GURU BERPRESTASI, GURU BERDEDIKASI,
GURU MENGABDI
RESUME KEDUAPULUH TIGA:
“Acap melempar, akan jatuh
jua. Jika kutanamkan keyakinan, lambat laun akan dapat juga. Apabila kita
merasa yakin dengan mengabdi, kerjakanlah. Lambat laun tujuan pengabdian kita
akan terbayar dengan senyum yang lebih mewah dari kota-kota besar.”
P |
ertemuan
ke-23 telah terbit, pelatihan belajar menulis masih sama seperti biasanya.
Dipenuhi peserta yang antusias, moderator yang pandai mengatur jalannya
diskusi, dan narasumber hebat dari berbagai bidang. Pelatihan kali ini akan
dipandu oleh moderator kawakan grup menulis yakni Mr. Bams. Yang mana pada
malam ini narasumber akan membawakan materi dengan mengangkat tema “Menjadi
Guru Berprestasi dan Berdedikasi di Daerah 3T”.
Berbicara
tentang narasumber, sudahkah kita mengenal beliau? Jika belum, mari kita
berkenalan dahulu dengannya.
Ia
bernama Khamdan Muhaimin, S.Pd., Gr.,
seorang guru muda berprestasi. Beliau
juga merupakan seorang Wakil Kepala Sekolah SMPN 5 Sambi
Rampas, Nusa Tenggara Timur. Dengan bertitel guru, ia tidak hanya mendidik
anak didiknya saja melainkan menjadi panutan untuk rekan sesama guru di
nusantara. Hal ini karena Bapak Khamdan adalah penerima Apresiasi Guru SMP Inspiratif Tingkat Nasional serta penghargaan lain yang tidak
kalah bergengsi.
Apabila mendengar istilah daerah terdepan, terluar,
dan tertinggal, yang terlintas dalam benak adalah gambaran daerah pelosok,
tanpa listrik, akses transportasi yang sulit, geografis yang ekstrem, dan akses
air yang tidak memadai. Ya, menurut beliau gambaran tersebut tidak jauh berbeda
dengan apa yang kita bayangkan. Berikut foto tempat narasumber melakukan
program SM-3T.
IRONIS memang, tetapi inilah jalan pengabdian. Menurutnya,
untuk tinggal di tempat tersebut ia harus mematuhi adat-istiadat yang telah
mengakar pada kehidupan mereka. Selain adat istiadat, ia pun mengatakan kondisi
sehari-hari di sana Pertama, untuk bepergian ke kota dibutuhkan waktu empat
jam. Kedua, penduduk setempat bercocok tanam dengan menanam berbagai kebutuhan
sayur sehari-hari semisal singkong, kubis, labu, pepaya, dan kacang panjang.
Sementara lauknya, penduduk mengonsumsi ikan asin, ikan basah, dan ayam
pedagig. Apabila musim bertelur, telur akan dipadupadankan dengan mi instan.
- Irong, tidak boleh berteriak, menyalakan api dan ribut selama 1-2 hari. Tujuanya agar hasil panen melimpah.
- Acara Mbaru Dor adalah acara memasuki rumah baru mereka menggunakan berbagai acara adat.
- Kepok Tuak adalah adat menyambut kedatangan tamu dengan berbicara adat menggunakan tuak, rokok, dan ayam kampung. Ungkapan tersebut adalah ungkapan ketulusan dan kegembiraan penduduk setempat saat menerima dan menyambut tamu baru.
- Makan padi baru, acara pesta sekolah, dan lainnya.
ADAT ISTIADAT di atas beliau patuhi selama
berada di pelosok. Ia sempat kebingungan di awal kedatangan. Namun, pada waktu
selanjutnya ia mampu beradaptasi sedikit demi sedikit. Lalu alasan apa yang
membawa beliau menjadi narasumber?
Alasannya karena Pak Khamdan adalah orang yang mampu
melihat kesempatan dalam situasi yang tidak menyenangkan atau situasi
sehari-harinya yang mungkin tidak dirasakan kebanyakan orang menjadi sebuah
peluang. Ia menuliskan kisahnya selama program pada tahun 2016, setahun setelah
ia memilih mengabdi. Beliau menulis masalah pendidikan di daerah terpencil
mulai dari masalah, tantangan, dan solusi ke depannya. Ini dilakukan agar
pemerintah memperhatikan keadaan sekolah dan pendidikan di daerah 3T yang serba
kekurangan.
Identitasnya sebagai guru mengabdi begitu melekat
padanya. Ia mampu menjadi guru berprestasi melalui tulisan dan juga tekadnya.
Selain itu, ia menjadi panutan rekan sesama guru se-Indonesia berkat
dedikasinya yang tidak henti. Bahkan atas apresiasi beliau terhadap pendidikan
di daerah 3T, kini ia mampu mendirikan Rumah Belajar. Di sana anak-anak akan
diperkenakan untuk belajar, les matematika, membaca buku, menggambar, olahraga,
dan bermain teka-teki. Tidak sampai di situ, ia pun memperbolehkan anak
didiknya mengoperasikan laptop dan internet gratis di Rumah Belajar setiap
pukul 19.30 WITA.
Aksinya yang nyata ini menjadi sorotan Duta Baca
Indonesia, Najwa Shihab. Najwa bahkan pernah mengirimkan buku untuk rumah
tersebut dan mempromosikannya lewat media sosial.
BENTUK SUMBANGSIH lain yang dilakukan Pak
Khamdan adalah mengajukan proposal pengadaan ke instansi pemerintah dan swasta.
Pengadaan itu meliputi seragam sekolah, buku bacaan, alat tulis, alat salat,
Al-quran, dan alas salat untuk diserahkan ke Masjid Fathillah. Selain untuk pendidikan,
sebagai guru mengabdi ia berdedikasi dengan membuatkan dua sumber mata air dan
empat bak penampung air untuk warga yang kesulitan air di daerah tersebut.
Rasa-rasanya prestasi dan kekaguman kepada beliau tidak cukup sampai di situ saja. Beliau membuat sebuah terobosan dalam menginisiasi pemerintah dan penduduk soal sekolah berbasis digital yang bernama Computer Based Test Offline. Program tersebut bahkan digunakan dalam pemilihan ketua OSIS secara offline pertama kali di sekolah dan Kabupaten Manggarai Timur. Program ini berbasis digital tetapi tanpa menggunakan jaringan internet.
Atas prestasi, dedikasi, dan pengabdiannya beliau
dinobatkan sebagai Guru SMP Inspiratif Tingkat Nasional tahun 2020 yang
diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal GTK Kemendikbud RI.
AKHIR KATA, beliau terus memotivasi kami bahwa antara bekerja dan berkarya tidak ada sekat, yang ada hanyalah keikhlasan. Titik nyaman belum tentu membawa kebahagiaan. Justru, tantangan dan hambatanlah yang membuat kita lebih bijak. Dengan begitu, setiap perjalanan akan selalu diawali keikhlasan dan diakhiri keberkahan yang tidak diduga-duga.
“Guru layaknya prajurit di
medan perang. Selama setiap bagian tubuh masih dapat berfungsi. Maka, tugas
guru tidak pernah berhenti.”
Salam Literasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar