TRIK JITU MENULIS UNTUK PEMULA
RESUME KEDUA
Oleh Ati Rohaeti
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
“Dicoba-coba bertanam mumbang, moga-moga tumbuh kelapa”, rasanya peribahasa ini sangatlah tepat untuk menggambarkan tema pertemuan kedua “Belajar Menulis PGRI”. Bukan tanpa sebab, pertemuan yang diselenggarakan Rabu, 6 Januari 2021 dengan tema “Trik Jitu Menulis untuk Pemula” ini lekat dengan harapan bahwa tulisan pemula secara bertahap mendapatkan hasil yang baik.
Tidak hanya tema kegiatan yang sarat akan manfaat. Namun,
pertemuan kedua “Belajar Menulis PGRI” ini menghadirkan moderator dan
narasumber yang mahir di bidangnya. Pertemuan kedua dipandu oleh Pak Cip
sebagai moderator dan Ibu Rita Wati, S.Kom selaku narasumber.
D |
i awal pertemuan, narasumber menceritakan pengalamannya sebagai penulis
pemula. Dengan titel sebagai penulis pemula dan alumni peserta “Belajar Menulis
PGRI Gelombang 10”, beliau mampu menulis buku solo dan antologi. Adapun
karyanya antara lain “25 Trik Jitu Menulis dan Menerbitkan Buku”, “Merajut Asa
Sejak Belia”, “Pena Digital Guru Milenial”, dan “Pesona Kearifan Lokal
Nusantara”. Selain itu, beliau aktif menulis blog dengan alamat www.catatangurumilenial.wordpress.com.
Berdasarkan pencapaian tersebut, beliau memberikan sedikit banyaknya
kesempatan bagi penulis pemula untuk berkarya. Tidak hanya itu, beliau secara
tidak langsung menegaskan kembali bahwa kesuksesan datang dari keuletan.
Menariknya, kisah inspiratif Ibu Rita Wati, S.Kom bermula dari menulis
ala kadarnya sebagai pemenuhan tugas membuat resume, kini menjadi kegiatan
menyenangkan untuk memenuhi mimpinya sebagai penulis. Tentu, kesadaran ini
tidak langsung didapatnya sejak pertama kali mencoba menulis. Ia mendapati
pelatihan ini menarik tepat pada pertemuan keenam.
SEJAK SAAT ITU, semangat berkarya dalam tulis-menulis
menjadi semakin tinggi. Bahkan, 30 pertemuan dalam pelatihan menulis selesai
dirampungkannya. Berkat kegigihannya inilah ia diberi kesempatan menjadi
kurator bersama Ibu Sri Sugiastuti dan berhasil menerbitkan tiga buku solo,
satu buku duet, dan tujuh antologi. Semua itu tidak terlepas dari prinsip dan
seruan yang terus digaungkan.
Dengan menyerukan bahwa kegiatan menulis menginsipirasi, Ibu Rita Wati S.Kom mengajak semua untuk memulai tulisan dengan apa yang ada dalam pikiran kita masing-masing. Pembiasaan ini pun perlu diikuti dengan berkawan bersama teman yang menginspirasi dan memiliki hobi serupa dalam menulis. Berdasarkan penerapan sikap tersebut secara konsisten, tidak dimungkiri bahwa seseorang akan mencintai kegiatan menulis. Jika diumpamakan, menulis ibarat virus yang menyebar dalam tubuh dan hati kita setelah benar-benar menyadari betapa bermanfaatnya kegiatan tersebut.
Bagi siapapun yang sudah sadar dan mencoba menorehkan idenya dalam sebuah tulisan akan dihadapkan dengan sejumlah pertanyaan, ‘Apakah tulisan saya tepat?’, ‘Bagaimana memulainya?’ atau ‘Apa yang harus saya tulis?’. Seringkali pertanyaan tersebut hanya menjadi angin lalu dan bersarang dalam kepala tanpa mengeluarkannya sekalipun. Akibatnya, tulisan yang dibuat tidak pernah selesai. Untuk itu, arahan atau panduan dibutuhkan bagi seorang penulis pemula.
Katakanlah itu trik. Maka, penulis pemula tidak akan
datang dengan tangan kosong untuk menciptakan karya lewat tulisannya. Berikut
beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum menulis.
1.
Tujuan/motivasi
untuk menulis
Armada perang tidak datang
tanpa alasan dan tujuan, menulis pun demikian. Langkah awal menulis adalah
menciptakan motivasi dan menentukan tujuan untuk dicapai. Sebaik-baiknya alasan
memilih menulis adalah berbagi ilmu dan kebaikan. Dengan begitu, tanpa
mendapatkan penghargaan pun tidak merasa kecewa sebab dengan menulis kita
abadi.
2.
Tulis apa saja yang dipikirkan
Kesulitan
penulis pemula adalah menemukan ide yang tepat untuk dituliskan. Seringkali ide
datang tidak terduga-duga atau tidak datang sama sekali. Hal tepat yang dapat
kita lakukan adalah menulis apa saja yang terlintas dalam benak, lama-lama
pikiran tersebut menjadi ide utuh. Dari hal itu tulisan tercipta.
3. Tuangkan semua ide menjadi
tulisan yang selesai
Ide datang dari
pikiran-pikiran yang acak. Sementara tulisan datang dari ide yang dikembangkan.
Ide tersebut dikelompokkan hingga membentuk satu tulisan yang selesai. Tunda
dulu untuk mengedit ide pokok tulisan hingga tanda baca. Cukup buat terlebih
dahulu tulisan yang rampung.
4. Edit tulisan di akhir
Kumpulan
ide yang kita gabungkan hendaknya disamakan dalam hal ide pokok tulisan. Tentu
pikirkan dahulu mau dibawa ke mana ide-ide tersebut, sehingga tulisan dapat
selesai berdasarkan keinginan kita. Setelah merampungkan ide menjadi sebuah
tulisan yang selesai, langkah selanjutnya adalah membaca kembali dan mengedit
tulisan.
5. Latih menulis 100 kata per
hari
Proses meningkatkan
keterampilan menulis dapat dilakukan dengan menulis 100 kata per hari sebagai
pengalaman pertama. Pada kesempatan berikutnya, tingkatkan menjadi 150 kata,
200 kata, dan seterusnya hingga mampu menulis dengan lancar. Lakukan setiap
hari terutama ketika sedang santai. Selain itu, cara memperlancar penulisan
ialah dengan banyak membaca.
6. Membuat peta konsep atau
TOC
Untuk mengaitkan ide satu dengan ide lainnya agar membentuk satu proposisi dalam menulis. Maka, pentingnya membuat peta konsep atau TOC semata-mata mempermudah penulis untuk mengalokasikan ide dan gambaran umum arah tulisan yang akan dibuat.
TRIK di atas
dapat membantu penulis pemula untuk lebih percaya diri dalam menulis. Sebab,
tantangan penulis pemula adalah rasa tidak percaya diri terhadap karya yang
dihasilkan. Salah satu cara mengantisipasi hal tersebut adalah dengan menulis
bersama. Kegiatan menulis bersama dapat dilakukan dengan menciptakan antologi
sebagai kumpulan tulisan dari banyak penulis.
Selain berbicara
tentang langkah-langkah menulis secara umum, penulis harus dapat menciptakan
karya yang berkualitas. Karya yang berkualitas dan mudah dipahami menjadi suatu
kebanggaan tersendiri bagi penulis. Dengan begitu, pembaca akan mudah memahami
maksud penulis. Berikut kaidah-kaidah dasar penulisan yang dapat diterapkan
ketika menulis nanti.
1.
Penulisan huruf kapital dan non-kapital yang tidak tepat.
2.
Paragraf terlalu panjang.
3.
Penggunaan tanda baca seperti: titik, koma, titik dua, dan lain-lain.
4.
Gunakan kata baku.
5.
Penulisan kalimat yang tidak efektif.
6.
Penggunaan istilah asing yang sering keliru.
7.
Penggunaan kata depan dan imbuhan.
Semakin teliti kita dalam mempersiapkan tulisan, menerapkan
langkah-langkah, hingga menggunakan aturan dan kaidah kebahasaan yang sesuai,
semakin berkualitas tulisan tersebut. Selain isi yang berkualitas, tulisan
haruslah menarik pembaca. Caranya dengan membuat judul yang menarik dan berdaya
guna bagi pembaca semisal tips, trik, manfaat, dan angka. Terlebih lagi
penulisan tersebut diperuntukkan tayang pada blogspot. Maka setelah membaca dua
atau tiga kalimat, pembaca akan memutuskan akan digunakankah waktu tiga menit
yang ia miliki untuk melanjutkan bacaan.
Apabila hal-hal di atas sudah dikerjakan,
tidak perlu menunggu lebih lama lagi, kita dapat menjadi seorang penulis yang
mampu menerbitkan bukunya sendiri. Ibu Rita Wati, S.Kom memberikan kalimat
penutup yang isinya menjelaskan bahwa hal tersulit untuk melakukan sesuatu yang
belum pernah dilakukan ialah memulainya. Mulai saja terlebih dahulu. Awalnya
memang sulit, namun akan berbuah manis pada waktunya. Nothing is imposible in the world!
Demikian gambaran betapa menyenangkan dan
menginspirasinya pertemuan kedua “Belajar Menulis PGRI” ini. Saya sebagai
peserta gelombang 17 berbahagia dan bersyukur mendapatkan kesempatan
memperbaiki tulisan saya berdasar kaidah kebahasaan Indonesia sebelum
dieksekusi menjadi buku. Untuk itu, tetap menulis dan abadikan namamu dengan
tulisan.
Terima kasih.
Salam Literasi!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar