Jumat, 26 Februari 2021

Sanggar Belajar di Kantor RW 04 Lingkungan Pasteu Sukajadi Kota Bandung Saat Pandemi Covid-19.

Sanggar Belajar di Kantor RW 04 Lingkungan Pasteu Sukajadi Kota Bandung Saat Pandemi Covid-19.

Oleh

Ati Rohaeti, M.Pd

Wakakur SMP Pasundan 1 Kota Bandung

Kamis 25, Februari 2021 Jam 07.00 saya tidak berangkat ke sekolah karena kebetulan jadwal Work Froom Home (WFH) sehingga kegiatan pembelajaran di laksanakan dari rumah secara daring. Kebetulan tugas saya saat iru sebagai Supervisor untuk Mapel Informatika yang diampu oleh Bapak Ridwan Abdurodjak, S.T.

Kegiatan Supervisi berlangsung dua jam dan berakhir jam 09.00. Selanjutnya saya membuat Laporan Kegiatan Supervisi sebagai data atau catatan sementara untuk ditindak lanjuti dengan kegiatan post Supervisi (Wawancara). untuk melihat laporan Supervisi bisa di kunjungi di link di bawah ini.

http://atirohaeti67.blogspot.com/2021/02/supervisi-memperkuat-komitmen-dalam.html.


Jam  sepuluh selesai tugas supervisi dan membuat laporan yang tertuang dalam blog pribadi saya, kemudian melanjutkan ativitas lainnya yakni berjemur sambil berlari-lari kecil di belakang rumah tempat tinggal saya.

Saat itu terdengar kegiatan belajar di sanggar RW 04 yang tidak jauh 



Saat berjemur terdengar kegiatan belajar di sanggar Kantor RW 04 yang berdekatan dengan rumah saya. Tanpa berlama-lama langsung saya mengunjungi kangtor RW 04 Jalan Jurang Pasteu Sukajadi Kota Bandung.

Kantor yang sangat resik dan rapio tertata. dengan sentuhan tangan para seniman terlihat gambar lukisan yang sangat indah diding kator RW 04 tersebut. yang sangat unik dan menarik bagi saya adalah terlaksananya program  Pembelajaran Luring (Padaringan)  melalu TV 132

.

Dokumentasi saat berkunjung ke Kantor RW 04

Jalan Jurang Kelurahan Pasteur Sukajadi Kota Bandung

 

Program Pembelajaran Luring (Padaringan) yang berada di sanggar RW, masih belum maksimal dalam penggunaannya, Menurut saya ada yang perlu di benahi, antara lain:

1.   Jadwal pelajaran di sekolah harus sesuai dengan jadwal yang ada di padaringan

2.   Program Sekolah yang padat sehingga Peserta didik tidak sempat mengikuti Pembelajaran Padaringan  di Sanggar Belajar Kantor RW.

3.   Guru perlu memberi penugasan untuk menonton Padaringan di Sanbggar Belajar Kantor RW.

 

GURU BERPRESTASI, GURU BERDEDIKASI,

GURU MENGABDI

RESUME KEDUAPULUH TIGA:

 


“Acap melempar, akan jatuh jua. Jika kutanamkan keyakinan, lambat laun akan dapat juga. Apabila kita merasa yakin dengan mengabdi, kerjakanlah. Lambat laun tujuan pengabdian kita akan terbayar dengan senyum yang lebih mewah dari kota-kota besar.”

 

P

ertemuan ke-23 telah terbit, pelatihan belajar menulis masih sama seperti biasanya. Dipenuhi peserta yang antusias, moderator yang pandai mengatur jalannya diskusi, dan narasumber hebat dari berbagai bidang. Pelatihan kali ini akan dipandu oleh moderator kawakan grup menulis yakni Mr. Bams. Yang mana pada malam ini narasumber akan membawakan materi dengan mengangkat tema “Menjadi Guru Berprestasi dan Berdedikasi di Daerah 3T”.

 

Berbicara tentang narasumber, sudahkah kita mengenal beliau? Jika belum, mari kita berkenalan dahulu dengannya.

