Rabu, 24 November 2021

HARI GURU NASIONAL

 PERINGATAN HARI GURU NASIONAL


Mungkin sebagian guru masih bertanya-tanya sejarah Hari Guru Nasional yang lahir pada 25 November 1945. Kesadaran akan berorganisasi semakin tumbuh seiring dengan kebutuhan dan tantangan serta peluang arus informasi yang semakin deras. 

Banyak manfaat yang didapat dengan berorganisasi, bertambahnya ilmu pengetahuan, terjalinnya tali silaturahim, motivasi selalu terbentuk, dan nasib selalu diperjuangkan. Begitu juga dengan Organisasi PGRI. yang selalu berbagi dan memperjuangkan nasib guru-guru yang semakin meningkat kesejahteraannya.

Setelah membaca berbagai referensi, akhirnya saya membaca Sejarah singkat Lahirnya PGRI yang ditulis oleh Ibu Ketua PB PGRI Ibu Prof. Dr. Unifah Rosyidi, M.Pd. dan Sekjen PB PGRI Bapak Drs. H.M. Ali.H Arahim, M.Pd. Tulisan tersebut adalah pengantar sambutan Sejarah Singkat Lahirnya PGRI pada HUT ke 76 PGRI dan HGN Tahun 2021 dengan No Surat 711/Um/PB/XXII/2021. 

Semangat kebangsaan Indonesia telah lama tumbuh di kalangan guru-guru bangsa Indonesia. Organisasi perjuangan guru-guru pribumi pada zaman Belanda berdiri tahun 1912 dengan nama Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB). Organisasi ini bersifat unitaristik yang anggotanya terdiri dari para Guru Bantu, Guru Desa, Kepala Sekolah, dan Penilik Sekolah. Dengan latar belakang pendidikan yang berbeda-beda mereka umumnya bertugas di Sekolah Desa dan Sekolah Rakyat Angka Dua. Disamping PGHB berkembang pula organisasi guru bercorak keagamaan, kebangsaan, dan yang lainnya. 

Pada tahun 1932, dengan penuh kesadaran, 32 organisasi guru yang berbeda-beda latar belakang, paham, dan golongan bersepakat bersatu mengubah nama Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB) menjadi Persatuan Guru Indonesia (PGI). Pengubahan nama ini mengejutkan pemerintah Belanda, karena penggunaan kata “Indonesia” yang mencerminkan semangat kebangsaan sangat tidak disenangi oleh Belanda. Sebaliknya, kata “Indonesia” ini sangat didambakan oleh guru dan bangsa Indonesia. Perjuangan PGI bukan lagi sekadar nasib guru, melainkan memuncak pada kesadaran dan cita-cita kemerdekaan. Pada zaman pendudukan Jepang segala organisasi dilarang, sekolah ditutup, dan Persatuan Guru Indonesia (PGI) tidak dapat lagi melakukan aktivitas.

Semangat proklamasi 17 Agustus 1945 menjiwai penyelenggaraan Kongres Guru Indonesia pada tanggal 24 – 25 November 1945 di Surakarta. Melalaui kongres ini, segala organisasi dan kelompok guru yang didasarkan atas perbedaan tamatan, lingkungan pekerjaan, lingkungan daerah, politik, agama, dan suku, sepakat dihapuskan. Mereka adalah – guru-guru yang aktif mengajar, pensiunan yang aktif berjuang, dan pegawai pendidikan Republik Indonesia yang baru dibentuk. Mereka bersatu untuk Negara Kesatuan Republik Indonesia. Di dalam kongres inilah, pada tanggal 25 November 1945 – seratus hari setelah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia – Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) didirikan.

Sejak lahirnya, PGRI bersifat unitaristik, independen, dan non-partisan. Keanggotaanya tanpa memandang ijazah, status, tempat bekerja, jenis kelamin, latar belakang agama, dan lain sebagainya. Kelahiran PGRI sebagai wadah pemersatu guru yang sedang mengalami revolusi kemerdekaan merupakan manifestasi rasa tanggung jawab dan kesadaran kaum guru Indonesia dalam memenuhi kewajiban akan pengabdiannya serta partisipasinya kepada perjuangan menegakkan dan mengisi kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Para guru yang mengadakan kongres serentak bersatu mengisi kemerdekaan dengan tiga tujuan: (1) mempertahankan dan menyempurnakan Republik Indonesia; (2) mempertinggi tingkat pendidikan dan pengajaran sesuai dengan dasar-dasar kerakyatan; dan (3) membela hak dan nasib buruh umumnya, guru pada khususnya.

Dalam rona dan dinamika politik yang sangat dinamis, PGRI tetap setia dalam pengabdiannya sebagai organisasi profesi yang bersifat unitaristik, independen, dan nonpartisan. Untuk itulah, sebagai penghormatan kepada guru, Pemerintah Republik Indonesia melalui Keputusan Presiden Nomor 78 Tahun 1994, menetapkan hari lahir PGRI tanggal 25 November sebagai Hari Guru Nasional, dan selalu diperingati setiap tahun. 

Itu sebagian pengantar dari Ketua  dan Sekjen PB yang amanahnya harus diteruskan Kepada Pengurus Cabang, Cabang khusus, Ranting dan pimpinan Lembaga Pendidikan di Wilayah masing-masing dalam sambutan peringatan Harii Guru Nasional


Selamat Hari Ulang Tahun   PGRI ke- 76 dan Hari Guru Nasional 2021 
Bangkit Guruku Maju Negeriku, Indonesia Tangguh Indonesia Tumbuh. 

Tidak ada komentar:

BAHAN AJAR DAN LKPD

NORMA-NORMA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT Kebutuhan antara satu manusia dengan manusia lainnya tidak selalu sama dan terus berubah. Dengan bany...