Jumat, 26 Februari 2021

IKHLAS YANG TAK BERBATAS

                                                     IKHLAS YANG TAK BERBATAS

RESUME KEDUAPULUH DUA:

Oleh Ati Rohaeti




 “Pangsa menunjukkan bangsa. Kelakuan (perkataan dan sebagainya) seseorang menunjukkan tinggi rendahnya budi pekerti (asal dan sebagainya). Semakin seseorang berdedikasi pada kebaikan, entah itu ucapan atau tindakannya. Maka, orang tersebut akan menjadi seseorang yang dicintai oleh banyak orang.”

A

lhamdulillah, kiranya ungkapan tersebut adalah ungkapan terbaik untuk menunjukkan rasa syukur atas karunia Tuhan Pemilik Semesta. Syukur yang tidak henti kami panjatkan ke haribaan-Nya yang semata-mata selalu memberikan kami kesempatan mencicipi banyaknya nikmat duniawi.

Nikmat yang dicicipi sedikit demi sedikit, seteguk demi seteguk laiknya makan dan minum haruslah dihargai dan disyukuri. Sama halnya dengan nikmat serba kekurangan yang mungkin itulah jalan menaikkan derajat seseorang. Jika seseorang diberi nikmat, rasa syukur dipanjatkan. Sementara jika kita diberi cobaan, yang dipanjatkan tetap rasa syukur disertai keikhlasan.

Belajar ikhlas memanglah tidak mudah. Apalagi kita yang kadung memperlihatkan betapa superiornya diri ini. Ampun, semoga saya atau kawan-kawan pelatihan belajar menulis dijauhkan dari sifat tersebut. Amin.

Prolog tadi cukup membuka pikiran dan hati kita untuk merefleksikan diri. Apabila pelatihan belajar menulis sebelumnya diisi dengan cara menulis hingga menerbitkan. Pada pelatihan malam ini akan diisi dengan jejak hidup orang hebat. Sebelum itu, ingin saya kenalkan kembali moderator yang hilir-mudik pada Pelatihan Belajar Menulis PGRI yakni Ibu Aam Nurhasanah. Sementara orang hebat yang akan menceritakan jejak hidupnya ialah Bapak Dede Suryana, S.Pd., MM. Kita mulai menelusuri cerita jejak hidup beliau, selamat membaca kisahnya!

Berawal dari pelatihan menulis gelombang ke-17 membawa Bapak Dede atau Abah –sapaan akrabnya— menjadi motivator pada malam ini. Ya, malam yang menginjak pertemuan ke-22. Tidak disangka, Senin (22/2) menjadi hari di mana saya dan peserta lainnya mendengar jejak hidup dan motivasi yang selama ini beliau terapkan. Pelatihan yang membawa tema “Motivasi Berprestasi” ini diisi dengan torehan prestasi dan aksi yang telah dilakukan Abah.

ABAH, sejak tadi kita membicarakan Bapak Dede Suryana, S.Pd., MM., tetapi apakah kita mengenal sosok beliau? Biar saya hangatkan kembali memori kita tentang sosok beliau. Beliau adalah sosok low profile atau sederhana. Sibuk menjalani hidupnya dengan kesederhanaan dan lillahi ta’ala. Ia meyakini bahwa segala pencapaian dalam hidupnya semata-mata adalah rencana Allah Swt.

Sosok sederhana dan taat tidak cukup menggambarkan Abah. Prestasinya yang tidak main-main adalah sosok beliau lainnya. Ia pernah mendapatkan penghargaan sebagai Guru Insipiratif Nasional dan Penghargaan Satya Pratama Penggiat Inklusif. Itu adalah sekian dari banyaknya torehan prestasi Bapak Dede Suryana.

kegiatan di kelas inklusi

 Semangat dan komitmennya atas prinsip yang ia pegang teguh menjadikan beliau sosok yang hebat dan mampu menjadi motivator di antara banyaknya orang hebat. Jika mengingat kembali jejak hidup beliau, rasanya malu apabila saya tidak ikut-ikutan untuk mengamalkan setiap motivasi hidup yang ia berikan.

SAYA ingat apabila sudah masuk waktu pengumpulan tugas dan urusan-urusan dunia lainnya. Saya dibuat pusing tujuh keliling, terutama beban emosional yang membutuhkan energi ekstra. Jika boleh mengeluh, saya terkadang jenuh dengan tumpang tindihnya pekerjaan sebagai guru dan ibu rumah tangga. Namun saya sadar kembali, itu hanya sebuah uji coba bagi kita tentang seberapa kuat kita menanggung segala hal tersebut. Buktinya, hingga saat ini saya masih dapat mengikuti pelatihan belajar menulis tanpa kekurangan apapun.

Ini adalah pelatihan dunia nyata yang sesungguhnya. Kita dihadapkan dengan banyak uji coba dan tantangan dalam hidup. Keikhlasan akan menjadi taruhan dari setiap keberhasilan dan kegagalan. Bagi orang-orang yang kreatif dan cerdas kegagalan adalah kesempatan yang berpotensi. Itu bukanlah sebuah alasan melainkan kesempatan kedua agar kita siap mengatur waktu, tenaga, dan pikiran agar dapat digunakan dengan baik.

Apabila hal-hal tadi kita gunakan dengan baik artinya segala yang diberikan Allah Swt., dipergunakan sesuai rencana-Nya, seperti prinsip Abah. Prinsip di mana rencana Tuhan adalah rencana terbaik. Keikhlasan adalah sesuatu yang tidak berbatas. Berikut motivasi yang beliau berikan sebagai bagian jejak hidupnya.

1.      Cintai pekerjaan/profesimu sepenuh hati.

2.      Guru adalah profesi mulia karena hampir semua profesi membutuhkan guru.

3.      Guru adalah fasilitator dan pelayan bagi peserta didiknya dalam kegiatan pembelajaran.

4.      Guru zaman now adalah guru yg harus nyaman di dalam zona ketidaknyamanan.

5.      Guru adalah pembelajar yang tidak berkesudahan.

6.  Catat apa yang harus dikerjakan dan kerjakan yang sudah dicatat (tidak menunda pekerjaan; dokumentasikan kegiatan dalam sebuah tulisan dan itu akan menjadi bonus tambahan).

7.      Ciri orang yang berpikir adalah bertanya.

MOTIVASI tersebut akan menjadi hantaman besar dalam hidup saya. Di mana saya bertanya, apakah saya sudah hidup dengan keyakinan dan keikhlasan, apakah saya menjalankan profesi dengan semestinya, atau apakah saya sudah mengerahkan potensi saya sedemikian rupa. Pertanyaan tersebut akan terjawab jika saya menjadikan motivasi tersebut jalan hidup ke depannya. Dengan begitu, saya tidak akan tersesat dalam lembah yang tidak berdasar.

Teringat kembali tugas profesi saya sebagai agent of change. Saya bersepakat dengan ungkapan bahwa guru adalah agen perubahan bagi masyarakat. Bahkan Abah pun berprinsip demikian, sebab, pengaruh guru sangatlah berdampak. Dalam kehidupan Abah misalnya, anak beliau seringkali mengatakan kata Ibu/Bapak guru begini atau begitu, mereka dengan antusias menyebutkan setiap instruksi dari guru-gurunya. Padahal dalam lingkungan keluarga hal tersebut sudah diajarkan. Namun, anak-anak lebih senang mendengarkan gurunya dibanding orang tua. Jelas sekali bahwa peran guru tidaklah terbatas.


GURU adalah pekerjaan yang memberikan imbalan tidak cukup pada dunia saja. Besarnya imbalan guru adalah surga-Nya apabila ajaran baik dan keikhlasan yang diutamakan dalam mendidik. Bukankah ini sebuah keistimewaan yang luar biasa? Bahkan dalam hadis Nabi Muhammad saw., disebutkan “Akan terputus pahala dari anak Adam setelah mati kecuali tiga perkara: anak saleh/salehah, sadaqoh jariyah, dan ilmu yang bermanfaat”. Semoga kita tergolong di dalamnya. Amin.

Kembali lagi pada prinsip Abah. Ikhlas, ikhlas, dan ikhlas. Biarlah Tuhan yang mengatur jalan kita. Sementara sebagai hamba-Nya cukup bertawakal dalam menjalani kehidupan. Anggap saja salah satu dari mereka adalah pembuka pintu surga untuk kita kelak. Ketika mendengar ini saya menitikan air mata yang sudah tidak terbendung. Betapa indahnya menjalani kehidupan jika mengikuti rencana-Nya. Ingatlah nasihat Ali bin Abi Thalib:

Yakinlah, ada sesuatu yang menantimu setelah sekian banyak kesabaran yang akan membuatmu terpanah hingga kau lupa betapa pedihnya rasa sakit.”


Sedikitnya gaji guru apabila penuh keberkahan di dalamnya akan terasa nikmat. Pengalaman ini bahkan sudah pernah saya rasakan. Setidaknya saya mengerti betul bahwa kepasrahan dan upaya keras kita akan selalu didengar oleh Allah Swt. Ikhlaskan, maka segalanya akan berjalan dengan penuh kenikmatan dunia dan akhirat. Abah mengatakan:

“Fardu tersambung, sunah terbawa. Jangan pernah lelah belajar dan mencari ilmu karena akan lebih lelah dan tersiksa apabila di kemudian hari kita tidak memiliki ilmu. Cintai profesi kita, insyaallah nanti akan datang takqir baik yang misterius.”

Sekian cerita jejak hidup Abah dan motivasi berprestasi alanya. Saya ucapkan banyak-banyak terima kasih telah berkesempatan bertemu dan berbagi. Tidak ada yang lebih puas dibanding mengikuti jalannya beliau. Yuk amalkan motivasi itu untuk kesuksesan kita dan prestasi kita yang sudah di depan mata!

Nikmati prosesnya, syukuri hasilnya, hingga kita lupa kerikil tajam yang pernah kita injak dan pahitnya jamu yang pernah kita telan.

 

Salam Literasi.

Tidak ada komentar:

BAHAN AJAR DAN LKPD

NORMA-NORMA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT Kebutuhan antara satu manusia dengan manusia lainnya tidak selalu sama dan terus berubah. Dengan bany...