 

Ia bernama Khamdan Muhaimin, S.Pd., Gr., seorang guru muda berprestasi.  Beliau juga merupakan seorang Wakil Kepala Sekolah SMPN 5 Sambi Rampas, Nusa Tenggara Timur. Dengan bertitel guru, ia tidak hanya mendidik anak didiknya saja melainkan menjadi panutan untuk rekan sesama guru di nusantara. Hal ini karena Bapak Khamdan adalah penerima Apresiasi Guru SMP Inspiratif Tingkat Nasional serta penghargaan lain yang tidak kalah bergengsi.

 Di balik kesuksesan beliau, ada darah, keringat, dan air mata yang dicurahkan. Siapa sangka dengan usianya yang muda, beliau menempuh perjalanan sebagai guru dengan menjadi salah satu peserta program Sarjana Mendidik di Daerah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal (SM-3T). Program tersebut merupakan program afirmasi yang diberikan pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk memenuhi kebutuhan guru di daerah-daerah pelosok se-Indonesia. Narasumber mengikuti program tersebut pertama kali pada tahun 2015. Lalu, berlanjut hingga saat ini.

Apabila mendengar istilah daerah terdepan, terluar, dan tertinggal, yang terlintas dalam benak adalah gambaran daerah pelosok, tanpa listrik, akses transportasi yang sulit, geografis yang ekstrem, dan akses air yang tidak memadai. Ya, menurut beliau gambaran tersebut tidak jauh berbeda dengan apa yang kita bayangkan. Berikut foto tempat narasumber melakukan program SM-3T.


IRONIS memang, tetapi inilah jalan pengabdian. Menurutnya, untuk tinggal di tempat tersebut ia harus mematuhi adat-istiadat yang telah mengakar pada kehidupan mereka. Selain adat istiadat, ia pun mengatakan kondisi sehari-hari di sana Pertama, untuk bepergian ke kota dibutuhkan waktu empat jam. Kedua, penduduk setempat bercocok tanam dengan menanam berbagai kebutuhan sayur sehari-hari semisal singkong, kubis, labu, pepaya, dan kacang panjang. Sementara lauknya, penduduk mengonsumsi ikan asin, ikan basah, dan ayam pedagig. Apabila musim bertelur, telur akan dipadupadankan dengan mi instan.

 Di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung. Di mana kita berada, maka wajib bagi kita menghormati adat istiadat yang berlaku di sana. Demikian juga yang dialami Pak Khamdan selama program SM-3T. Ia mesti menyesuaikan dengan keadaan dan adat yang ada. Bahkan beliau dengan penuh dedikasi dan rasa hormat mempelajari kebiasaan penduduk. Berikut beberapa adat yang biasa masyarakat lakukan.

  1. Irong, tidak boleh berteriak, menyalakan api dan ribut selama 1-2 hari. Tujuanya agar hasil panen melimpah.
  2. Acara Mbaru Dor adalah acara memasuki rumah baru mereka menggunakan berbagai acara adat.
  3. Kepok Tuak adalah adat menyambut kedatangan tamu dengan berbicara adat menggunakan tuak, rokok, dan ayam kampung. Ungkapan tersebut adalah ungkapan ketulusan dan kegembiraan penduduk setempat saat menerima dan menyambut tamu baru.
  4. Makan padi baru, acara pesta sekolah, dan lainnya.

ADAT ISTIADAT di atas beliau patuhi selama berada di pelosok. Ia sempat kebingungan di awal kedatangan. Namun, pada waktu selanjutnya ia mampu beradaptasi sedikit demi sedikit. Lalu alasan apa yang membawa beliau menjadi narasumber?

Alasannya karena Pak Khamdan adalah orang yang mampu melihat kesempatan dalam situasi yang tidak menyenangkan atau situasi sehari-harinya yang mungkin tidak dirasakan kebanyakan orang menjadi sebuah peluang. Ia menuliskan kisahnya selama program pada tahun 2016, setahun setelah ia memilih mengabdi. Beliau menulis masalah pendidikan di daerah terpencil mulai dari masalah, tantangan, dan solusi ke depannya. Ini dilakukan agar pemerintah memperhatikan keadaan sekolah dan pendidikan di daerah 3T yang serba kekurangan.

Identitasnya sebagai guru mengabdi begitu melekat padanya. Ia mampu menjadi guru berprestasi melalui tulisan dan juga tekadnya. Selain itu, ia menjadi panutan rekan sesama guru se-Indonesia berkat dedikasinya yang tidak henti. Bahkan atas apresiasi beliau terhadap pendidikan di daerah 3T, kini ia mampu mendirikan Rumah Belajar. Di sana anak-anak akan diperkenakan untuk belajar, les matematika, membaca buku, menggambar, olahraga, dan bermain teka-teki. Tidak sampai di situ, ia pun memperbolehkan anak didiknya mengoperasikan laptop dan internet gratis di Rumah Belajar setiap pukul 19.30 WITA.

Aksinya yang nyata ini menjadi sorotan Duta Baca Indonesia, Najwa Shihab. Najwa bahkan pernah mengirimkan buku untuk rumah tersebut dan mempromosikannya lewat media sosial.



BENTUK SUMBANGSIH lain yang dilakukan Pak Khamdan adalah mengajukan proposal pengadaan ke instansi pemerintah dan swasta. Pengadaan itu meliputi seragam sekolah, buku bacaan, alat tulis, alat salat, Al-quran, dan alas salat untuk diserahkan ke Masjid Fathillah. Selain untuk pendidikan, sebagai guru mengabdi ia berdedikasi dengan membuatkan dua sumber mata air dan empat bak penampung air untuk warga yang kesulitan air di daerah tersebut.


Rasa-rasanya prestasi dan kekaguman kepada beliau tidak cukup sampai di situ saja. Beliau membuat sebuah terobosan dalam menginisiasi pemerintah dan penduduk soal sekolah berbasis digital yang bernama Computer Based Test Offline. Program tersebut bahkan digunakan dalam pemilihan ketua OSIS secara offline pertama kali di sekolah dan Kabupaten Manggarai Timur. Program ini berbasis digital tetapi tanpa menggunakan jaringan internet.

Atas prestasi, dedikasi, dan pengabdiannya beliau dinobatkan sebagai Guru SMP Inspiratif Tingkat Nasional tahun 2020 yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal GTK Kemendikbud RI.


AKHIR KATA, beliau terus memotivasi kami bahwa antara bekerja dan berkarya tidak ada sekat, yang ada hanyalah keikhlasan. Titik nyaman belum tentu membawa kebahagiaan. Justru, tantangan dan hambatanlah yang membuat kita lebih bijak. Dengan begitu, setiap perjalanan akan selalu diawali keikhlasan dan diakhiri keberkahan yang tidak diduga-duga.

“Guru layaknya prajurit di medan perang. Selama setiap bagian tubuh masih dapat berfungsi. Maka, tugas guru tidak pernah berhenti.”

Salam Literasi.

IKHLAS YANG TAK BERBATAS

                                                     IKHLAS YANG TAK BERBATAS

RESUME KEDUAPULUH DUA:

Oleh Ati Rohaeti




 “Pangsa menunjukkan bangsa. Kelakuan (perkataan dan sebagainya) seseorang menunjukkan tinggi rendahnya budi pekerti (asal dan sebagainya). Semakin seseorang berdedikasi pada kebaikan, entah itu ucapan atau tindakannya. Maka, orang tersebut akan menjadi seseorang yang dicintai oleh banyak orang.”

A

lhamdulillah, kiranya ungkapan tersebut adalah ungkapan terbaik untuk menunjukkan rasa syukur atas karunia Tuhan Pemilik Semesta. Syukur yang tidak henti kami panjatkan ke haribaan-Nya yang semata-mata selalu memberikan kami kesempatan mencicipi banyaknya nikmat duniawi.

Nikmat yang dicicipi sedikit demi sedikit, seteguk demi seteguk laiknya makan dan minum haruslah dihargai dan disyukuri. Sama halnya dengan nikmat serba kekurangan yang mungkin itulah jalan menaikkan derajat seseorang. Jika seseorang diberi nikmat, rasa syukur dipanjatkan. Sementara jika kita diberi cobaan, yang dipanjatkan tetap rasa syukur disertai keikhlasan.

Belajar ikhlas memanglah tidak mudah. Apalagi kita yang kadung memperlihatkan betapa superiornya diri ini. Ampun, semoga saya atau kawan-kawan pelatihan belajar menulis dijauhkan dari sifat tersebut. Amin.

Prolog tadi cukup membuka pikiran dan hati kita untuk merefleksikan diri. Apabila pelatihan belajar menulis sebelumnya diisi dengan cara menulis hingga menerbitkan. Pada pelatihan malam ini akan diisi dengan jejak hidup orang hebat. Sebelum itu, ingin saya kenalkan kembali moderator yang hilir-mudik pada Pelatihan Belajar Menulis PGRI yakni Ibu Aam Nurhasanah. Sementara orang hebat yang akan menceritakan jejak hidupnya ialah Bapak Dede Suryana, S.Pd., MM. Kita mulai menelusuri cerita jejak hidup beliau, selamat membaca kisahnya!

Berawal dari pelatihan menulis gelombang ke-17 membawa Bapak Dede atau Abah –sapaan akrabnya— menjadi motivator pada malam ini. Ya, malam yang menginjak pertemuan ke-22. Tidak disangka, Senin (22/2) menjadi hari di mana saya dan peserta lainnya mendengar jejak hidup dan motivasi yang selama ini beliau terapkan. Pelatihan yang membawa tema “Motivasi Berprestasi” ini diisi dengan torehan prestasi dan aksi yang telah dilakukan Abah.

ABAH, sejak tadi kita membicarakan Bapak Dede Suryana, S.Pd., MM., tetapi apakah kita mengenal sosok beliau? Biar saya hangatkan kembali memori kita tentang sosok beliau. Beliau adalah sosok low profile atau sederhana. Sibuk menjalani hidupnya dengan kesederhanaan dan lillahi ta’ala. Ia meyakini bahwa segala pencapaian dalam hidupnya semata-mata adalah rencana Allah Swt.

Sosok sederhana dan taat tidak cukup menggambarkan Abah. Prestasinya yang tidak main-main adalah sosok beliau lainnya. Ia pernah mendapatkan penghargaan sebagai Guru Insipiratif Nasional dan Penghargaan Satya Pratama Penggiat Inklusif. Itu adalah sekian dari banyaknya torehan prestasi Bapak Dede Suryana.

kegiatan di kelas inklusi

 Semangat dan komitmennya atas prinsip yang ia pegang teguh menjadikan beliau sosok yang hebat dan mampu menjadi motivator di antara banyaknya orang hebat. Jika mengingat kembali jejak hidup beliau, rasanya malu apabila saya tidak ikut-ikutan untuk mengamalkan setiap motivasi hidup yang ia berikan.

SAYA ingat apabila sudah masuk waktu pengumpulan tugas dan urusan-urusan dunia lainnya. Saya dibuat pusing tujuh keliling, terutama beban emosional yang membutuhkan energi ekstra. Jika boleh mengeluh, saya terkadang jenuh dengan tumpang tindihnya pekerjaan sebagai guru dan ibu rumah tangga. Namun saya sadar kembali, itu hanya sebuah uji coba bagi kita tentang seberapa kuat kita menanggung segala hal tersebut. Buktinya, hingga saat ini saya masih dapat mengikuti pelatihan belajar menulis tanpa kekurangan apapun.

Ini adalah pelatihan dunia nyata yang sesungguhnya. Kita dihadapkan dengan banyak uji coba dan tantangan dalam hidup. Keikhlasan akan menjadi taruhan dari setiap keberhasilan dan kegagalan. Bagi orang-orang yang kreatif dan cerdas kegagalan adalah kesempatan yang berpotensi. Itu bukanlah sebuah alasan melainkan kesempatan kedua agar kita siap mengatur waktu, tenaga, dan pikiran agar dapat digunakan dengan baik.

Apabila hal-hal tadi kita gunakan dengan baik artinya segala yang diberikan Allah Swt., dipergunakan sesuai rencana-Nya, seperti prinsip Abah. Prinsip di mana rencana Tuhan adalah rencana terbaik. Keikhlasan adalah sesuatu yang tidak berbatas. Berikut motivasi yang beliau berikan sebagai bagian jejak hidupnya.

1.      Cintai pekerjaan/profesimu sepenuh hati.

2.      Guru adalah profesi mulia karena hampir semua profesi membutuhkan guru.

3.      Guru adalah fasilitator dan pelayan bagi peserta didiknya dalam kegiatan pembelajaran.

4.      Guru zaman now adalah guru yg harus nyaman di dalam zona ketidaknyamanan.

5.      Guru adalah pembelajar yang tidak berkesudahan.

6.  Catat apa yang harus dikerjakan dan kerjakan yang sudah dicatat (tidak menunda pekerjaan; dokumentasikan kegiatan dalam sebuah tulisan dan itu akan menjadi bonus tambahan).

7.      Ciri orang yang berpikir adalah bertanya.

MOTIVASI tersebut akan menjadi hantaman besar dalam hidup saya. Di mana saya bertanya, apakah saya sudah hidup dengan keyakinan dan keikhlasan, apakah saya menjalankan profesi dengan semestinya, atau apakah saya sudah mengerahkan potensi saya sedemikian rupa. Pertanyaan tersebut akan terjawab jika saya menjadikan motivasi tersebut jalan hidup ke depannya. Dengan begitu, saya tidak akan tersesat dalam lembah yang tidak berdasar.

Teringat kembali tugas profesi saya sebagai agent of change. Saya bersepakat dengan ungkapan bahwa guru adalah agen perubahan bagi masyarakat. Bahkan Abah pun berprinsip demikian, sebab, pengaruh guru sangatlah berdampak. Dalam kehidupan Abah misalnya, anak beliau seringkali mengatakan kata Ibu/Bapak guru begini atau begitu, mereka dengan antusias menyebutkan setiap instruksi dari guru-gurunya. Padahal dalam lingkungan keluarga hal tersebut sudah diajarkan. Namun, anak-anak lebih senang mendengarkan gurunya dibanding orang tua. Jelas sekali bahwa peran guru tidaklah terbatas.


GURU adalah pekerjaan yang memberikan imbalan tidak cukup pada dunia saja. Besarnya imbalan guru adalah surga-Nya apabila ajaran baik dan keikhlasan yang diutamakan dalam mendidik. Bukankah ini sebuah keistimewaan yang luar biasa? Bahkan dalam hadis Nabi Muhammad saw., disebutkan “Akan terputus pahala dari anak Adam setelah mati kecuali tiga perkara: anak saleh/salehah, sadaqoh jariyah, dan ilmu yang bermanfaat”. Semoga kita tergolong di dalamnya. Amin.

Kembali lagi pada prinsip Abah. Ikhlas, ikhlas, dan ikhlas. Biarlah Tuhan yang mengatur jalan kita. Sementara sebagai hamba-Nya cukup bertawakal dalam menjalani kehidupan. Anggap saja salah satu dari mereka adalah pembuka pintu surga untuk kita kelak. Ketika mendengar ini saya menitikan air mata yang sudah tidak terbendung. Betapa indahnya menjalani kehidupan jika mengikuti rencana-Nya. Ingatlah nasihat Ali bin Abi Thalib:

Yakinlah, ada sesuatu yang menantimu setelah sekian banyak kesabaran yang akan membuatmu terpanah hingga kau lupa betapa pedihnya rasa sakit.”


Sedikitnya gaji guru apabila penuh keberkahan di dalamnya akan terasa nikmat. Pengalaman ini bahkan sudah pernah saya rasakan. Setidaknya saya mengerti betul bahwa kepasrahan dan upaya keras kita akan selalu didengar oleh Allah Swt. Ikhlaskan, maka segalanya akan berjalan dengan penuh kenikmatan dunia dan akhirat. Abah mengatakan:

“Fardu tersambung, sunah terbawa. Jangan pernah lelah belajar dan mencari ilmu karena akan lebih lelah dan tersiksa apabila di kemudian hari kita tidak memiliki ilmu. Cintai profesi kita, insyaallah nanti akan datang takqir baik yang misterius.”

Sekian cerita jejak hidup Abah dan motivasi berprestasi alanya. Saya ucapkan banyak-banyak terima kasih telah berkesempatan bertemu dan berbagi. Tidak ada yang lebih puas dibanding mengikuti jalannya beliau. Yuk amalkan motivasi itu untuk kesuksesan kita dan prestasi kita yang sudah di depan mata!

Nikmati prosesnya, syukuri hasilnya, hingga kita lupa kerikil tajam yang pernah kita injak dan pahitnya jamu yang pernah kita telan.

 

Salam Literasi.

Rabu, 24 Februari 2021

 

Supervisi Memperkuat Komitmen Dalam Mengajar

Catatan Supervisi, 25 Februari 2021

Oleh:  Ati Rohaeti


Dokumen Pribadi saat Supervisi Mapel Informatika di Kls VIII D

Jam 08.00-09.00

Awal melalui Japri janjian untuk melakdanakan G-Meet dalam  kegiatan Supervisi Informatika mata pelajaran yang diampu oleh Bapa Ridwan Abdurodjak, S T.

Saya tergesa-gesa menhyelesaikan pekerjaan rutin sebagai Ibu Rumah tangga, Dengan  dibantu oleh para asisten antara lain Putri saya No 4 bernama Luthfiah Nurur Fatimah. Keponakan dari Cirebon yang sedang sekolah di SMA Kota Bandung beliau berdua setiap pagi membantu pekerjaan saya sebagai Ibu Rumah Tangga.

Kerjasama yang bagus dalam menyelesaikan tugas rutin membuat pekerjaan cepet selesai dan setidaknya mengurangi beban tugas di pundak seseorang. Kemudian dengan  kekompakan, rasa tanggung jawab dan penuh semangat pekerjaan itu beres juga.

Tugas rumah beres, langsung mempersiapkan tugas terkait dengan Supervisi Mata pelajaran Informatika. Sesuai dengan komitmen awal saya harus sudah masuk menyapa Pa Ridwan Abdurodjak dan Siswa Siswi Peserta didik Kls VIII D.


Dokumen Pribadi saat Masuk G- Meet VIII-D Mapel Informatika

Dan melihat Pengelolaan Google Classroom nya

 

Dari Materi yang disampaikan sangat menarik Peserta didik, Materi yang di usung “Bagaimana Belajar Computational Thinking? Materi yang sedang hangat- hangatnya diburu oleh para siswa seusia 15 tahunan.

Siswa masuk kelas G Meet 18 orang dari jumlah 30 , entah apa kok hanya 60% yang masuk, apa karena informasi awal yang kurang, atau karena agak terlambat masuk G-Meet. Ini permasalahan yang harus ditindak lanjuti setelah Supervisi ( Wawan Cara Post Supervisi).

Wow itulah supervise masa pandemic Covid-19, setiap saat setiap waktu kita bisa memantau masuk di ruang kelas maya seperti ilustrasi saya barusan. Masuk sebelum tuan rumah melaksanakan G-Meet.

Supervisi Moda daring luar biasa, membuat guru semakin sadar dan memperkokoh komitmen untuk mengelola kelas lebih interaktif yang  setiap saat siap untuk di Supervisi.

 

Salam semangat Supervisi.

 

Selasa, 23 Februari 2021

DBR DAN SUPERVISI

                                                                 DBR DAN SUPERVISI

 

Alhamdulillah SMP Pasundan 1 Kota Bandung, meskipun dimasa Pandemi Covid-19 program-program yang sudah dilaksanakan tetap terlaksana dengan baik. Salah satu kegiatan yang sangat mendukung kegiatan Belajar Dari Rumah ( BDR) adalah kegiatan Supervisi.

Adapun tujuan kegiatan Supervisi masa Pandemi Covid-19 ini adalah:

  1. Melakukan pengamatan dan membimbing secara langsung keterlaksanaan program guru dalam BDR.
  2. Mendeteksi hambatan-hambatan yang dihadapi Guru dalam melaksanakan program  BDR dan  membantu  mengupayakan pemecahannya,
  3. Mengumpulkan dan menganalisis data yang ditemukan di lapangan untuk menyususn rekomendasi        terkait dengan perbaikan pelaksanaan program ke depan.
  4. Menjamin keterlaksanaan BDR dalam kelas dari yang interaktif.

 

Ada hal yang sangat menarik saat supervisi berlangsung, dimana siswa dan supervisor diundang masuk ke G-Meet dengan cara share link ke WA Group  BDR dan japri ke supervisor untuk menghindari keterlambatan masuk kelas G-Meet.

Selain itu Guru lebih santai dalam artian tidak begitu demam panggung (gugup). Meskipun sedang diperhatikan oleh siswa dan supervisor. Materi lebih tersusun rapi, pihak yang terlibat pun lebih tertib dan terawasi selama proses supervisi berlangsung.

