Senin, 06 Mei 2024

AKSI NYATA
BIMBINGAN DAN KONSELING : LAYANAN PEMINATAN

 

Kebayakan Peserta didik dan orang tua memandang Bimbingan dan Konseling, sebagai kegiatan yang menakutkan bahkan tak jarang mereka memberi label pemanggilan karena telah melakukan kesalahan. Bahkan wali murid datang ke Ruang Bimbingan dan Konseling, sebelum datang mereka banyak berdebat dengan  anaknya sendiri. Kata Wali Murid, ada apa Ibu/ Bapak dipanggil ke BP/ Sekolah pastinya kamu telah melakukan perbuatan pelanggaran yah?

Selain pelabelan oleh Peserta didik dan Wali murid, BP terkadang terjadi perdebatan dengan Guru dan Wali Kelas. Tugas BP adalah memberi pelayanan agar dapat menjawab kebutuhan Peserta didik dengan mengoptimalkan seluruh sumber daya yang dimiliki oleh satuan Pendidikan. Bermula dengan adanya proses layanan Bimbingan dan Konseling, siswa sedang diberi perlakuan, sudah mulai ada keberanian masuk sekolah dengan absen khusus. Eh tiba-tiba anak mogok lagi ngak mau sekolah alasannya mulai mendapat perlakuan yang kurang menyenangkan dari Guru-guru dan Peserta didik lainnya. Sehingga kerja Guru BK mulai dari awal lagi.

Dalam Kurikulum Merdeka, desain strategi Implementasi Bimbingan konseling dapat berupa program baru, penguatan program yang ada, atau mengubah program yang ada dengan tujuan yang disesuaikan dengan kebutuhan Peserta didik.

Setelah menyimak Dokumen Panduan Implementasi Bimbingan dan Konseling, terdapat empat komponen besar dalam Layanan Bimbingan dan Konseling, yakni layanan dasar, layanan peminatan dan perencanaan individual, layanan responsif dan layanan dukungan sistem.

Saya pelajari Layanan Peminatan, yang mana layanan Peminatan adalah proses membantu siswa secara sistematis dalam mengembangkan pemahaman dan keterampilan sesuai dengan fase perkembangan dan profil pelajar Pancasila yang ingin dicapai. Layana ini diberkan kepada kelompok besar, kelompok kecil maupun individual, dengan tujuan agar siswa dapat memahami tentang berbagai isu pribadi, belajar dan sosial, termasuk di dalamnya isu mengenai perundungan, kekerasan seksual atau pelecehan dan intoleransi.

Laanan ini diharapkan peerta didik dapat mengenal serta mengembangkan diri sesuai minatnya secara proaktif disemua dimensi profil pelajar Pancasila. Sehingga dapat mengakomodasi kebutuhan peserta didik mengenai minat, bakat dan kemampuannya sejak dini. Peserta didik perlu didorong untuk mengikuti kegiatan ektrakurikuler, hal ini merupakan hal yang terbaik untuk pengenalan minat, bakat, kemampuan, percaya diri yang lebih tinggi, disiplin dan memdorong untuk melakukan aktivitas produktif dalam keseharian.

Untuk layanan peminatan dan perencanaan individual Guru BK beserta guru wali kelas dapat melakukan beberapa hal berikut:

Lakukan pemetaan kebutuhan peserta didik. Pemetaan dapat dilakukan melalui berbagai cara,  termasuk mengamati mencatat hal- hal  yang dilakukan peserta didik saat kegiatan bermain, belajar maupun kegiatan antusias dilakukan di kegiatan bermain - belajar dan waktu luang,  ciri pribadi, atau potensi kemampuan yang teramati lainnya. Satuan pendidikan dapat pula menggunakan asesmen minat ataupun menggunakan data asesmen diri peserta didik mengenal minatnya.

Merumuskan tujuan area pengembangan diri. Berdasarkan hasil pemetaan tersebut,  guru BK dan wali kelas bersama-sama dengan peserta didik merumuskan tujuan area yang perlu dikembangkan. Pengembangan diri ini dapat dilakukan baik melalui acara ektrakurikuler di dalam satuan pendidikan maupun di luar satuan pendidikan. Satuan pendidikan dapat memberikan kesempatan kepada peserta didik dalam mengembangkan minat dengan mengikuti kegiatan kompetisi atau kegiatan lain di luar sekolah seperti festival konferensi, peserta didik dan lain-lain

Pelaksanaan Pengembangan diri. Setelah mendapatkan masukkan dari satuan pendidikan melalui  guru BK dan Wali Kelas,  peserta didik dapat melakukan pengembangan diri sesuai dengan kebutuhan dan minatnya dengan dampingan orang tua.  Untuk kebutuhan dalam proses pengembangan diri, peserta didik perlu mendapatkan wawasan luas tentang berbagai bidang.  Minat peserta didik dapat berkembang dari waktu ke waktu,  untuk itu perlu keluasan wawasan dan eksplorasi agar peserta didik dapat menguatkan pemahan mengenai minat, bakat dan kemampuannya.  Dengan pendampingan atas nanti perlu membuat  perencanaan perencanaan pengembangan diri yang sesuai dengan tujuannya.

Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan oleh satuan pendidikan adalah mengundang narasumber dari berbagai profesi, karya wisata, kunjungan lapangan dan sebagainnya.

Melalui layanan peminatan dan perencanaan individual, peserta didik secara bertahap membangun kompetensi pembelajaran sepanjang hayat, seperti:  

Membuat tujuan atau tantangan untuk pengembangan diri baik dalam lingkup pribadi maupun sosial. Tujuan dan tantangan ini dapat dibuat jangka pendek menengah maupun jangka panjang

Merencanakan masa depan seperti pilihan kelanjutan studi,  pilihan sekolah dan bidang karir.

Menganalisis dan mengolah kekuatan dan kelemahan untuk mendapatkan tujuan-tujuan diri, serta menggali proses yang tengah dijalani menuju tujuan tersebut dan  membuat keputusan-keputusan sesuai dengan rencana dan merefleksikan keputusan-keputusan tersebut.

Layanan Peminatan  yang dilakukan adalah dengan kelompok besar dengan tujuan memberikan motivasi belajar menuju kesuksesan Asesmen Akhir Jenjang menuju pilihan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi. dilakukan langsung pada siswa kelas IX SMP Negeri 12 Bandung Tahun Pelajaran 2023-2024.

Alasan saya melakukan layanan Peminatan, Siswa kelas IX SMP Negeri 12 Bandung Tahun Pelajaran 2023-2024.

Peserta didik  memiliki potensi akademik yang sangat tinggi, akan tetapi semangat dan motivasi belajar mengalami penurunan. Hal ini terpatau selama pembelajaran PPKn sesuai dengan pembelajaran yang saya ampu.

Awal kegiatan layanan Peminatan, saya lakukan dengan mengadakan Pemetaan peminatan Pemetaan kebutuhan secara observasi angket wawancara dan metode lainnya dengan menggunakan pertanyaan pemantik seperti bidang apa yang paling ingin diketahui peserta didik saat itu.

Setelah mengetahui keadaan siswa, maka saya mencoba untuk membuat perencanaan sederhana untuk satu layanan peminatan yang akan dilakukan berdasarkan hasil pemetaan kebutuhan.

Untuk memudahkan saya berkolaborasi dengan guru BK dan guru lain sebagai  Wali Kelas kelas IX dan masyarakat jika diperlukan.

Setelah itu saya mencoba untuk melaksanakan layanan peminatan sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat.

Untuk mengetahui keberhasilan saya mencoba merefleksi dan mintalah umpan balik dari pihak yang terlibat antara lain wali kelas dan Peserta didik kelas IX yang telah mendapat layanan Peminatan.

Selengkapnya mari simak langkah atau siklus berikut ini:

Pertama sambil masuk kelas saya mencoba menyebarkan pertanyaan pemantik untuk menggali potensi siswa:

        Nama Lengkap
Kelas
Mata Pelajaran apa yang kalian sukai
Alasan kamu menyukai Pelajaran ( karen guru, pelajarannya menarik atau strategi yang bervariasi)
Hoby
Cita-cita
Rencana setelah Tamat SMP

ANGKET PEMINATAN 
Sumber https://www.scribd.com/document/353042424/angket-peminatan-docx

Secara Umum Siklus layanan Peminatan sebagai Berikut

Selama proses Peminatan  BK saya merasa berkewajiban untuk membimbing peserta didik dalam menggali minat, bakat dan kemampuan sehingga setelah mengadakan asesmen akhir jenjang mereka tidak lagi ragu untuk memilih sekolah yang menjadi idamannya yakni SMA atau SMK. Selain itu saya sangat hati-hati dalam melakukan layanan peminatan yakni selalu berpegang teguh dengan Etika Profesiona BK  antara lain, kerahasiaan, sukarelaan, keterbukaan,responsif, keaktifan dan kemandirian. 

  • Kerahasiaan maksudnya adalah menjaga informasi tentang diri peserta didik yang menyangkut kehidupan pribadi maupun permasalahan yang sedang dialami sesi berbagi informasi tentang peserta didik harus dilakukan yaitu peserta didik yang bersangkutan sesuai dengan asas kerahasia atau pertimbangan etika profesi dan atau  dilakukan seizin orang tua atau Wali dan peserta didik. 
  • Kesukarelaan dalam arti tidak ada unsur paksaan kepada peserta didik untuk mengikuti program layanan. 
  • Keterbukaan dalam arti Memberikan dan menerima informasi untuk pemecahan masalah peserta didik selama proses pelayanan. 
  • Responsif adalah adalah tidak menunda-nunda dalam memberikan bantuan dengan berbagai alasan. 
  • Keaktifan adalah terus berusaha membangkitkan semangat dan kemandirian peserta didik untuk mampu menyesuaikan diri serta menghadapi tantangan di lingkungan
  • Kedinamisan dalam arti mengikuti tekad agar terjadi perubahan pada diri peserta didik ke arah yang lebih baik sedangkan 
  • Kemandirian adalah mendorong peserta didik untuk mengenal dan menerima diri dan lingkungan serta mampu mengambil keputusan.

Dari etika tersebut di atas, saya menyadari etika tersebut harus dilaksanakan dengan maxsimal,

Sementara etika yang sudah menjadi kekuatan saya adalah etika:

  • Keterbukaan dalam arti Memberikan dan menerima informasi untuk pemecahan masalah peserta didik selama proses pelayanan. 
  • Responsif adalah adalah tidak menunda-nunda dalam memberikan bantuan dengan berbagai alasan. 
  • Keaktifan adalah terus berusaha membangkitkan semangat dan kemandirian peserta didik untuk mampu menyesuaikan diri serta menghadapi tantangan di lingkungan
  • Kedinamisan dalam arti mengikuti tekad agar terjadi perubahan pada diri peserta didik ke arah yang lebih baik sedangkan 
  • Kemandirian adalah mendorong peserta didik untuk mengenal dan menerima diri dan lingkungan serta mampu mengambil keputusan.

Dengan kekuatan etika tersebut, keterbukaan, responsif, keaktifan dan kemandirian, murid mulai memperhaikan layanan Peminatan yang dilaksanakan, merasakan sesuatu manfaat sikap terbuka, lebih responsif serta tekad ingin berubah meuju hal yang lebih baik dan positif dan timbul rasa poercaya diri serta lebih mandiri.

