SINERGI PASONE PROJECT DENGAN P5
DI SMP PASUNDAN 1 BANDUNG
Awalnya saya sebagai Guru dengan tugas tambahan Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum merasa takut, resah, dan khawatir dengan kondisi yang terjadi pada siswa. Salah satunya yang disebabkan oleh pandemi Covid-19 yang berkepanjangan hingga menimbulkan banyak penyesuaian, perubahan yang terjadi, dan menuntut siswa untuk mengikuti pembelajaran secara daring (online). Kondisi yang berkepanjangan mengakibatkan Learning Loss.
Kondisi New Normal menuntut untuk belajar secara tatap muka, dimana Guru dan siswa sudah merasakan nyaman dengan belajar dari rumah, Tugas-tugas yang terasa menumpuk dirasakan oleh siswa-siswi. Sehingga siswa semakin enggan untuk masuk sekolah Diperparah dengan kebiasaan Siswa yang terlalu lama Menggunakan Gadget tanpa kontrol sehingga mengakibatkan ketergantungan yang sangat tinggi dan digunakan untuk main game.
Arus globalisasi dan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Kegiatan Pembelajaran Awal Tatap Muka, siswa dan Guru terlalu lama nyaman dengan kegiatan BDR, akan tetapi kegiatan tatap muka harus dilaksanakan. Aksi : Pola pembelajaran Pasone Project yang di laksanakan di SMP Pasundan 1 Bandung lebih menitik beratkan pada pencapaian Kompetensi dan Karakter Siswa, dimana siswa dilatih, diarahkan, dan dibiasakan supaya memiliki kemampuan untuk bekal dimasa datang dengan memiliki karakter yang baik.
Pasone Project merupakan pembelajaran berbasis proyek memberikan kesempatan untuk memperluas pengetahuan dan mengembangkan keterampilan melalui pemecahan masalah dan investigasi. Siswa dapat melakukan kegiatan praktik berdasarkan permasalahan dari kehidupan nyata. Siswa juga dapat mengembangkan keterampilan berpikir kritis lalu mengaplikasikan pengetahuan untuk membuat sebuah projek yang akan memecahkan masalah yang disajikan, sehingga siswa tahu makna dari pembelajaran yang dilakukan atau pembelajaran bermakna.
P5 adalah sebuah sistem pembelajaran yang
bertujuan untuk mengamati dan menemukan solusi terhadap permasalahan di sekitar
menggunakan lima aspek utama, yaitu potensi diri, pemberdayaan diri,
peningkatan diri, pemahaman diri, dan peran sosial. Pemebelajaran sudah
berlangsung tiga Projek dengan tema ( Kearifan Lokal, Suara Demokrasi dan
Kewirausahaan). Project ke-1 dengan tema Kearifan Lokal Bulan September 2022,
Project ke-2 dilaksanakan akhir November 2022, dan Project ke-3 dilaksanakan di
builan Maret 2023
Baik Pasone Project maupun Project Penguatan Profil
Pelajar Pancasila (IKM) dilaksanakan dalam tema yang sama yang membedakan
adalah sub tema yang diselaraskan dengan tema-tema yang beririsan antar mata
pelajaran di kelas VIII dan IX. Sementara P5 dirancang sebagai acuan pencapaian
kompetensi peserta didik di Indonesia. Kompetensi Profil Pelajar Pancasila
dirumuskan berdasarkan 6 dimensi, yakni: (1) Beriman, bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia; (2) Berkebinekaan global; (3)
Bergotong-royong; (4) Mandiri; (5) Bernalar kritis; serta (6) Kreatif. Adapun
tujuh (7) tema pilihan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila bagi jenjang
Sekolah Menengah Pertama (SMP) adalah (1) Gaya Hidup Berkelanjutan, (2)
Kearifan Lokal; (3) Bhineka Tunggal Ika; (4) Bangunlah Jiwa dan Raganya; (5)
Suara Demokrasi; (6) Berekayasa dan Berteknologi Untuk Membangun NKRI; dan (7)
Kewirausahaan.
Pasone Project ini sudah berjalan Sembilan bulan dengan tiga buah projek yang dilalui, yakni pada bulan September 2022, November 2022, dan Maret 2023. Respons yang sangat antusias dari para siswa merupakan hasil yang baik untuk Pasone Project. Hasil yang baik pada projek ini bukan dari segi pengetahuan saja, tetapi karakter, sifat, dan sikap juga terbentuk pada siswa, seperti siswa lebih mampu percaya diri, berpikir kritis, mandiri, dapat bekerja sama, inovatif, dan memiliki kreativitas yang tinggi serta memberikan kontribusi dan dampak bagi lingkungan sekitarnya.
Kegiatan Project sangat bermanfaat bagi peserta antara lain untuk memperkuat karakter dan mengembangkan kompetensi sebagai warga dunia yang aktif, melatih kemampuan pemecahan masalah dalam berbagai kondisi, serta memperlihatkan tanggung jawab dan kepedulian terhadap isu di sekitar, semua itu dilaksanakan dengan memperhatikan tahapan dan prinsip-prinsip utama yakni: holistik, kontekstual, berpusat pada peserta didik, dan eksploratif,
Seperti halnya Proyek penguatan profil pelajar Pancasila, Pasone Project mengikuti tahapan: Merancang alokasi waktu dan dimensi profil pelajar Pancasila, Membentuk tim fasilitasi proyek, Identifikasi tingkat kesiapan satuan pendidikan, Pemilihan tema umum, Penentuan topik spesifik dan Merancang modul proyek. Dalam pelaksanaan tentunya dukungan yang sangat tinggi dari pihak orang tua serta dilaksanakan setiap saat dengan kegiatan pembimbingan, uji coba project sampai pada pelaporan Presentasi dan publikasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar