Selasa, 31 Oktober 2023

SUPERVISI AKADEMIK

APAKAH PERENCANAAN SUDAH BERPUSAT PADA MURID


Selaku Wakil kepala Sekolah saya menginisiasi program-program pembelajaran untuk meningkatkan pembelajaran di dalam kelas. Agar berbagai program yang diimplementasikan di sekolah dapat berkualitas sesuai dengan standar yang diharapkan, yaitu: efektif, efesien, relevan serta kontributif terhadap kehidupan lulusan di masa depan, maka monitoring dan evaluasi yang dilakukan juga bersifat Supervisi Akademik.

Hal ini dilakukan tidak hanya untuk mengungkap keterlaksanaan program semata, tetapi membantu untuk mencari solusi untuk mengatasi berbagai masalah pembelajaran. Supervisi bersifat klinis dan Akademis. Klinis dilakukan untuk mengidentifikasi permasalahan yang terjadi di dalam kelas dan kemudian menyusun alternatif pemecahannya berdasarkan hasil Supervisi Akademis.

Supervisi Akademis untuk guru merupakan bentuk Bimbingan profesional tang diberikan kepada guru berdasarkan kebutuhan melalui siklus yang sistimatis. Makna yang terkandung dalam Akadremik merujuk pada unsur-unsur: Adanya hubungan tatap muka antara Supervisor dengan guru di dalam kegiatan supervisi, terfokus pada tingkah laku yang sebenarnya di dalam proses supervisi, adanya observasi dan wawancara secara cermat, deskripsi data secara rinci, supervisor dan guru bersama-sama merefleksi proses dan fokus sesuai dengan kebutuhan.

Supervisi Akademis memiliki karakteristik sebagai berikut:

  1. Perbaikan dalam program menghasilkan unsur-unsur sekolah untuk mempelajari ketrampilan intelektual dan bertingkahlaku berdasarkan keterampilan tersebut
  2. Fokus utama supervisor adalah keterampilan-keterampilan yang seharusnya dimiliki sebagai seorang guru untuk pembelajaran Pesera didik.
  3. Siklus dalam merencanakan , melaksanakan dan mengnalisis program sekolah merupakan suatu kontinuitas dan dibagun atas dasar pengalaman masa lampau.
  4. Supervisi Akademis merupakan proses memeberi dan menerima informasi yang dinamis dimana supervisor, guru dan unsur -unsur yang terkait.
  5. Proses Supervisi Akademis terutama berpusat pada interaksi verbal mengenai analisis jalannya program
  6. Setiap guru mempunyai kebebasan maupun tanggung jawab untuk mengemukakan pokok-pokok permasalahan , menganalisis cara mengajar yaang berpihak kepada Peserta didik.
Adapun Tujuan Supervisi Akademis adalah:
  1. Melakukan pengamatan dan pembimbingan secara langsung keterbatasan program guru dalam KBM mengajar di kelas.
  2. Mendeteksi hambata-hambatan yang dihadapi sekolah dalam melaksanakan program dan membantu upaya pemecahan masalah.
  3. Mengumpulkan dan menganalisis data yang ditemukan di lapangan untuk menyusun  rekomdasi terkait dengan perbaikan pelaksanaan program ke depan.
Manfaat yang diharapkan dengan adanya Supervisi Akademik adalah:
  1. Peningkatan Mutu guru semakin lama semakin baik
  2. Lingkungan belajar di sekolah menjadi semakin baik yang pada gilirannya kualitas sekolah menjadi semakin baik pula
  3. Sebagai umpan balik bagi guru untuk perbaikan prose pembelajaran yang berpihak pada Pesert didik.
Setelah memahami Latar belakang pentingnya Supervisi Akademis, tujuan dan manfaatnya. langsung
saja saya mengumpulkan perencanaan pembelajaran atau Modul ajar, untuk diperiksa kelengkapannya apakah modul tersebut berpusat pada Peserta didik dengan memperhatikan:
  1. Tujuan Pembelajaran
  2. Asesmen yang akan dilaksanakan
  3. Apakah Pembelajaran ( Proses Pembelajaran) sesuai dengan Tujuan.
  4. Apakah Pembelajaran memberikan kesempatan kepada Peserta didik untuk berpartisifasi 
  5. Apakah menerafkan pembelajaran berdeferensiasi Konten atau produk
  6. Menggunakan media Pembelajaran
  7. Refleksi melibatkan Peserta didik
  8. Asesmen akhir dilaksanakan atau tiadak
Jadwal Kegiatan Supervisi Akademik
Semester Ganjil 2023

Fhoto Kegiatan Supervisi Pemeriksaan 
Modul Ajar


Dari delapan guru yang sudah menghadap Bapak Kepala sekolah/Wakil, kemudian Modul ajar diperiksan maka: terdapat tujuan pembelajaran tercantum dengan menurunkan dari CP. Asesmen ada pada modul, proses sesuai tujuan pembelajaran dalam modul tertera proses melibatkan kesempatan kepada Peserta didik untuk berpartisifasi, mendukung pembelajaran berdeferensiasi Konten atau produk, menggunakan pembelajaran, Refleksi melibatkan Peserta didik dan Asesmen akhir dilaksanakan 
Delapan guru yang sudah diperiksa Modul ajarnya serta administrasi lainnya adalah:

  1. Sriwaty Makarao, S.Pd
  2. Ati Rohaeti, M.Pd
  3. Dra. Nani Rohaeni
  4. Hj.Dini Fitrohoerani, S.Sos, M.Pd
  5. Edah Jubaedah, A.Md
  6. H. Sukmana, S.Pd
  7. R. Anna Susiana, S.Pd
  8. Nia Yuniati, S.Pd., M.MPd

Rencana Aksi ke delapan Guru tersebut sudah sepakat akan mnengikuti dan mempersiapkan segalanya sesuai dengan jadwal yang sudah disepakati bersama.
Umpan Balik dari Guru dengan kegiatan awal adalah:


Sebagai akhir paparan ini, adalah jangan takut atau alergi dengan Supervisi, sebab itu adalah bagian dari refliksi diri akan keberhasilan pembelajaran hyang selama ini kita laksanakan. Sehingga pelaksanaannya semakin meningkat dan memperhatikan kebutuhan Peserta didik.


















BERBAGI AKSI

IKLIM SEKOLAH AMAN: MENCEGAH INTOLEREANSI
POSTER TOLERANSI 


Iklim sekolah aman mendukung nilai-nilai seperti : inklusif, terbuka, damai dan kebersamaan, kesetaraan, toleransi, musyawarah disertai dengan penghargaan terhadap pihak lain yang berbeda. Sejalan dengan prinsip, berikut ini adalah langkah-langkah untuk menciptakan sekolah aman, yakni:

Perilaku inklusif memandang bahwa dirinya, baik itu sebagai individu atau kelompok merasa bagian dari kesatuan dari masyarakat yang lebih luas. Betapa besar dan penting kelompoknya dalam kehidupan bersama, tidak memandang rendah dan menyepelekan kelompok yang lain. Masing-masing memiliki peran yang tidak dapat diabaikan, dan bermakna bagi kehidupan bersama.

Sikap rukun dan damai Sikap toleransi, saling hormat menghormati, mendudukkan masing-masing pihak sesuai dengan peran, harkat dan martabatnya secara tepat, tidak memandang remeh pada pihak lain, apalagi menghapus eksistensi kelompok dari kehidupan bersama, merupakan syarat bagi lestarinya negara-bangsa Indonesia. Oleh karena itu, Kerukunan hidup perlu dikembangkan dengan sebaik-baiknya, agar mewujudkan kedamaian dan rasa aman. 

Musyawarah untuk mencapai mufakat Dalam rangka membentuk kesatuan dalam keanekaragaman diterapkan pendekatan “musyawarah untuk mencapai mufakat.” Bukan pendapat sendiri yang harus dijadikan kesepakatan bersama, tetapi common denominator, yakni inti kesamaan yang dipilih sebagai kesepakatan bersama. Hal ini hanya akan tercapai dengan proses musyawarah untuk mencapai mufakat. Dengan cara ini segala gagasan yang timbul diakomodasi dalam kesepakatan. Tidak ada yang menang tidak ada yang kalah. Inilah yang biasa disebut sebagai win win solution. 

Sikap kasih sayang dan rela berkorban dalam mewujudkan sekolah aman perlu dilandasi oleh rasa kasih sayang. Saling curiga mencurigai harus dibuang jauh-jauh. Saling percaya mempercayai harus dikembangkan, iri hati, dengki harus dibuang dari kamus kebersamaan. Eksistensi kita di dunia adalah untuk memberikan pelayanan kepada pihak lain, dilandasi oleh tanpa pamrih pribadi dan golongan, disertai dengan pengorbanan. 

Untuk mewujudkan sekolah yang memiliki iklim aman: mencegah Intolerasi saya mencoba mengimplementasikannya dalam Pembelajaran. Dalam pembelajaran kali ini saya akan membimbing murid membuat poster yang menggambarkan Harmoni dari beberapa keberagaman. Harapan pembelajaran ini adalah mampu menjelaskan aneka ragam Poster yang dibuat akan tetapi tetap murid-murid saya menghasilkan poster yang Istimewa dan bermakna sesuai dengan nilai-nilai yang dikembangkan yakni: inklusif, terbuka, damai dan kebersamaan, kesetaraan, toleransi, musyawarah disertai dengan penghargaan terhadap pihak lain yang berbeda

Dengan berbagai imajinasi dan bantuan Teknologi alhasil poster satu persatu selesai, murid yang menghasilkan poster dengan senang hati menjelaskan poster dengan penuh percaya diri dan tanggung jawab menjelaskan makna nilai yang terkandung dalam Poster tersebut

Poster ke-1

Poster-2


Poster ke-3


Poster ke-4


Poster ke-5


Poster ke 6


Poster ke-7


Poster ke-8



Poster- poster tersebut memiliki makna nilai yang dibidik, inklusif, terbuka, damai dan kebersamaan, kesetaraan, toleransi, musyawarah disertai dengan penghargaan terhadap pihak lain yang berbeda serta rasa percaya diri.
Saya yakin dengan membuat poster- poster tersebut murid menjiwa dan terbentuk Karakter Harmoni dalam keberagaman sehingga sekolah Aman terhindar dari sikap Intoleransi.

Berikut adalah pernyataan murid-murid setelah membuat dan menjelaskan Poster Tolerasi. Umpan Balik di bawah ini:







Sertifikat PMM







































Senin, 30 Oktober 2023

 AKSI NYATA

BIMBINGAN DAN KONSELING : LAYANAN DASAR

Kebayakan Peserta didik dan orang tua memandang Bimbingan dan Konseling, sebagai kegiatan yang menakutkan bahkan tak jarang mereka memberi label pemanggilan karena telah melakukan kesalahan. Bahkan wali murid datang ke Ruang Bimbingan dan Konseling, sebelum datang mereka banyak berdebat dengan  anaknya sendiri. Kata Wali Murid, ada apa Ibu/ Bapak dipanggil ke BP/ Sekolah pastinya kamu telah melakukan perbuatan pelanggaran yah?

Selain pelabelan oleh Peserta didik dan Wali murid, BP terkadang terjadi perdebatan dengan Guru dan Wali Kelas. Tugas BP adalah memberi pelayanan agar dapat menjawab kebutuhan Peserta didik dengan mengoptimalkan seluruh sumber daya yang dimiliki oleh satuan Pendidikan. Bermula dengan adanya proses layanan Bimbingan dan Konseling, siswa sedang diberi perlakuan, sudah mulai ada keberanian masuk sekolah dengan absen khusus. Eh tiba-tiba anak mogok lagi ngak mau sekolah alasannya mulai mendapat perlakuan yang kurang menyenangkan dari Guru-guru dan Peserta didik lainnya. Sehingga kerja Guru BK mulai dari awal lagi.

Dalam Kurikulum Merdeka, desain strategi Implementasi Bimbingan konseling dapat berupa program baru, penguatan program yang ada, atau mengubah program yang ada dengan tujuan yang disesuaikan dengan kebutuhan Peserta didik.

Setelah menyimak Dokumen Panduan Implementasi Bimbingan dan Konseling, terdapat empat komponen besar dalam Layanan Bimbingan dan Konseling, yakni layanan dasar, layanan peminatan dan perencanaan individual, layanan responsif dan layanan dukungan sistem.

Saya pelajari Layanan Dasar, yang mana layanan dasar adalah proses membantu siswa secara sistematis dalam mengembangkan pemahaman dan keterampilan sesuai dengan fase perkembangan dan profil pelajar Pancasila yang ingin dicapai. Layana ini diberkan kepada kelompok besar, kelompok kecil maupun individual, dengan tujuan agar siswa dapat memahami tentang berbagai isu pribadi, belajar dan sosial, termasuk di dalamnya isu mengenai perundungan, kekerasan seksual atau pelecehan dan intoleransi.

Layanan Dasar yang dilakukan adalah dengan kelompok besar dengan tujuan memberikan motivasi belajar menuju kesuksesan Asesmen Akhir Jenjang menuju pilihan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi. dilakukan langsung pada siswa kelas IX F. SMP Pasundan 1 Bandung Tahun Pelajaran 2023-2024.

Alasan saya melakukan layanan Dasar, Siswa kelas IX F. SMP Pasundan 1 Bandung Tahun Pelajaran 2023-2024 murid-muridnya memiliki potensi akademik yang sangat tinggi, akan tetapi semangat dan motivasi belajar mengalami penurunan. Hal ini terpatau selama pembelajaran PPKn sesuai dengan pembelajaran yang saya ampu.

Selama proses Layanan BK saya berpegang teguh dengan Etika Profesiona BKl antara lain, kerahasiaan, sukarelaan, keterbukaan,responsif, keaktifan dan kemandirian. 

  • Kerahasiaan maksudnya adalah menjaga informasi tentang diri peserta didik yang menyangkut kehidupan pribadi maupun permasalahan yang sedang dialami sesi berbagi informasi tentang peserta didik harus dilakukan yaitu peserta didik yang bersangkutan sesuai dengan asas kerahasia atau pertimbangan etika profesi dan atau  dilakukan seizin orang tua atau Wali dan peserta didik. 
  • Kesukarelaan dalam arti tidak ada unsur paksaan kepada peserta didik untuk mengikuti program layanan. 
  • Keterbukaan dalam arti Memberikan dan menerima informasi untuk pemecahan masalah peserta didik selama proses pelayanan. 
  • Responsif adalah adalah tidak menunda-nunda dalam memberikan bantuan dengan berbagai alasan. 
  • Keaktifan adalah terus berusaha membangkitkan semangat dan kemandirian peserta didik untuk mampu menyesuaikan diri serta menghadapi tantangan di lingkungan
  • Kedinamisan dalam arti mengikuti tekad agar terjadi perubahan pada diri peserta didik ke arah yang lebih baik sedangkan 
  • Kemandirian adalah mendorong peserta didik untuk mengenal dan menerima diri dan lingkungan serta mampu mengambil keputusan.

Dari etika tersebut di atas, saya mulai menyadari etika tersebut masih belum dilaksanakan dengan maxsimal, sepeerti etika di bawah ini:

  • Kerahasiaan maksudnya adalah menjaga informasi tentang diri peserta didik yang menyangkut kehidupan pribadi maupun permasalahan yang sedang dialami sesi berbagi informasi tentang peserta didik harus dilakukan yaitu peserta didik yang bersangkutan sesuai dengan asas kerahasia atau pertimbangan etika profesi dan atau  dilakukan seizin orang tua atau Wali dan peserta didik. 
  • Kesukarelaan dalam arti tidak ada unsur paksaan kepada peserta didik untuk mengikuti program layanan.

Sementara etika yang sudah menjadi kekuatan saya adalah etika:

  • Keterbukaan dalam arti Memberikan dan menerima informasi untuk pemecahan masalah peserta didik selama proses pelayanan. 
  • Responsif adalah adalah tidak menunda-nunda dalam memberikan bantuan dengan berbagai alasan. 
  • Keaktifan adalah terus berusaha membangkitkan semangat dan kemandirian peserta didik untuk mampu menyesuaikan diri serta menghadapi tantangan di lingkungan
  • Kedinamisan dalam arti mengikuti tekad agar terjadi perubahan pada diri peserta didik ke arah yang lebih baik sedangkan 
  • Kemandirian adalah mendorong peserta didik untuk mengenal dan menerima diri dan lingkungan serta mampu mengambil keputusan.

Dengan kekuatan etika tersebut, keterbukaan, responsif, keaktifan dan kemandirian, murid mulai memperhaikan layanan dasar yang dilaksanakan, merasakan sesuatu manfaat sikap terbuka, lebih responsif serta tekad ingin berubah meuju hal yang lebi baik dan positif dan timbul rasa poercaya diri serta lebih mandiri.

Sementara etika yang perlu ditingkatkan adalah kerahasiaan dan kesukarelaan perlu terus diupayakan serta menghargai perasaan baik siswa maupun orang tua. Jangan bersikap arogan, tetapi mesti hati-hati tidak terjadi paksaan dengan program layanan dasar Bimbingan Konseling.

Dengan adanya layanan Dasar yang dilakukan, saya merasa puas telah membantu siswa, mengarahkan dan mefasilitasi dalam mencari solusi dari permasalahan  yang dihadapi siswa.

Dalam layanan Dasar membantu mengarahkan proses pembelajran yang lebih proaktif , kreatif dan lebih inovatif .

Hal yang sudah dianggap baik adalah siswa mulai, memahami langkah dan sikap yang akan dihadapi menuju kegiatan Asesmen akhir jenjang, dan persiapan menuju Penerimaan Siswa Baru ke jenjang yang lebih tinggi.

Ada beberapa hal yang masih perlu ditingkatkan, yakni pasang surutnya motivasi belajar. Sehingga peran saya selanjutnya terus memantau murid untuk tetap memiliki motivasi yang tinggi dalam belajar dan memberi berbagai fasilitas pelayanan yang prima, sehingga murid kita merasa aman nyaman dan terkendali selama belajar di SMP Pasundan 1 Bandung.

Pelaksanaan Proses layanan saya sapaikan kepada rekan-rekan Guru di SMP Pasundan 1 Bandung terutama pada Komunitas Belajar Rumpu Sosial, Seperti apa tanggapan Mereka? Mari kita lihat Umpan Balik di bawah ini.







Sekian Berbagi Praktik Layanan Dasar yang dilakukan di SMP Pasundan 1 Bandung, mudah-mudahan ada banyak pembelajaran yang bisa dilakukan di lingkungan sekolah tempat saya mengajar yakni Kampus tercinta SMP Pasundan I Bandung. Dan hasilnya dapat meningkatkan Pelayanan Bimbingan Konseling yang endingnya siswa lebih termotivasi untuk belajar.

 Sertifikat PMM










Minggu, 29 Oktober 2023

AKSI NYATA

 DISIPLIN POSITIF 
MEMBUAT KEYAKINAN KELAS



Selama ini saya merasakan ada yang ganjil, biasanya diawal tahun Pelajaran menyampaikan materi yang akan dipelajari satu bahkan dua semester ke depan. Tujuan pembelajaran alat evaluasi serta sistim penilaian. Kemudian  dibuatlah kesepakatan Bersama untuk menghadapi Pelajaran saya.

 

Nampaknya Peserta didik mayoritas menerima perlakuan saya di awal Tahun Pelajaran. Eh ternyata perlakuan seperti ini perserta didik tidak ada suatu keyakinan akan keberhasilan, yang ada adalah suatu paksaan belaka. Peraturan sudah disepakati berisi, perintah, larangan dan sanksi bagi sipelanggar (Peserta didik yang melanggar).

 

Kekeliruan seperti itu membuat saya semakin yakin bahwa peserta didik yang patuh tetap nyaman, peserta didik yang jenuh melakukan disiplin semu, dan peserta didik yang punya keberanian mereka terkadang patuh dan terkadang berontak dengan melakukan pelanggaran. Dan ada peserta didik yang iseng melakukan pelanggaran untuk sekedar cari perhatian.

 

Setelah mempelajari Materi Disiplin diri di PMM, saya semakin yakin pentingnya Keyakinan Kelas, untuk menggantikan Kesepakatan Kelas. Peserta didik  akan lebih tergerak dan bersemangat untuk menjalankan keyakinannya, dari pada hanya sekedar mengikuti serangkaian peraturan tertulis tanpa makna, mereka perlu mendengarkan dan memahami arti sesungguhnya tentang peraturan-peraturan yang diberikan, apa nilai-nilai kebajikan dibalik peraturan tersebut, apa tujuan utamanya, dan menjadi tidak tertarik, atau takut sehingga hanya sekedar mengikuti serangkaian peraturan-peraturan yang mengatur mereka tanpa memahami tujuan mulianya.

 

Saya mulai mempelajari Tahapan menciptakan Program Kebajikan

  1.  Lihat daftar kebajikan yang telah disusun bersama.
  2. Tentukan nilai-nilai kebajikan yang ingin dijadikan perhatian utama di kelas melalui  Curah pendapat dalam kelompok
  3. Sempurnakan beberapa daftar nilai-nilai kebajikan yang utama, bahas kembali dalam kelompok utama.
  4. Buatlah poster atau muat di sosial media keyakinan kelas 

Kemudian Pembentukan Keyakinan Kelas harus memperhatikan:

  1. Keyakinan kelas bersifat lebih ‘abstrak’ daripada peraturan, yang lebih rinci dan konkrit.
  2. Keyakinan kelas berupa pernyataan-pernyataan universal.
  3. Pernyataan keyakinan kelas senantiasa dibuat dalam bentuk positif.
  4. Keyakinan kelas hendaknya tidak terlalu banyak, sehingga mudah diingat dan dipahami oleh    semua warga kelas
  5. Keyakinan kelas sebaiknya sesuatu yang dapat diterapkan di lingkungan tersebut.
  6. Semua warga kelas hendaknya ikut berkontribusi dalam pembuatan keyakinan kelas lewat      kegiatan curah pendapat
  7. Bersedia meninjau kembali keyakinan kelas dari waktu ke waktu.

Prosedur Pembentukan Keyakinan Sekolah/Kelas:

  1. Peserta didik diberi penjelasan awal tentang pentingnya membuat Keyakinan Kelas, yang selama ini mereka kenal tata tertib Kelas/ Kesepakatan Kelas.
  2. Dibuat Kelompok Kajian Kesepakatan Kelas.
  3. Setiap Kelompok dipersilahkan untuk  bercurah pendapat tentang peraturan yang perlu disepakati di kelas.
  4. Mencatat semua masukan-masukan Peserta di papan tulis atau di kertas besar (kertas ukuran poster), di mana semua anggota kelas bisa melihat hasil curah pendapat.
  5. Susunlah keyakinan kelas sesuai prosedur ‘Pembentukan Keyakinan Kelas’. Gantilah kalimat-kalimat dalam bentuk negatif menjadi positif.
  6. Tinjau kembali daftar curah pendapat yang sudah dicatat. Anda mungkin akan mendapati bahwa pernyataan yang tertulis di sana masih banyak yang berupa peraturan-peraturan. Selanjutnya, ajak warga kelas untuk menemukan nilai kebajikan atau keyakinan yang dituju dari peraturan tersebut.
  7. Tinjau ulang Keyakinan Kelas secara bersama-sama. Seharusnya setelah beberapa peraturan telah disatukan menjadi beberapa keyakinan
  8. Setelah keyakinan kelas selesai dibuat, maka semua warga kelas dipersilakan meninjau ulang, dan menyetujuinya dengan menandatangani keyakinan kelas tersebut, termasuk guru dan semua Peserta didik.
  9. Keyakinan Kelas selanjutnya bisa dilekatkan di dinding kelas di tempat yang mudah dilihat semua warga kelas.

Kebijakan Kelas

Keyakinan Kelompok 1, Nilai-nilai yang dibidik (Merdeka dalam Belajar)

  1. Setiap anggota kelas perlu belajar.
  2. Setiap anggota kelas perlu senang.
  3. Setiap anggota kelas perlu melakukan tugas.
  4. Setiap anggota kelas perlu saling menghargai.
  5. Setiap anggota kelas perlu merasa aman.
  6. Setiap anggota Kelas bebas berekpresi

Keyakinan Kelas Kelompok 2,  Nilai-nilai yang dibidik (Harga Diri)

  1. Selalu bersikap positif. Senantiasa menjadi diri terbaik.
  2. Percaya dan menghormati orang lain serta barang  miliknya.
  3. Berkomitmen terhadap setiap tugas.
  4. Senantiasa membantu.
  5. Kesuksesan untuk semua.

Keyakinan Kelas Kelompok 3,  Nilai-nilai yang dibidik (Rasa Aman)

  1. HORMAT: Kami meyakini bahwa sangat penting untuk menghormati               semua orang dan barang milik orang lain
  2. BEKERJA: Kami meyakini bahwa sangat penting untuk mengerjakan  segala pekerjaan atau mengikuti kegiatan yang telah ditugaskan.
  3. DITERIMA DAN DIMILIKI: Kami meyakini bahwa sangat penting untuk merasa diterima pada suatu kelompok dan saling peduli satu dengan yang lain.

Setelah Peserta didik bekerja dalam kelompok dan menghasil tiga kesepakatan pengembangan Nilai-Nilai : Belajar dengan Merdeka, Harga diri dan Rasa Aman, Kemudian bersama-sama Menyusun Poster Komitmen Kesepakatan Kelas IX E SMP Pasundan 1 Bandung. Hasilnya dapat di lihat pada Gambar di bawah ini.

Poster Komitmen
 Kesepakatan Kelas IX E SMP Pasundan 1 Bandung


Fhoto Kegiatan
Penyusunan Komitmen Keyakinan Kelas  
IX E SMP Pasundan 1 Bandung


Umpan Balik
Penyusunan Komitmen Keyakinan Kelas



Saya yakin dengan kegiatan Penyusunan Komitmen Keyakinan Kelas, Peserta didik semakin termotivasi dalam belajar dan semakin disiplin. Sesuai dengan nilai-nilai yang disepakati berdasarkan keyakinan Kelas yakni, Belajar dengan Merdeka, Percaya diri dan Rasa Aman yang lebih utama.

Selamat  Menyusun Keyakinan Kelas Ibu Bapak Guru.!






BAHAN AJAR DAN LKPD

NORMA-NORMA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT Kebutuhan antara satu manusia dengan manusia lainnya tidak selalu sama dan terus berubah. Dengan bany...