Tahunan dan Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS) sudah terjawab dengan gamblang melalui rapot Pendidikan. Perencanaan berbasis data bisa dilaksanakan dengan mudah. Ada tiga cara untuk melakukan Perencanaan Berbasis Dta (PBD)

  1. Melakukan PDB melalui eksplorasi dashboard platforrm Rapor Pendidikan.
  2. Melakukan PDB melalui unduh rekomendasi PBD
  3. Melakukan PBD dengan menganalisis unduhan Laporan Rapor Pendidikan.

Identifikasi untuk memilih dan menemukan masalah, dengan enam idikator prioritas. Yakni Numerasi, Literasi, Karakter, Lingkungan Belajar, Lingkungan Kebinekaan dan Kualitas Belajar. Bisa dilakukan identifikasi dengan empat cara.

  1. Memilih indikator dengan label capian paling rendah dengan urutan sebagai berikut: berwarna merah, kuning dan hijau.
  2. Jika menemukan 2 label capaian dengan warna yang sama, maka pilihlah indikator yang lebih membutuhkan intervensi dengan melihat peringkat yang lebih rendah.
  3. Jika pada peringkat menemukan nilai yang sama, maka perlu melihat delta atau kenaikan /penurunan capaian prioritas misal penurunan yang paling tinggi atau kenaikan yang paling rendah.
  4. Terakhir jika masih menemukan delta yang sama, maka lihat dari perolehan skor yang paling rendah.

Sedangkan untuk kegiatan memilih akar masalah akan melihat 4 kartu akan masalah dari level 1 dan level 2 yang menyertainya. Perlu diingat bahwa untuk memperbaikinya baik prioritas atau akar masalah adalah

  1. Sumber daya  satuan Pendidikan.
  2. Anggaran yang dimiliki oleh Satuan Pendidikan
  3. Kondisi dari satuan Pendidikan Masing-masing.

Level 2 masih merupakan akar masalah, sehingga perlu diperhatikan dan diperbaiki.

Lalu kita lihat tiga kartu akar masalah yang terdapat di bagian bawah. Kartu  tersebut telah dirumuskan dan diurutkan berdasar indicator yang paling membutuhkan intervensi.

Selanjutnya Merumuskan Benahi dengan memilih seluruhnya atau sebagian inspirasi benahi.

Tidak ada kesulitan kalau melihat alur yang tertuang di Rapor Pendidikan untuk merencanakan (PBD)

Fakta yang menjadi dasar pertimbangan bersama agar perencanaan lebih baik di masa yang akan datang. Keterlibatan dari semua personil yang berkepentingan di lingkungan sekolah.

Upaya yang bisa dilakukan dalam peningkatan mutu dan kualkitas pendidikan. Berikut beberapa cara konkrit yang bisa dijadikan inspirasi:

Kompetensi Literasi

  1. Satuan Pendidikan meningkatkan kompetensi GTK dengan mempelajari konten terkait teks informasi yang berkaitan erat dengan kemampuan literasi di Platform Merdeka Mengajar
  2. Satuan Pendidikan melalui GTK mengimplementasikan pembelajaran tentang teks informasi yang berkaitan erat dengan kemampuan literasi siswa secara keseluruhan
  3. Satuan Pendidikan memfasilitasi adanya kebijakan dan penganggaran terkait penguatan literasi

Kompetensi Numerasi 

  1. Satuan Pendidikan meningkatkan kompetensi GTK dengan mempelajari konten pengembangan diri untuk memahami bilangan, aljabar, geometri, data, dan ketidakpastian di Platform Merdeka Mengajar
  2. Satuan Pendidikan melalui GTK mengimplementasikan pembelajaran tentang bilangan, aljabar, geometri, data, dan ketidakpastian siswa secara keseluruhan dengan mempelajari inspirasinya di Platform Merdeka Mengajar
  3. Satuan Pendidikan mendukung adanya kebijakan dan penganggaran terkait upaya penguatan numerasi di sekolah.

Karakter

  1. Satuan Pendidikan meningkatkan kompetensi GTK dengan mempelajari konten terkait Profil Pelajar Pancasila untuk dimensi Kemandirian
  2. Satuan Pendidikan melalui GTK mengimplementasikan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dimensi Kemandirian dalam pembelajaran
  3. Satuan Pendidikan memfasilitasi adanya kebijakan dan penganggaran terkait Penguatan Projek  Profil Pelajar Pancasila

Iklim Keamanan Sekolah


Pengalaman Pengetahuan Kekerasan Seksual Siswa. 

