Kamis, 31 Oktober 2024

KEGIATAN KOMBEL (5)

MUDAH BUKAN MEMAHAMI PERBEDAAN INDIVIDUAL

Agenda Kegiatan Komunitas Belajar (KOMBEL) Jumat 2 November 2024 adalah Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif (Dasar). Pemateri langsung oleh Ibu Guru Hebat Ibu Rina Mariana, M.Pd selaku Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum SMP Negeri 12 Bandung.

Saya sudah menyelesaikan topik Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif (Dasar). tugas saya adalah melaksanakan Aksi nyata.

Surat Keterangan Selesai Topik Pelatihan Mandiri 
Topik Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif (Dasar)

 
Setelah dipelajari saya mulai memilih salah satu Aksi yakni : Mudah Bukan Memahami Perbedaan Individual.

Perbedaan Individu dalam kelas adalah variasi yang dimiliki setiap siswa, seperti perbedaan kemampuan, gaya belajar, minat, latar belakang budaya dan kebutuhan khusus.  Saya mencoba memilih salah satu perbedaan Individu yang dihadapi di kelas yakni Kebutuhan Khusus.

Untuk memudahkan guru dalam mengenali keberagaman peserta didik berkebutuhan khusus berdasarkan pada UU No. 20/2003 tersebut, maka keberagaman peserta didik berkebutuhan khusus dikelompokkan menjadi sebagai beriku

  1. Peserta didik dengan hambatan penglihatan/ Tunanetra
  2. Peserta didik dengan hambatan pendengaran/ Tunarungu
  3. Peserta didik dengan hambatan intelektual/ Tunagrahita
  4. Peserta didik dengan hambatan fisik motorik/ Tunadaksa
  5. Peserta didik dengan hambatan emosi dan perilaku
  6. Peserta didik lamban belajar (slow learner)
  7. Peserta didik berkesulitan belajar spesifik (specific learning disability)
  8. Peserta didik cerdas istimewa dan bakat istimewa
  9. Peserta didik autistic spectrum disorders (ASD)
  10. Peserta didik attention deficit hyperactivity disorder (ADHD) 

Ada beberapa Metode yang digunakan dalam kegiatan Identifikasi Peserta didik anata lainWawancara, Observasi, Test/Tugas dan Dokumentasi, Kegatan Kombel sekarang ini Guru-guru diitugaskan untuk mengidentifikasi dengan Format yang disediakan dan hasilnya di kumpulkan dalam  drive Google.com.DBK.

Saya Langsung mengadakan Observasi dan Wawancara. 

Setelah Observasi dan Wawancara, saya menemukan Dari sepuluh kelas yang saya ajar, terdapat Tiga siswa 7A, satu siswa 7B. satu siswa 7G, satu siswa 8A dan satu siswa 8C ( jumlah tujuh siswa  PDBK). Setelah itu saya mulai memikirkan mengakomodir dan asesmen untuk PDBK. Untuk lebih jelasnya saya identifikasi dengan format di bawah ini.


Langkah selanjutnya adalah mulai merencanakan sebuah kegiatan / strategi menghadapi isu perbedaan terutaman menghadapi Peserta Dididk Penyandang Disabilitas.

  1. Awal kegiatan adalah melakukan adaptasi pembelajaran terkait menghadapi PDPD
  2. Memaklumi adanya Guru Pendamping.
  3. Pembagian Kelompok
  4. Menyadarkan Siswa sekelas, pentingnya saling membantu dan saling memaklumi.
  5. Menyiapkan Sarana Prasarana pendukung.
  6. Menyiapkan Asesment yang adaptif


Saya merasa mendapatkan pembelajaran baru, pentingnya kesabaran dan adaptasi pembelajaran dan asesmen bagi siswa PDPD.

Saya Coba untuk meminta umpan balik pada rekan sejawat, dan hasilnya dapat di lihat pada dokumen di bawah ini.

UMPAN BALIK













Rabu, 30 Oktober 2024

KEGIATAN KEMITRAAN

 MENJALIN KEMITRAAN DENGAN SECAPAAD

Pada tanggal 28-29 Oktober 2024, SMP Negeri 12 Bandung dan SECAPAAD menjalin kemitraan yang positif dengan melibatkan limapuluh Siswa Calon Perwira AD. Adapun Kegiatan yang berlangsung Selasa 28 Oktober 2024 adalah: Kelas 7 dan kelas 8 mendapatkan Materi Pendidikan Pancasila dan PSPB sementara kelas 9 mendapatkan Pelatihan PBB & PPM dan Tata Upacara Bendera.

Kegiatan yang berlangsung  Rabu  29 Oktober 2024 adalah: Kelas 7 dan kelas 9 mendapatkan Materi Pendidikan Pancasila dan PSPB dan Wawasan Nusantara, sementara kelas 8 mendapatkan Pelatihan PBB & PPM dan Tata Upacara Bendera.

Saat Pembukaan berlangsung Kepala PLT SMP Negeri 12 Bandung Ibu Ike Fiesta Renny Hapsari, M.Pd menyambut hangat kemitraan ini, dan menyatakan bahwa kehadiran anggota SECAPAAD  di lingkungan sekolah akan memberikan inspirasi positif bagi siswa terutama tentang Kedisiplinan. Kemitraan ini menjadi langkah awal untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang lebih aman, berkualitas, dan melibatkan berbagai elemen masyarakat dalam mendukung perkembangan anak-anak.

Untuk suksesnya Pelaksaan Kegiatan kemitraan,  Guru-guru sudah dibekali dengan informasi awal  dan tugas pembimbingan  yang dilakukan pada hari Senin, 27 Oktober 2024 selepas kegiatan P5 yakni pukul 14.00.

Ada perubahan lokasi pelaksanaan Pelatihan PBB,  PPM dan Tata Upacara Bendera semula dilaksanakan di Lingkungan Sekolah SMP Negeri 12 Bandung di hari pertama, dan hari kedua dilaksanakan di SECAPAAD. Alasan perubahan tersebut adalah kurang leluasa dalam kegiatan.

Saya memilih ikut membimbing Siswa kelas 8 ke SECAPAAD. Wah banyak sekali pormasi-pormasi yang dipelajari sehingga siswa-siswa SMP Negeri 12 Bandung sangat antusias. Meski berpanas-panasan mulai pemberangkatan pukul 08.00 sampai 10.30 dan berakhir dengan penutupan dan Pendokumentasian Photo Bersama siswa terlihat sangat berkesan.

Kurang lebih ada delapan siswa yang kurang sehat dalam mengikuti kegiatan, akan tetapi dengan kesigapan Wali kelas dan pembimbing siswa tersebut terus bersemangat meski mengamati kegiatan meski di pinggir lapang dan sewaktu penutupan mereka bergabung kembali.

Keceriaan lengkap dengan adanya reward dari pelatih yang diberikan kepada Siswa- siswa yang tampil serius. Terbukti siswa  sepuluh siswa dapat menyelesaikan gerakan sempurnna sesuai dengan Komando Pelatih.

Kami sangat berharap kerjasama/ kemitraan  ini tidak berujung di kesempatan ini, tetapi berlanjut pada kegiatan berikutnya. Saya sangat optimis Siswa -siswa SMP Negeri 12 Bandung semakin termotivasi untuk membiasakan Disiplin dan ada yang mulai serius ingin lanjut menjadi Perwira AD ke depan. Insya Allah.

DOKUMEN KEGIATAN AWAL  DAN TUGAS PEMBIMBINGAN   
SENIN, 27 OKTOBER 2024


  DOKUMEN KEGIATAN    
SELASA, 28 OKTOBER 2024


DOKUMEN KEGIATAN
DI KELAS 


DOKUMEN KEGIATAN 
RABU, 29 OKTOBER 2024







 


Jumat, 25 Oktober 2024

KEGIATAN KOMBEL (4)

MENGIDENTIFIKASI PESERTA DIDIK


Kegiatan Kombel Jumat, 25 Oktober 2024 mulai dilaksanakan dari Jam 13.30 dan berakhir pada pukul 15.00. Adapun materi Kombel kali ini adalah Identifikasi Peserta didik. Identifikasi merupakan suatu proses dalam menemukan dan mengenali keberagaman peserta didik. Identifikasi dibatasi hanya untuk menentukan individu yang diduga mengalami hambatan sehingga belum dapat menjawab pertanyaan potensi apa yang dimiliki peserta didik. Identifikasi kekhususan/hambatan peserta didik dan area fungsi belajar, sosial emosi, komunikasi, dan sensorimotor.

Untuk lebih jelasnya kita lihat Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 5 Ayat 2, 3, dan 4 mendefinisikan anak berkebutuhan khusus sebagai (1) anak yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental, intelektual, dan/atau sosial; (2) anak yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa; dan (3) anak di daerah terpencil atau terbelakang serta masyarakat adat yang terpencil sehingga mereka semua berhak memperoleh pendidikan layanan khusus. 

Selain cakupan tersebut di atas, konsep PDBK dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu PDBK yang bersifat sementara (temporer) dan PDBK yang bersifat menetap (permanent). PDBK yang bersifat sementara (temporer) adalah anak yang mengalami hambatan belajar dan hambatan perkembangan disebabkan oleh faktorfaktor eksternal. PDBK yang bersifat menetap atau permanent adalah anak-anak yang mengalami hambatan belajar dan hambatan perkembangan yang bersifat internal dan akibat langsung dari kondisi kecacatan, antara lain: anak yang kehilangan fungsi penglihatan, pendengaran, dan gangguan perkembangan intelektual.

Untuk memudahkan guru dalam mengenali keberagaman peserta didik berkebutuhan khusus berdasarkan pada UU No. 20/2003 tersebut, maka keberagaman peserta didik berkebutuhan khusus dikelompokkan menjadi sebagai beriku

  1. Peserta didik dengan hambatan penglihatan/ Tunanetra
  2. Peserta didik dengan hambatan pendengaran/ Tunarungu
  3. Peserta didik dengan hambatan intelektual/ Tunagrahita
  4. Peserta didik dengan hambatan fisik motorik/ Tunadaksa
  5. Peserta didik dengan hambatan emosi dan perilaku
  6. Peserta didik lamban belajar (slow learner)
  7. Peserta didik berkesulitan belajar spesifik (specific learning disability)
  8. Peserta didik cerdas istimewa dan bakat istimewa
  9. Peserta didik autistic spectrum disorders (ASD)
  10. Peserta didik attention deficit hyperactivity disorder (ADHD)

Setelah mengetahui keragaman peserta didik. tugas guru adalah mengidentifikasi yang tujuannya adalah Pertama Menemukan dan mengenali Peserta Didik Berkebutuhan Khusus (PDBK) dan kedua adalah Mengkategorikan dan mengklasifikasikan keragaman dari PDBK

Ada beberapa Metode yang digunakan dalam kegiatan Identifikasi Peserta didik anata lain Wawancara, Observasi, Test/Tugas dan Dokumentasi, Kegatan Kombel sekarang ini Guru-guru diitugaskan untuk mengidentifikasi dengan Format yang disediakan dan hasilnya di kumpulkan dalam  drive Google.com .

Hampir semua guru melaporkan hasil identifikasi peserta didik dalam link, kegiatan selanjutnya adalah menganalisis lebih seksama dari laporan guru-guru. Kemudian langkah selanjutnya mengakomodir dan melaksanakan asesmen.

Fhoto Kegiatan Guru-Guru sedang  fokus dalam 
Mendengarkan Intruksi Identifikasi Peserta didik


Dari sepuluh kelas yang saya ajar, terdapat Tiga siswa 7A, 1 siswa 7B. 1 siswa 7G, 1 siswa 8A dan 1 siswa 8C ( jumlah tujuh  PDBK). Setelah itu saya mulai memikirkan mengakomodir dan asesmen untuk PDBK.


Minggu, 20 Oktober 2024

PENGIMBASAN PSP (3)

 KESEMPATAN BERAKSI DAN BERBAGI
JUMAT, 18 OKTOBER 2024

Jumat, 18 Oktober saya kembai melaksanakan tugas Pengimbasan PSP yang ke-3 dengan tema yang di usung adalah Semangat Belajar, Berbagi dan Berkolaborasi bagi Pendidik dan Tenaga Kependidikan.

Adapun Capai Pembelajaran yang diharapkan adalah Peserta memahami pola pikir dan konsep dalam membangun semangat belajar, berbagi dan berkolaborasi antar PTK serta bagaimana memaksimalkan potensi yang dimiliki, sehingga dapat menjalin kemitraan dalam proses pengimbasan (Sekolah Pengimbas tidak merasa lebih tahu/paham dari sekolah yang diimbaskan). Saya Ati Rohaeti dan Bu Dra. Eha Harningsih ditugaskan untuk langsung mengadakan pengimbasan.

Adapun Tujuan Pengimbasan kali ini adalah Peserta dapat:

  • Tujuan membangun semangat belajar, berbagi dan berkolaborasi antar PTK.
  • Pola pikir dan konsep membangun semangat belajar, berbagi dan berkolaborasi antar PTK.
  • Tantangan dalam membangun semangat belajar, berbagi dan berkolaborasi antar PTK.
  • Cara membangun semangat belajar, berbagi dan berkolaborasi antar PTK.
  • Cara memaksimalkan potensi (Asset Based Thinking) yang dimiliki dalam proses pembelajaran.

Diawali dengan pertanyaan pemantik:

  • Kegiatan apa saja yang dilakukan?
  • Kelebihan dan kekurangan apa yang anda pahami?
  • Tantangan dan hambatan  apa yang dihadapi?
  • Bagaimana mengatasinya?
  • Apakah yang Bapak/Ibu sudah menggunakan metode STAR dalam mengkaji permasalahan yang muncul baik di kelas maupun di lingkungan Sekolah?

Selanjutnya peserta secara berkelompok mempraktekkan metode STAR dalam mengkaji

DOKUMEN
FHOTO KEGIATAN PENGIMBASAN PSP (3) 


BAHAN TAYANG



PENGIMBASAN PSP (2)

 KESEMPATAN BERAKSI DAN BERBAGI
JUMAT, 30 AGUSTUS 2024


Jumat, 30 Agustus 2024 saya mendapat tugas untuk melakukan Pengimbasan Implementasi Kurikulum Merdeka Program Sekolah Penggerak. Kali ini sudah mulai mengenal dan percaya diri untuk berbagi. Adapun Kegiatan yang dilaksanakan adalah Coaching Clinic dengan  menggunakan Instrumen Pendampingan Pengimbasan Implentasi Kurikulm Merdeka, yakni:

  • Apa saja tantangan yang dihadapi selama merencanakan/ melaksanakan Penerapan Kurikulum Merdeka?
  • Bagaimana Bapak Ibu mengatasi Tantangan atau kesulitan yang dihadapi dalam Implentasi Kurikulm Merdeka? Apakah Bapak mendapat bantuandalam menghadapi   Tantangan atau kesulitan tersebut?
  • Bagaimana pengaruh adanya Tantangan atau kesulitan yang Bapak dan Ibu hadapi terhadap proses penerapan Kurikulum Merdeka.
  • Apa Rencana Bapak/ Ibu selanjutnya dalam penerapan Kurikulum Merdeka.
  • Proses apa yang sudah dilakukan setelah dilaksanakan pelatihan dan pengimbasan ke-1?
  • Apa yang menjadi Rencana Tindak lanjut Bapak/Ibu selanjutnya (setelah mengikuti pelatihan dan pengimbasan ke-1)
  • Capaian Apa yang diperoleh setelah dilaksanakan Pelatihan dan Pengimbasan ke-1?
  • Pemaparan Instrumen Pendampingan yang sudah siap di isi kaitannya dengan Materi Pelatihan dan Pendampingan Ke-1, yakni:
  • Pengantar Kebijakan Kurikulum Merdeka
  • Pembelajaran dan Asesmen
  • Asesmen Awal Pembelajaran
  • P5

Tim Pengimbasan terdiri dari: 

  1. Dra. Eha Harningsih (Pembelajaran dan Asesmen)
  2. Ria Lestari, M.Pd (Asesmen Awal Pembelajaran)
  3. Nisa Dwi Kumalasari, S.Pd (P5) . dan saya 
  4. Ati Rohaeti, M.Pd (Kombel dan PMM)

DOKUMEN
FHOTO KEGIATAN PENGIMBASAN PSP (2)



PENGIMBASAN PSP (1)

 KESEMPATAN BERAKSI DAN BERBAGI 
RABU, 14 AGUSTUS 2024

Rabu, 14 Agustus 2024 saya mendapat tugas untuk melakukan Pengimbasan Implementasi Kurikulum Merdeka Program Sekolah Penggerak. Awalnya saya merasa keberatan  karena sekolah baru yang sama sekali belum paham keadaan sekolah PSP SMP Negeri 12 Bandung. Dan akhirnya saya menyatakan siap mengingat materinya seputar Kombel dan PMM

  1. Tim Pengimbasan terdiri dari Rina Mariana M.Pd (Pengantar Kebijakan Kurikulum Merdeka), 
  2. Dra. Eha Harningsih (Pembelajaran dan Asesmen)
  3. Ria Lestari, M.Pd (Asesmen Awal Pembelajaran)
  4. Nisa Dwi Kumalasari, S.Pd (P5) . dan saya 
  5. Ati Rohaeti, M.Pd (Kombel dan PMM)
DOKUMEN
FHOTO KEGIATAN PENGIMBASAN PSP (1)








Sabtu, 19 Oktober 2024

KEGIATAN KOMBEL (3)

 DISEMINASI 
KONSEP DAN KEBIJAKAN PENDIDIKAN INKLUSIF


Agenda Kegiatan Komunitas Belajar SMP Negeri 12 Bandung Jumat, 18 Oktober 2024 adalah Diseminasi Konsep dan Kebijakan Pendidikan Inklusif. Pemateri kali ini adalah Guru Hebat Ibu Rina Mariana, M.Pd. selaku Wakil  Kepala Bidang Kurikulum Sekolah SMP Negeri 12 Kota Bandung.

Pemateri mengupas langsung materi Sebuah Konsep dan Kebijakan Pendidikan Inklusif, menjelaskan Latar Belakang Pendidikan Inklusif, Tujuan serta apa yang mesti dipersiapkan di Sekolah SMP Negeri 12 Kota Bandung sebagai sekolah yang mendukung terselenggarannya Pendidikan Inklusif.

Latar belakang Pendidikan Inklusif, memangdang bahwa:

Inklusi adalah “filosofi” yang menyatakan bahwa ruang kelas dan ruang bermasyarakat tidak lengkap tanpa mengikutsertakan anak-anak dengan semua kebutuhan. Inklusi merupakan sebuah pola pikir bagaimana memberi kesempatan sama kepada semua anak, salah satunya untuk belajar di kelas yang sama.

Inklusi merupakan sebuah pola pikir bagaimana memberi  kesempatan sama kepada semua anak, salah satunya untuk belajar di kelas yang sama. 

Inklusi adalah sebuah pendekatan untuk membangun lingkungan yang terbuka untuk siapa saja dengan latar belakang dan kondisi yang berbeda-beda, meliputi: karakteristik, kondisi fisik, kepribadian, status, suku, budaya dan lain sebagainya. Pola pikir ini selanjutnya berkembang dengan proses masuknya konsep tersebut dalam kurikulum di satuan pendidikan sehingga pendidikan inklusif menjadi sebuah sistem layanan pendidikan yang memberi kesempatan bagi setiap peserta didik untuk mendapatkan pendidikan yang layak. 

Pola pikir ini selanjutnya berkembang dengan proses masuknya konsep   tersebut dalam kurikulum di satuan pendidikan sehingga pendidikan inklusif menjadi sebuah sistem   layanan pendidikan yang memberi kesempatan bagi setiap peserta didik untuk mendapatkan   pendidikan yang  layak.”

Tujuan Pendidikan Inklusif adalah

memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada semua peserta didik yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental, dan sosial, atau memiliki potensi kecerdasan dan/ atau bakat istimewa untuk memperoleh pendidikan yang bermutu sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya;

Mewujudkan penyelenggaraan pendidikan yang menghargai keanekaragaman, dan tidak diskriminatif bagi semua peserta didik.

Kebijakan Pendidikan inklusif mengacu kepada peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia. UUD 1945 Pasal 28H ayat (2) menyebutkan bahwa setiap orang berhak mendapat kemudahan dan perlakuan khusus untuk memperoleh kesempatan dan manfaat yang sama guna mencapai persamaan dan keadilan.

Konsep Dasar Pendidikan Inklusif

  1. Pendidikan inklusif merupakan filosofi pendidikan yang mendasari keseluruhan    rangkaian Pendidikan
  2. Penghapusan berbagai hambatan anak untuk masuk sekolah atau  memperoleh Pendidikan (ct: labeling, seleksi, geografi, ekonomi, termarjinalkan, dll)
  3. Pendidikan inklusif merupakan wujud  komitmen terhadap kesepakatan dunia  tentang Pendidikan untuk Semua (Education for All)
  4. Menata lingkungan di luar diri anak terkait dengan kesiapan SDM, aksesibilitas/sarana prasarana, iklim pembelajaran, dll.

Elemen Pendidikan Inklusif :
  1. Mengakomodasi semua peserta didik
  2. Pembelajaran yang berpusat pada peserta didik
  3. Menghargai keragaman
  4. Sistem (kurikulum, cara, media, dan lingkungan)  disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik
  5. Aksesibilitas fisik dan nonfisik
  6. Guru bekerja dalam tim
  7. Keterlibatan orang tua dalam proses pendidikan/ pembelajaran

Kewajiban Kita sebagai sekolah Inklusif adalah:

  1. Identifikasi PDPD
  2. Penyusunan instrumen asesmen fungsional di Sekolah
  3. Pelaksanaan Asesmen Fungsional di Sekolah
  4. Penyusunan Profil PDPD

Pentingnya kegiatan Adaptasi kurikulum terkait dengan penyesuaian isi, materi atau kompetensi yang dipelajari peserta didik. Pada adaptasi kurikulum guru dapat melakukan penambahan keterampilan untuk mengganti agar dapat menguasai kompetensi yang diharapkan atau mengganti dengan kompetensi lain yang setara. Adaptasi lain yang dapat dilakukan guru adalah dengan melakukan penyederhanaan kompetensi yang hendak dicapai. Proses penyederhanaan tergantung pada kemampuan awal, kondisi, dan modalitas belajar peserta didik berdasarkan hasil asesmen. Dalam proses adaptasi kurikulum satuan pendidikan harus: 