Sementara etika yang perlu ditingkatkan adalah kerahasiaan dan kesukarelaan perlu terus diupayakan serta menghargai perasaan baik siswa maupun orang tua. Jangan bersikap arogan, tetapi mesti hati-hati tidak terjadi paksaan dengan program layanan dasar Bimbingan Konseling.

Dengan adanya layanan Peminatan yang dilakukan, saya merasa puas telah membantu siswa, mengarahkan dan mefasilitasi dalam mencari solusi dari permasalahan  yang dihadapi siswa.

Dalam layanan Peminatan membantu mengarahkan proses pembelajran yang lebih proaktif , kreatif dan lebih inovatif .

Hal yang sudah dianggap baik adalah siswa mulai, memahami langkah dan sikap yang akan dihadapi menuju kegiatan Asesmen akhir jenjang, dan persiapan menuju Penerimaan Siswa Baru ke jenjang yang lebih tinggi.

Ada beberapa hal yang masih perlu ditingkatkan, yakni pasang surutnya motivasi belajar. Sehingga peran saya selanjutnya terus memantau murid untuk tetap memiliki motivasi yang tinggi dalam belajar dan memberi berbagai fasilitas pelayanan yang prima, sehingga murid kita merasa aman nyaman dan terkendali selama belajar di SMP Negeri 12  Bandung.

Pelaksanaan Proses layanan saya sapaikan kepada rekan-rekan Guru di SMP Negeri 12 Bandung terutama pada Wali kelas dan Guru BK. Seperti apa tanggapan Mereka? Mari kita lihat Umpan Balik di bawah ini.





DOKUMEN LAYANAN PEMINATAN
(1)
Fhoto bersama Guru BK selepas Kegiatan 
Layanan Peminatan





    
(2)
Fhoto Hasil  Kegiatan 
Layanan Peminatan











Rabu, 03 April 2024

MENGELOLA TOPIK PELATIHAN MANDIRI DI PMM

MERUPAKAN  IKHTIAR PENGEMBANGAN DIRI


Platform Merdeka Mengajar (PMM) ini sebuah penantian manakala muncul topik baru itulah sesuatu yang penting bagi saya sebagai pendidik. Ekosistem PMM Memudahkan Pendidik Mengakses Informasi, Referensi serta Impirasi.  Bayangkan Sejumlah 1,8 Juta Pendidik telah menggunakan PMM. Untuk itu jadilah kita sebagai pengguna PMM yang setia dan selalu merindukan sesuatu yang baru.

Saat ini ada lima puluh tiga topik yang dapat dijadikan bahan pelatihan Mandiri. Topik- topik tersebut dapat diakses dengan mudah. yakni:

  1. Kurikulum merdeka:
  2. Merdeka belajar:                     
  3. Perencanaan pembelajaran SMP/paket B.:                 
  4. Asesmen SMP /SMK /paket B-C:
  5. Kriteria  Ketercapaian Tujuan Pembelajaran ,
  6. Projek Penguatan Propil Pelajar Pancasila SMP/Paket B
  7. Projek Penguatan Propil Pelajar Pancasila SLB
  8. Diferensiasi dalam Pembelajaran (SMP-SMA/Paket B-C)
  9. Profil pelajar Pancasila
  10. Perencanaan Berbasis Dara di Satuan Pendidikan
  11. Rapor pendidikan Sebagai Sumber Data Perencanaan
  12. Perencanaan Berbasis Data Identifikasi-Refleksi dan Benahi
  13. Refleksi diri
  14. Disiplin positif
  15. Bimbingan Konseling,  dan layanan Dasar             
  16. Bimbingan  dan Konseling : Layanan Peminatan dan Responsif
  17. Iklim Sekolah Aman Mencegah Perundungan
  18. Iklim Sekolah Aman Mencegah Kekerasan Seksual
  19. Iklim Sekolah Aman Mencegah Intolerasi
  20. Supervisi Akademis
  21. Fasilitator Pembelajaran
  22. Wawasan Kebhinekaan Global (SMP) Kemitraan dengan PUSPEKA
  23. Pendidikan Ketrampilan Hidup (PKH) SMP Kemitraan dengan UNICEP
  24. Pendidikan Inklusif (SMP) Kemitraan dengan UNICEP
  25. Pengelolaan Kesehatan Mentruasi SMP  Kemitraan dengan UNICEP
  26. Gizi Remaja SMP Kemitraan dengan UNICEP
  27. Komitas Praktisi
  28. Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila: Contoh Praktik
  29. Toals online untuk pembelajaran Aktif (Kemitraan dengan Inovasi)
  30. Numerasi: Meningkatkan Kopetensi Murid
  31. Literasi: Meningkatkan Kopetensi Murid
  32. Kurikulum Oprasional Satuan Pendidikan : Pahami Tahap Mahir (Part 1)
  33. Kurikulum Oprasional Satuan Pendidikan : Pahami Tahap Siap (Part 1)
  34. Kurikulum Oprasional Satuan Pendidikan : Pahami Tahap Berkembang (Part 1)
  35. Kurikulum Oprasional Satuan Pendidikan : Pahami Tahap Awal (Part 1)
  36. Tahap Perkembangan Peserta Didik Jenjang SMA/K (Usia 15-18 Tahun)
  37. Tahap Perkembangan Pesertadidik Jenjang SMP (12-15 Tahun)
  38. Numerasi: Ide-Ide Praktis Pembelajaran (Kemitraan dengan Inovasi)
  39. Kurikulum operasional satuan pendidikan: Kenali
  40. Semangat Guru 2: Kompetensi Nonteknis Kurikulum Merdeka (Kemitraan dengan HP Indonesia dan V&V Communications)
  41. Semangat Guru 3: Merdeka Mengajar denganKompetensi Nonteknis. 
  42. Pencegahan dan Penangan Kekerasan di Lingkungan Satuan Pendidikan (Kemitraan dengan PUSPEKA)
  43. AAP (Ayo Atasi Perundungan) melalui Program Roots Indonesia
  44. Iklim Sekolah Aman: Mencegah Penyalahgunaan Narkoba.
  45. Pelibatan Keluarga di satuan pendidikan.
  46. Buku Nonteks bermutu dan bagaimana memanfaatkannya.
  47. Literasi: Kompetensi Pendidik Tahap Berkembang
  48. Literasi: Kompetensi Pendidik Tahap Layak.
  49. Literasi: Kompetensi Pendidik Tahap Cakap dan Mahir.
  50. Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif (Dasar)
  51. Numerasi Pembelajaran Terdef terdeferensiasi dan Alur Tujuan Pembelajarannya (Kemitraan dengan Inovasi)
  52. Menjalankan Komunitas Belajar dalam Sekolah.
  53. Pembelajaran dengan Peserta Didik Berkebutuhan Khusus








Selasa, 19 Maret 2024

BERBAGI PRAKTIK BAIK

 SOSIALISASI ISU PERUNDUNGAN DI SMPN 12 BANDUNG

Perundungan merupakan sebuah perilaku agresif i yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang  secara sengaja dan berulang dengan tujuan agar orang lain merasa tidak nyaman maupun hingga menimbulkan dampak buruk lain seperti cedera secara psikologis, fisik, dan sosial

Ada beberapa jenis Perundungan anatara lain: Perundungan verbal dengan menggunakan kata- kata untuk menyakiti atau menghina orang  lain, seperti memanggil nama, menghina, atau mengancam.

Perundungan fisik dengan menggunakan kekuatan fisik untuk menyakiti atau mengancam orang lain, seperti memukul, menendang, atau mendorong.

Perundungan emosional dengan menggunakan tindakan   untuk menyakiti atau mempermalukan orang lain secar emosional, seperti menyebarkan rumor, mengucilkan, atau mengintimidasi.