Terlibatnya Guru supervisor di Kelas (Google Classroom) merupakan hal yang sangat langka dilaksanakan saat tatap muka di kelas. Akan tetapi, saat BDR luar biasa setiap saat kita bisa memantau, melihat proses dan merefleksikan kegiatan belajar mengajar.

Melalui Google Classroom, kita bisa memberi masukan atau komentar, memantau kehadiran siswa, keaktifan siswa dalam mengumpulkan tugas-tugasnya.

Dengan adanya Supervisi Semester Genap ini, Sesuai dengan tujuan yang dittetapkan diawal bahwa  “Memalui G-Meet dan Google Classroom supervisi menjamin keterlaksanaan BDR dalam kelas yang interaktif".

Ada secerca harapan ke depannya. Kita sebagai pelaku dalam bidang pendidikan harus mengambil manfaat tentang pemanfaatan teknologi dimasa pandemi untuk dimanfaatkan saat pembelajaran tatap muka akan berlangsung.

Sekian dan terima kasih, mudah-mudahan ada manfaat dari kegiatan supervisi ini

 


Terima kasih

Garapan Bidang Kurikulum

Kesan Menjadi Petugas PPDB Tahun 2021

 

Kesan Menjadi Petugas PPDB Tahun 2021

Oleh Ati Rohaeti, M.Pd

Wakakur SMP Pasundan 1 Kota Bandung



Rabu, 24 Februari 2021, kami melangkah dengan semangat menuju ke SD Pagarsih Kota Bandung. SD yang ada di Sekitar Sekolah kami, yang selalu memberi dan memenuhi Siswa Baru di SMP Pasundan 1 Bandung.

Hari itu adalah hari dimana kami diberi tugas baru untuk mengsosialisasikan profil sekolah kami. Maklum meskipun situasi dalam masa Pandemi Covid-19, tetap rasanya belum maksimal kalau ikhtiar PPDB tidak dilaksanakan secara luring.

Ceritanya sampailah di SD Pagarsih yang dituju, karena baru pertama ditugaskan sosialisasi kami sepenuhnya ngekor ke rekan kami yakni Ibu Racharu Rachmawati, S,Pd.

Sambutan hangat dari Guru-Guru SD Pagarsih terasa masuk di dalam lubuk hati yang terdalam, terkesan kita sudah ada ikatan emosional yang sangat kental.

Awal diterima oleh Bapak Guru, sayang tidak sempet memperkenal kan diri. Bapak Guru langsung menyambut kami seraya berkata, Ibu dari SMP Pasunan 1 Bandung mau ketemu dengan Wali kelas 6 yah? Sambil mempersilahkan masik dan ditunjukkan ke ruang tamu, Bapak Guru langsung memanggil Ibu Teti salah satu wali kelas 6 di SD Pagarsih.


Dokumen Pribadi Saat Sosialisasi di SD Pagarsih Kota Bandung

Tidak berbasa basi, karena situasinya masa pandemi dan takut terlalu lama mengganggu Bu Teti yang sedang mengajar, kami langsung menyampaikan tujuan silaturahmi di SD Pagarsih ini adalah untuk sosialisasi PPDB dan menyampaikan pfofil sekolah, serta semua yang diperlukan dalam kegiatan pendaftaran seperti: Poster/Spanduk, Brosur, Maf yang berisi Formulir pendaftaran, dan yang tidak kalah pentinggya adalah ajakan “ Daftarkan lah siswa-siswi SD Pagarih sebanyak-banyaknya dan kalau memungkinkan langsung daftar di SMP Pasundan 1 Kota Bandung”  ditunggu yah!

Setelah semua dirasa sudah disampaikan, kami langsung permisi untuk pamit dan tak lupa menyampaikan banyak terima kasih, dan berpesan untuk memasukkan tim kami pada Grup Orang Tuas Siswa kelas 6.

Sekian kesan pertama kami sebagai Tim Petugas PPDB SMP Pasunda 1 Kota Bandung. Harapan kami SMP Pasundan 1 Kota Bandung mencapai target PPDB Tahun 2021-2022. Semangat!!!

Salam Semangat  Tim Petugas PPDB SMP Pasundan 1 Kota Bandung

 

BAHAN AJAR DAN LKPD

NORMA-NORMA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT Kebutuhan antara satu manusia dengan manusia lainnya tidak selalu sama dan terus berubah. Dengan bany...