Senin, 25 Januari 2021

Mental Seorang Penulis

 

Mental Seorang Penulis

Resume ke-9

Jumat, 22 Januari 2021

“Mental Seorang Penulis”

Oleh Ati Rohaeti




Setiap latihan menulis, saya selalu optimis bisa menghasilkan karya tulisan yang bisa bermanfaat. Latihan demi latihan berujung dengan kegamangan, bahwa tulisan yang saya buat kurang layak dan malu untuk di publikasikan. Akhirnya saya hanya menulis dan menyimpan  kumpulan tulisan di salah satu file Pengembangan Diri yang terdapat di Leptop milik saya pribadi, harapan satu waktu manakala saya membutuhkan salah satu karya bisa dengan mudah di dapat. Sesekali hasil tulisan, saya perlihatkan kepada teman dan pimpinan barang kali ada yang mau komen.

Tulisan tersebut banyak sekali manfaat yang saya rasakan, salah satu manfaatnya saya bisa mengumpulkan Angka kredit hingga kepangkatan saya sampai di Golongan IV c. Tentunya tidak berakhir sampai sana, saya ingin tetap menulis dan tulisan bisa lebih bermanfaat bagi orang banyak. Kuncinya kita Latihan Belajar Menulis. Dengan Latihan tersebut kita banyak mendapat pengalaman baru, salah satunya adalah tambahan wawasan. Seperti  malam Sabtu 22 Januari 2021 ini mendapat suguhan dari Bu Ditta dengan tofik “ Mental Seorang Penulis”. Latihan tersebut langsung menggugah semangat menulis menyala kembali.

Mengenal sosok Bu Ditta kiranya menyadarkan saya bahwa menulis itu adalah suatu kebutuhan dan hasil dari tulisan bisa lebih bermanfaat dan dikenang oleh orang lain. Untuk bisa lanjut menulis maka kita perlu memiliki mental seorang penulis.

Menurut Nara sumber Pelatihan Menulis Bu Ditta  menjelaskan,  bahwa Mental penulis adalah kemampuan untuk merespon belajar dan berpikir dalam mengelola tantangan dan masalah menjadi potensi. Berkaca dari penulis-penulis top dunia seperti J.K Rowling dengan Harry Potter-nya, Stephen Gaardner dengan dunia Sophie dan Andrea Hirata dengan Rainbow Troops-nya kesemuanya memiliki mental yang luar biasa yang dapat kita ambil sebagai iktibar.    

Lebih lanjut  Bu Ditta menjelaskan Mental yang harus dimiliki oleh  penulis

Siap Konsisten

"Teruslah menulis setiap hari dan buktikan apa yang terjadi." (Omjay)

Satu kutipan di atas sebetulnya sudah cukup menjadi bekal untuk kita sebagai penulis pemula.

Jika kita sudah berniat untuk meningkatkan skill menulis, maka kita harus ingat bahwa menulis adalah sebuah kata kerja. Artinya, harus ada tindakan nyata.

Saat ini banyak sekali platform untuk menulis yang bisa kita manfaatkan.

Akan tetapi mungkin masih ada yang menulis seperti Soe Hoek Gie. Dari buku catatan kemudian lahir sebuah buku. Atau seperti RA Kartini dari surat-suratnya juga lahir sebuah buku.

Semua orang mungkin bisa menulis. Tapi, untuk jadi penulis handal, butuh mental kuat agar bisa konsisten menulis.

Salah satu tips agar bisa memiliki mental untuk konsisten adalah dengan mengenali diri sendiri. Sehingga tantangan apa pun yang menghadang, kita akan tahu apa yang harus kita lakukan.

Konsisten melakukan terus menerus dan tidak berubah-ubah pikiran untuk menunda tidak menulis. Atau juga bisa diartikan komit, teguh pendirian. konsistensi tidak akan mudah menyerah dalam menulis. Tidak hanya bertahan namun juga meningkat. Ingatlah pepatah bahwa orang yang beruntung adalah yang hari ini lebih baik dari kemarin. Bu Ditta mengaris bawahi bahwa konsisten menjadi scaffolding  utama bagi setiap orang untuk menjadi penulis hebat. Dan nyatanya tidak semua orang mampu mempertahankan konsistensi.

Siap Dikritik

Pembaca yang budiman, saat kita memutuskan untuk memublikasikan hasil tulisan kita di blog/buku/media sosial/media massa, dan di media lainnya, maka penting kita sadari bahwa tulisan kita telah menjadi "milik publik".

Dengan demikian, kita harus menyiapkan mental untuk menerima masukkan dari publik. Tak hanya bersiap untuk komentar baik, kita pun harus bersiap bila ternyata ada yang mengkritik dengan cukup tajam atas tulisan kita.

Dengan adanya masukan atau kritik dari berbagai pihak, kita bisa mengetahui kekurangan dalam tulisan kita. Bukan hanya dari kacamata sendiri, tapi juga dari kacamata pembaca.

Siap Belajar

Jika sudah senang dan konsisten menulis, sudah bisa menerima saran maupun kritik, maka sungguh kita memiliki mental untuk belajar bertumbuh.

Ada dua cara yang dapat ditempuh :

a. Melakukan riset

Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas tulisan adalah dengan melakukan riset. Bisa dengan berkunjung ke perpustakaan, berkunjung ke toko buku untuk mengamati buku-buku best seller, melacak apa yang sedang menjadi trend di sosial media maupun dengan google traffic, dsb.

b. Tambah Bacaan

Saat ini, dimana literasi begitu digaungkan, maka kita harus menyiapkan mental untuk siap menjadi orang yang literat. Salah satunya dengan meningkatkan daya baca.

Ingat Lo Daya baca berbeda dengan Minat baca.

Pastinya Anda sudah bisa membedakan antara minat baca dan daya baca. Minat baca berkaitan dengan keinginan, kecenderungan hati atau perasaan senang untuk membaca. Sementara daya baca berkaitan dengan kemampuan membaca, seberapa kuat seseorang dalam membaca.

 

Bicara daya baca, tentu tidak sekedar seberapa besar kita sanggup "melahap" buku-buku tebal. Seorang teman bertanya terkait daya baca.

 

"Hanya daya baca Hp android (yang) tinggi. Daya baca buku rendah. Coba berapa buku yang dibeli oleh guru dalam satu bulan? Berapa buku yang dibaca dalam satu bulan? dan berapa media yang dibaca satu hari?"

 

Well ... Meningkatkan daya baca telah menjadi PR tersendiri bagi saya. Atau mungkin juga kita, sebagai anggota keluarga dan masyarakat. 

Siap Ditolak

Mental berikutnya yang perlu kita sadari adalah siap ditolak oleh media maupun penerbit, dll.

Saat naskah kita ditolak, coba lagi dan lagi. Atau cari alternatif lain. Misal dengan menerbitkan sendiri atau dipublish di berbagai media sosial.

JK Rowling pernah ditolak belasan penerbit. Dewi "Dee" Lestari sang penulis Supernova pun pernah merasakan ditolak penerbit. Bahkan sekelas novelis horor Stephen King pun pernah ditolak.

Bayangkan, jika mereka berhenti berjuang saat ditolak penerbit satu dua kali, mungkin saat ini kita tidak akan mengenal karya karya hebat mereka.

Siap Menjadi Unik

The last but not least. Mental yang perlu kita tanamkan untuk menjadi penulis adalah just be yourself. Jadilah diri sendiri. Jadilah unik.

Maksudnya dalam menulis nggak perlu terlalu ikut-ikutan seperti orang kebanyakan. Tulis saja apa yang paling kita sukai. Yang paling sesuai dengan diri kita.

Omjay misalnya selalu unik dengan tulisan setiap harinya. Mr. Bams unik dengan kalimat-kalimat positifnya. Dan Bu Kanjeng yang unik dengan gaya bahasanya yang begitu hidup.

Tengok blog atau buku Raditya Dika, isinya pasti humor. Jika membaca buku-buku Justin Gaarder (penulis Dunia Sophie), jangan heran jika terselip unsur filsafat. Karena basicnya beliau memang pernah jadi guru filsafat sebelum menjadi penulis.

Nah, apa yang unik dalam diri kita? Mari kita tuangkan dalam bentuk tulisan.

Jadilah penulis jujur yang apa adanya dan ada apanya. Tidak dibuat-buat/dipaksakan (apa adanya) namun tetap berbobot (ada apanya).Yang kedua bisa kita tingkatkan dengan terus berlatih menulis dan membaca.

Harapan saya tulisan ini akan mewarnai mental pembaca untuk tetap berkarya dan mengukir prestasi di dunia Literasi. Aamiin

 

10 komentar:

Anonim mengatakan...

Mantap ibu, bagus sekali isinya dan sangat bermanfaat :)

Daffa Muhammad Fitra mengatakan...

Mantap bu👍 bagus sekali isinya dan sangat bermanfaat :)

Hasnat Ferdiananda mengatakan...

Hasnat Ferdiananda

Dzikry mengatakan...

Dzikry Dwi Surahman 9A

Dzikry mengatakan...

Dzikry Dwi Surahman 9A

revaalvina mengatakan...

Sangat bagus bu 😊 dan sangat bermanfaat bagi semua orang yang membacanya !
- Rva

Anonim mengatakan...

Blog yang sangat bangus dan berkesan untuk seorang penulis.Blog nya juga sangat bagus, mendalami seorang penulis dan sangat mudah di pahami.semoga kedepannya makin banyak blog yang lebih bagus bu, terima kasih

nama : rangga putra p

kelas : 9a

Anonim mengatakan...

Sangat membantu! Aku juga suka sekali menulis-nulis cerita, sekedar iseng saja. Aku ingin menjadi penulis cerita fantasi yang terkenal seperti J.K Rowling. Artikel ini sangat membantuku untuk mempersiapkan diri menjadi seorang penulis yang sesungguhnya!.

Anonim mengatakan...

sudah bagus bu Ati, jangan lupa sertakan sumber tulisan ibu di akhir tulisan. Karena sebuah karya itu tidak ada yang mutlak dari opini kita saja, tetapi dari berbagai macam sumber yang disatukan dan muncullah opini itu.
Perdalam karakter penulisan ibu, karena setiap tulisan harus memiliki identitas dari gaya dan karakter penulis.
sukses selalu bu Ati.

R Sukma Santosa mengatakan...

Mantap bu guruuu, semangat dan sukses. Sangat menginspirasi.

BAHAN AJAR DAN LKPD

NORMA-NORMA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT Kebutuhan antara satu manusia dengan manusia lainnya tidak selalu sama dan terus berubah. Dengan bany...