  1. Fleksibel dan inovatif; 
  2. Memastikan perkembangan kebijakan sekolah inklusif; 
  3. Membuat penyesuaian kurikulum, membuat perencanaan untuk seluruh kelas, menetapkan tujuan pengajaran yang terbuka dan jelas, menggunakan alternatif metode pengajaran, menggunakan teknologi yang tepat, dan membuat persiapan terlebih dahulu;
  4. Memastikan kemudahan lingkungan fisik dan mengembangkan lingkungan satuan pendidikan yang mendukung; dan 
  5. Mengembangkan kerja sama dengan bekerja bersama dalam tim 

Adaptasi pembelajaran terkait cara, metode, dan strategi yang dapat digunakan guru agar peserta didik menguasai materi atau kompetensi yang ditargetkan. Dalam hal ini guru diberikan keleluasaan dalam melakukan penyesuaian proses pembelajaran di kelas yang beragam dengan mempertimbangkan kondisi peserta didik berkebutuhan khusus.

Adaptasi lingkungan belajar berkaitan dengan pengaturan suasana pembelajaran. Adaftasi inilah yang menjadi Rencana Tindak Lanjut (RTL) bersama.

DOKUMENTASI

DOKUMENTASI MATERI
DISEMINASI



Selasa, 15 Oktober 2024

PELATIHAN MANDIRI

 KELOLA PELATIHAN MANDIRI DI PMM



Ibu Bapak Guru hebat, apakah sudah merasa nyaman menggunakan PMM  sebagai alat bantu atau malah merasa terbebani? Kali ini sudah banyak topik di pelatihan mandiri dan itu semua sangat bermanfaat. Topik tersebut sudah mencapai enam puluh delapan, yang meliputi:

  1. Kurikulum merdeka:
  2. Merdeka belajar:                     
  3. Perencanaan pembelajaran SMP/paket B.:                 
  4. Asesmen SMP /SMK /paket B-C:
  5. Kriteria  Ketercapaian Tujuan Pembelajaran ,
  6. Projek Penguatan Propil Pelajar Pancasila SMP/Paket B
  7. Projek Penguatan Propil Pelajar Pancasila SLB
  8. Diferensiasi dalam Pembelajaran (SMP-SMA/Paket B-C)
  9. Profil pelajar Pancasila
  10. Perencanaan Berbasis Dara di Satuan Pendidikan
  11. Rapor pendidikan Sebagai Sumber Data Perencanaan
  12. Perencanaan Berbasis Data Identifikasi-Refleksi dan Benahi
  13. Refleksi diri
  14. Disiplin positif
  15. Bimbingan Konseling,  dan layanan Dasar             
  16. Bimbingan  dan Konseling : Layanan Peminatan dan Responsif
  17. Iklim Sekolah Aman Mencegah Perundungan
  18. Iklim Sekolah Aman Mencegah Kekerasan Seksual
  19. Iklim Sekolah Aman Mencegah Intolerasi
  20. Supervisi Akademis
  21. Fasilitator Pembelajaran
  22. Wawasan Kebhinekaan Global (SMP) Kemitraan dengan PUSPEKA
  23. Pendidikan Ketrampilan Hidup (PKH) SMP Kemitraan dengan UNICEP
  24. Pendidikan Inklusif (SMP) Kemitraan dengan UNICEP
  25. Pengelolaan Kesehatan Mentruasi SMP  Kemitraan dengan UNICEP
  26. Gizi Remaja SMP Kemitraan dengan UNICEP
  27. Komitas Praktisi
  28. Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila: Contoh Praktik
  29. Toals online untuk pembelajaran Aktif (Kemitraan dengan Inovasi)
  30. Numerasi: Meningkatkan Kopetensi Murid
  31. Literasi: Meningkatkan Kopetensi Murid
  32. Kurikulum Oprasional Satuan Pendidikan : Pahami Tahap Mahir (Part 1)
  33. Kurikulum Oprasional Satuan Pendidikan : Pahami Tahap Siap (Part 1)
  34. Kurikulum Oprasional Satuan Pendidikan : Pahami Tahap Berkembang (Part 1)
  35. Kurikulum Oprasional Satuan Pendidikan : Pahami Tahap Awal (Part 1)
  36. Tahap Perkembangan Peserta Didik Jenjang SMA/K (Usia 15-18 Tahun)
  37. Tahap Perkembangan Pesertadidik Jenjang SMP (12-15 Tahun)
  38. Numerasi: Ide-Ide Praktis Pembelajaran (Kemitraan dengan Inovasi)
  39. Kurikulum operasional satuan pendidikan: Kenali
  40. Semangat Guru 2: Kompetensi Nonteknis Kurikulum Merdeka (Kemitraan dengan HP Indonesia dan V&V Communications)
  41. Semangat Guru 3: Merdeka Mengajar denganKompetensi Nonteknis. 
  42. Pencegahan dan Penangan Kekerasan di Lingkungan Satuan Pendidikan (Kemitraan dengan PUSPEKA)
  43. AAP (Ayo Atasi Perundungan) melalui Program Roots Indonesia
  44. Iklim Sekolah Aman: Mencegah Penyalahgunaan Narkoba.
  45. Pelibatan Keluarga di satuan pendidikan.
  46. Buku Nonteks bermutu dan bagaimana memanfaatkannya.
  47. Literasi: Kompetensi Pendidik Tahap Berkembang
  48. Literasi: Kompetensi Pendidik Tahap Layak.
  49. Literasi: Kompetensi Pendidik Tahap Cakap dan Mahir.
  50. Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif (Dasar)
  51. Numerasi Pembelajaran Terdef terdeferensiasi dan Alur Tujuan Pembelajarannya (Kemitraan dengan Inovasi)
  52. Menjalankan Komunitas Belajar dalam Sekolah.
  53. Pembelajaran dengan Peserta Didik Berkebutuhan Khusus
  54. Membangun Komunitas Belajar dalam Sekolah
  55. Kurikulum Oprasional Satuan Pendidikan : Pahami Tahap Siap (Part 2)
  56. Coaching untuk Pemimpin di Satuan Pendidikan
  57. Numerasi: Kompetensi Pendidik Tahap Layak
  58. Kurikulum Oprasional Satuan Pendidikan : Pahami Tahap Mahir (Part 2)
  59. Kurikulum Oprasional Satuan Pendidikan : Pahami Tahap Berkembang (Part 2)
  60. Kurikulum Oprasional Satuan Pendidikan : Pahami Tahap Awal (Part 2)
  61. Numerasi: Kompetensi Pendidik Tahap Berkembang
  62. Mengelola Program  Sekolah yang Berdampak pada Murid
  63. Numerasi: Kompetensi Pendidik Tahap Ckap dan Mahir
  64. Mengelola Program Sekolah yang Berdampak pada Murid
  65. Peningkatan Praktik Kerja
  66. Pembelajaran Kreatif dan Inovatif dengan Akun belajar.id [Kemitraan dengan Canva untuk Pendidikan]
  67. Kelas Interaktif dengan Akun Belajar.id [Kemitraan dengan Quizizz]
  68. Pengantar Alat Google Workspace for Education dengan akun Belajar.id [Kemitraan dengan Google]


Sabtu, 12 Oktober 2024

KEGIATAN KOMBEL (2)

 PERENCANAAN BERBASIS DATA  
DAN ANALISIS RAPORT PENDIDIKAN


Agenda Komunitas  Belajar SMP Negeri 12 Bandung yang sudah rutin dilaksanakan setiap hari Jumat berjalan lancar, adapun kegiatan kali ini Jumat, 11 Oktober adalah Paparan tentang  "Perencanaan Berbasis Data  dan Analisis Raport Pendidikan'. Pemateri langsung oleh Ibu Ike Fiesta Renny Hapsari, M.Pd selaku PLT Kepala Sekolah SMP Negeri 12 Kota Bandung.

Perencanaan berbasis data (PBD) adalah bentuk pemanfaatan data pada platform raport pendidikan sebagai bentuk intervensi satuan Pendidikan, dinas pendidikan maupun pemerintah daerah terhadap mutu dan capaian pendidikannya.

Perencanaan berbasis data (PBD) bertujuan untuk mencapai peningkatan serta perbaikan mutu pendidikan yang berkesinambungan.

Perencanaan adalah salah satu komponen yang berfungsi sebagai pengendali manajemen di lingkungan sekolah. Perencanaan juga memegang peran penting dalam upaya kemajuan sekolah . Perencanaan yang baik pada suatu kegiatan adalah awal dalam meraih sebuah kesuksesan Sehingga dalam membuat perencanaan harus menggunakan data-data dan estimasi yang ada dasarnya.

RKJM adalah merupakan gambaran Tujuan yang akan dicapai sekolah dalam kurun waktu empat tahun yang berkaitan dengan mutu lulusan.  dan Rencana Kerja Tahunan (RKT) merupakan kegiatan sekolah selama satu tahun yang tidak lepas dari RKJM. Penganggaran RKT  dinyatakan dalam Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah ( RKAS) RKJM RKT dan RKS merupakan pedoman bagi kepala sekolah beserta tim pengembang sekolah dalam mengelola sekolah untuk selalu mengembangkan mutu pendidikan.

PLT Kepala SMP Negeri 12 Kota Bandung bu Ike Fiesta Renny Hapsari, M.Pd menekankan bahwa RKT yang berbiaya harus ada di  RKAS, sementara Kegiatan di RKT yang tidak berbiaya tidak di munculkan di  RKAS.

Selain itu bu Ike Fiesta Renny Hapsari, M.Pd mengadakan penekanan dari Indikator Karakter (Kreativitas, Nalar Kritis dan Kebinekaan global) yang mengalami penurunan kemudian  Visi dan Misi mengalami penurunan.

Selanjutnya  Visi dan Misi perlu dilihat kembali, maximal dalam kurun waktu empat tahun Visi Misi perlu dikaji ulang mana yang sudah tercapai dan mana yang perlu ada peningkatan dan perubahan,

Analisis Raport Pendidikan mengajak kita semua warga sekolah melakukan kegiatan Identifikasi Refleksi Benahi dan Benahi  (IRBB).

Penghujung penjelasannya pemateri menjelaskan kehadiran yang sedang dipantau. Pentingnya sebuah pelaporan di setiap kegiatan karena setiap kegiatan Berujung di Evaluasi dan Monitoring (Monev).

Dokumen Kegiatan 


Lengkap sudah Paparan dari PLT Kepala Sekolah SMP Negeri 12 Kota Bandung. Mudah-mudahan kita semua dapat bergerak serentak membuat Perencanaan Berbasis Data  dan Analisis Raport Pendidikan kemudian membenahi baik di perencanaan maupun di implementasi tentunya sesuai dengan Rekomendasi dan Visi Misi sekolah kita tercinta.

Salam sehat dan tetap semangat Ibu Bapak Guru SMP Negeri 12 Kota Bandung Hebat.









Jumat, 04 Oktober 2024

KEGIATAN KOMBEL (1)

 PEMENUHAN RENCANA TINDAK LANJUT PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA
MELALUI  KOMUNIKASI BELAJAR
JUMAT, 4 OKTOBER 2024


Pemenuhan Rencana Tindak Lanjut Pelaksanaan Praktik Kerja yang akan dilaksanakan dengan tiga kegiatan. Kegiatan pertama adalah  Kunjungan kelas dengan rekan guru, untuk melihat praktik pembelajaran yang dapat mengaktifkan seluluh peserta didik, kemudian kegiatan yang ke-2 membawa bahasan ini pada kegiatan Kombel untuk menggali berbagai solusi menghadapi permasalah  pembelajaran, dan kegiatan ke-3  menambah wawasan dengan belajar mandiri topik PMM.

Adapun belajar mandiri di PMM  topik yang akan saya Pelajari adalah :

  1. Persiapan Pembelajaran Berdiferensiasi “Pengelolaan Kelas untuk mencapai pembelajaran yang berpusat pada Peserta Didik”.
  2. Layanan Dasar” Interaksi Aktif dan empirik terhadap Peserta Didik
  3. Teori Fasilitasi “ Pengelolaan Emosi dalam Menjalankan Peran sebagai Pendidik”

Untuk Kegiatan Kombel  di SMP Negeri 12 Bandung dilakukan setiap hari Jumat jam 13.00 sampai jam 15.00. Kali ini mensosialisasikan Implementasi Pembelajaran Sosial Emosional yang dibawakan oleh Bapak Guru Hebat M. Jiva Agung Wicaksono, M.Pd. Beliau adalah mengampu Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam, tugas Tambahannya sebagai Staf Wakasek Kurikulum dan CGP Angkatan Pertama di SMP Negeri 12 Bandung.

Adapun Materi kombel terdiri dari Pengertian, tujuan dan Kerangka Pembelajaran sosial emosional, dan diakhir pertemuan menjelaskan serta memberikan Contoh Pembelajaran yang dapat membuata siswa mindfullness. yakni suatu keadaan kesadaran penuh yang melibatkan perhatian yang terfokus pada momen saat ini secara sengaja, tanpa menghakimi, dan dengan penerimaan. Dengan kata lain, mindfulness berarti hadir secara utuh dalam setiap momen yang sedang dialami, memperhatikan pikiran, perasaan, dan sensasi fisik tanpa mencoba mengubahnya atau bereaksi berlebihan terhadapnya.

Seperti apa pembelajaran sosial emosional tujuan dan Kerangka Pembelajaran sosial emosional mari kita ikuti paparan berikut ini!

Pembelajaran sosial emosional atau dikenal juga dengan nama social emotional learning adalah sebuah metode yang membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan, sikap, dan keterampilannya dalam mengelola emosi, membangun hubungan yang sehat, menetapkan tujuan, dan mengambil keputusan dalam hidupnya. Pembelajaran ini sangat penting diajarkan pada siswa sejak dini karena dapat mempengaruhi kesuksesannya di sekolah, pekerjaan, dan kehidupan sosial.

Pembelajaran Sosial dan Emosional (PSE) adalah pembelajaran yang dilakukan secara kolaboratif oleh seluruh komunitas sekolah. Proses kolaborasi ini memungkinkan anak dan orang dewasa di sekolah memperoleh dan menerapkan pengetahuan, keterampilan dan sikap positif mengenai aspek sosial dan emosional agar dapat:

  1. Memahami, menghayati, dan mengelola emosi (kesadaran diri)
  2. Menetapkan dan mencapai tujuan positif (pengelolaan diri)
  3. Merasakan dan menunjukkan empati kepada orang lain (kesadaran sosial)
  4. Membangun dan mempertahankan hubungan yang positif (keterampilan berelasi)
  5. Membuat keputusan yang bertanggung jawab. (pengambilan keputusan yang bertanggung jawab)
Mari kita lihat lebih rinci Kerangka Kompetensi Sosial Emosial
Kesadaran Diri

  • Dapat Mengembangkan Identitas pribadi dan Identitas Sosial
  • Kekuatan / aset diri dan Budaya
  • Emosi-emosi dalam Diri
  • Menunjukan Identitas dan Kejujuran
  • Dapat Mengembangkan Perasaan, pikiran dan Nilai-nilai
  • Menguji Prasangka dan Bias
  • Memupuk efikasi diri
  • Memiliki Pola pikir bertumbuh
  • Mengembangkan minat dan menetapkan arah tujuan hidup 
Manajemen Diri

  • Mengelola emosi diri
  • Mengidentifikasi dan menggunakan Strategi-strategi pengelola stres
  • Menunjukkan disiplin dan motivasi diri
  • Merancang Tujuan pribadi dan bersama
  • Menggunakan keterampilan merancang dan mengorganisir
  • Memperlihatkan Keberanian untuk mengambil inisiatif
  • Mendemontrasikan Kendali diri dan dalam Kelompok

Kesadaran Sosial

  • Mempertimbangkan pandangan/ pemikiran orang lain
  • Mengakui kemampuan/ kekuatan orang lain.
  • Mendemontrsikan empati dan dan rasa welas kasih
  • Menunjukkan Kepedulian atas perasaan orang lain
  • Memahami dan Mengepresikan Rasa syukur
  • Mengidentijikasi Ragam norma sosial termasuk dengan norma-norma yang menunjukkan ketidakadilan.