Upaya yang dapat bisa dilakukan melaui peningkatan kompetensi GTK dan kebijakan yang menunjang pencegahan dan penanggulangan kekerasan seksual. Berikut beberapa cara konkrit yang bisa dijadikan inspirasi:

  1. Satuan Pendidikan meningkatkan Kompetensi GTK dengan mempelajari konten terkait pencegahan dan mitigasi kekerasan seksual di lingkungan sekolah.
  2. Satuan Pendidikan melalui GTK mengitegrasikan upayapencegahan dan mitigasi kekerasan seksual di sekolah dalam proses pembelajaran.
  3. Satuan Pendidikan memfasilitasi adanya kebijakan dan penganggaran terkait upaya pencegahan dan mitigasi kekerasan seksual di sekolah

Pemahaman dan Sikap Guru tentang Kekerasan Seksual

Upaya yang dapat bisa dilakukan melaui peningkatan kompetensi GTK dan kebijakan yang menunjang Sikap Guru tentang Kekerasan Seksual. Berikut beberapa cara konkrit yang bisa dijadikan inspirasi:

  1. Satuan Pendidikan meningkatkan Kompetensi GTK dengan mempelajari konten terkait definisi, ragam kasus, serta sikap tentang kekerasan seksual.
  2. Satuan Pendidikan melalui GTK mengitegrasikan pemahaman kedalam sikap pencegahan dan penanggulangan kekerasan seksual dalam proses pembelajaran.
  3. Satuan Pendidikan memfasilitasi adanya kebijakan dan penganggaran terkait upaya peningkatan pemahaman guru, serta pencegahan penanggulangan kekerasan seksual di sekolah.

Iklim Kebinekaan 

Iklim Kebinekaan adalah kondisi yang menunjukkan adanya sikap dan prilaku kepala sekolah dan guru dalam menerapkan tolerasi agama dan budaya serta komitmen kebangsaan. Adapun yang dinilai dari Iklim Kebinekaan adalah tolerasi agama/ kepercayaan dan budaya di lingkungan sekolah serta komitmen kebangsaan warga sekolah dalam wujud kesetiaan dan kebanggaan terhadap bangsa.

Toleransi agama dan budaya kondisi sekolah

Kondisi sekolah yang menunjukkan adanya sikap dan perilaku kepala sekolah dan guru dalam menerapkan toleransi agama dan budaya serta komitmen kebangsaan mempengaruhi keseluruhan iklim kebhinekaan di sekolah salah satu upaya yang bisa dilakukan melalui peningkatan kompetensi GTK dan kebijakan yang menunjang terciptanya toleransi agama dan budaya. Berikut beberapa cara konkrit yang bisa dijadikan inspirasi

  1. Satuan pendidikan meningkatkan kompetensi GTK dengan mempelajari konten terkait sikap dan perilaku penghargaan terhadap keragaman agama dan budaya di sekolah 
  2. Satuan pendidikan melalui GTK mengintegrasikan upaya untuk membiasakan sikap dan perilaku yang menunjukkan penerimaan dan penghargaan terhadap keragaman agama dan budaya di sekolah dalam proses pembelajaran 
  3. Satuan pendidikan memfasilitasi adanya kebijakan dan penganggaran terkait upaya membiasakan sikap dan perilaku yang menunjukkan penerimaan dan penghargaan terhadap keragaman agama dan budaya di sekolah.
Di bawah ini adalah kegiatan mengidentifikasi, merefleksi dan membenahi rencana Kerja Tahunan yang menjadi pijakan dalam penyusunan  Rencana Kegiatan Anggaran Sekolah (RAKS).

 


Akhir kegiatan saya meminta teman-teman rekan guru untuk mengumpan balik kegiatan Aksi tersebut. Umpan balik dilakukan seperti pada data di bawah ini.






Demikian kegiatan aksi berbagi pengalaman dalam menyusun Perencanaan Berbasis data di SMP Pasundan 1 Bandung. Mudah-mudahan Penjaminan Mutu Pendidikan mengalami peningkatan.









Tidak ada komentar:

BAHAN AJAR DAN LKPD

NORMA-NORMA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT Kebutuhan antara satu manusia dengan manusia lainnya tidak selalu sama dan terus berubah. Dengan bany...