Keterampilan Berelasi

  • Berkomunikasi dengan efektif
  • Mengembangkan relasi/ hubungan fositif
  • Memperhatikan kompetensi Kebudayaan
  • Mempraktikkan Kerjasama tim dan pemecahan Maslah secara kolaboratif
  • Dapat melawan tekanan sosial yang negatif
  • Menunjukkan sikap kepemimpinan dalam kelompok
  • Mencari dan menawarkan bantuan apabila membutuhkan
  • Turut Membela hak-hak orang lain

Pengambilan Keputusan yang bertanggung jawab

  • Menunjukkan Rasa ingin tahu dan keterbukaan pikiran
  • Mengidentifikasi/ mengenal sosial dari masalah sosial dan pribadi
  • Berlatih membuat keputusan beralasan/ masuk akal setelah menganalisis, informasi data dan fakta.
  • Mengantisifasi dan mengevaluasi konsekuensi – konsekuensi dari tindakannya.
  • Menyadari bahwa keterampilan berpikir kritis sangat berguna baik di dalam maupun di luar lingkungan sekolah.
  • Merefleksi peran seseorang dalam memperkenaklan kesejahteraan psikologis (well being) diri sendiri, keluarga dan komunitas.
  • Mengevaluasi dampak/ Pengaruh dari seseorang hubungan intepersonal komunitas dan Kelembagaan

BAHAN TAYANG


FHOTO KEGIATAN


Akhirnya saya merasa yakin dengan apa yang di teliti oleh Pemateri bahwa Guru yang memiliki kompetensi sosial dan emosional yang baik lebih efektif dan cenderung lebih resilien/tangguh dan merasa nyaman di kelas karena mereka dapat bekerja lebih baik dengan murid.

Begitu juga  murid, mereka dapat mengembangkan pengetahuan, sikap, dan keterampilannya dalam mengelola emosi, membangun hubungan yang sehat, menetapkan tujuan, dan mengambil keputusan yang mindfulness, yakni  hadir secara utuh dalam setiap momen yang sedang dialami, memperhatikan pikiran, perasaan, dan sensasi fisik tanpa mencoba mengubahnya atau bereaksi berlebihan terhadapnya.

Terimakasi saya ucapkan kepada Bapak M. Jiva Agung Wicaksono, M.Pd. yang telah berbagi Aksi Baik dalam Sosialisasi Implementasi Pembelajaran Sosial Emosional. dan saya tunggu Berbagai Aksi Baik dari Ibu Bapak Guru hebat lainnya.








Selasa, 01 Oktober 2024

 UPAYA TINDAK LANJUT PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA
INDIKATOR KETERATURAN SUASANA  KELAS

Kegiatan kunjungan kelas dengan rekan guru, untuk melihat praktik pembelajaran yang dapat mengaktifkan seluluh peserta didik saya mengadakan kerjasama dengan Guru Pendidikan Pancasila di SMP Negeri 12 Bandung dimana saya bertugas. Dari dua rekan guru yakni, Ibu Rina Marlina, M.Pd dan Bu Pipi Karmila, M.Pd  saya mencoba untuk mengunjungi Ibu Guru Pipi Karmila, M.Pd. Untuk itu saya mulai berdiskusi Modul ajar dan Asesmen, Indikator Keteraturan Suasana Kelas, Bahan tayang.

Sesuai dengan kesepakatan kunjungan kelas dengan Bu Pipi Karmila, M.Pd akan dilaksanakan Kamis, 3 September 2024.

Setelah melihat Proses Pembelajaran dengan menggunakan Pedoman Indikator Keteraturan Suasana Kelas, diharapkan  saya mulai semakin yakin bahwa ” Pembelajaran akan mencapai tujuan jika guru selalu melakukan komunikasi positif untuk membangun suasana kelas yang kondusif serta mengaktifkan keterlibatan peserta didik, dan pada pembelajaran tersebut sangat terlaksana dengan baik.

Kemudian Pembelajaran lebih aktif dengan menggunakan perangkat ajar Digital. Inilah tujuan semakin jelas yakni kunjungan kelas dengan rekan sejawat bukan untuk menilai, tetapi belajar dan berbagi Praktik baik.

Hasil dari berbagi Praktik Baik dibawa pada kegiatan Kombel untuk menggali berbagai solusi menghadapi berbagai permasalah dalam pembelajaran dan mendukung berbagai kegiatan yang sudah baik, serta mulai mengimplementasikan praktik-praktik baik dalam pembelajaran di kelas.

Untuk Kegiatan Belajar Mandiri di PMM dapat dilihat dari gambar di Bawah ini:

Topik Persiapan Pembelajaran Berdiferensiasi “Pengelolaan Kelas untuk mencapai pembelajaran yang berpusat pada Peserta Didik”. Saya mulai mempelajari Modul, Menyimak Video mengadakan Latihan dan Post test, dan hasilnya sudah ada ada dalam Surat Keterangan di bawah ini.


 

Layanan Dasar” Interaksi Aktif dan empirik terhadap Peserta Didik, mulai mempelajari Modul, Menyimak Video mengadakan Latihan dan Post test. Alhamdulillah Sertifikat Sudah di dapat di bawah ini.



Teori Fasilitasi “ Pengelolaan Emosi dalam Menjalankan Peran sebagai Pendidik” Saya mulai mempelajari Modul, Menyimak Video mengadakan Latihan dan Post test. Alhamdulillah Sertifikat Sudah di dapat di bawah ini.

 

Perlahan tetapi Pasti Pembelajaran akan mencapai tujuan jika guru selalu melakukan komunikasi positif untuk membangun suasana kelas yang kondusif serta mengaktifkan keterlibatan peserta didik”.

Mari kita Belajar meski sudah mengajar.

 PENANTIAN TIADA HENTI Penantian seorag Ibu terhadap anak d ari hari pertama langkah kaki mungilnya menuju sekolah, hati ini telah menyimpan...