Cyberbullying dengan menggunakan   teknologi untuk menyakiti atau mengancam orang lain, seperti mengirim pesan teks atau email yang mengancam, mengunggah foto atau video yang memalukan, atau menyebarkan rumor secara online.

Saya mulai mensosiaisasikan Isu Perundungan di sekolah tempat bekerja yakni SMP Negeri 12 Bandung. Harapan saya sekolah bebas dari prilaku Intoleran yakni perundungan baik siswa siswi, guru serta semua keluarga Besar sekolah tempat bertugas aman, nyaman serta kondusif.

Sosialisasi dilaksanakan pada teman sejawat terdekat yakni kepada Kelompok Belajar (Kombel) di sekolah,  melalui Kombel banyak manfaat yang bisa diambil yakni:

  1. Pertukaran Pengalaman/ Praktik
  2. Peningkatan Profesional
  3. Peningkatan Keterampilan
  4. Motivasi Dukungan
  5. Kolaborasi

Materi Sosialisasi dapat dilihat di bawah ini:








Kegiatan ini semakin meluas dipahami oleh guru-guru setelah ada Tim Pencegahan dan Penanganan Kekerasan (TPPK) di Lingkungan SMP Negeri 12 Bandung yang diketuai oleh Bu Ria Lestari, M.Pd  (Koordinator BP/BK).

Saya semakin yankin dan percaya bahwa dengan adanya sosialisasi dan pembentukan tim, guru-guru akan semakin sigap mecegah dan menangani perundungan.



Jumat, 08 Maret 2024

MUNGGAHAN

 KELUARGA BESAR SMP NEGERI 12 BANDUNG


Jumat,  8 Maret 2024 Munggahan di SMP Negeri 12 Bandung. Kegiatan munggahan diisi dengan membaca Alquran , Solat Dhuha, Ceramah persiapan memasuki Romadhan, mushofahah  siswa dengan siswa, siswa dengan guru dan guru dengan  guru dan Tenaga Akademik. Akhir kegiatan  munggahan adalah botram yang diselenggarakan di tiap-tiap kelas tentunya dengan  bimbingan Wali kelas.

Kadidat Calon Doktor Ust Aminudin, M,Pd  memaparkan secara gamblang  sekitar persiapan menyambut Bulan Ramahon, Siswa dan guru sangat antusias menyimak paparan tersebut. Berikur adalah foto sepurat kegiatan munggahan:


Fhoto Kegiatan Solat Duha 


Video Kegiatan Musyofahah


Video Kegiatan Bungah Mendak Munggah dengan Para Mantan










Rabu, 06 Maret 2024

KRETIVITAS SISWA

 MEDIA UNGGULAN DALAM MENINGKATKAN KEMANDIRIAN PRILAKU EKONOMIS
DIKALANGAN SISWA SMP NEGERI 12 BANDUNG


menciptakan sesuatu yang baru baik berupa gagasan maupun karya nyataa yang ditandai dengan orisinilitas dan relatif berbeda dengan apa yang telah ada untuk menggerakan kemajuan  manusia di bidang pengetahuan dan teknologi sehingga dapat menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang ada. 

Kreativotas merupakan proses mental yang unik semata-mata untuk menghasilkan sesuatu kebaharuan yang berbeda dengan yang sudah ada.
Terkadang kita kurang percaya diri untuk menciptakan kreativitas, takut salah,takut gagal, cemoohan, cemas, tertekan, kurang fokus, kurang ide, tidak jelas tujuan bahkan  bosan menjadi kendala kreativitas.
Kita buang jauh-jauh semua hambatan dan mulai menyusun berbagai strategi alam berkreativitas, seperti:







Selasa, 13 Februari 2024

PESTA DEMOKRASI

PESTA DEMOKRASI YANG DINANTI



Suasana TPS 010 RW 02  Lingkungan 
Pasteur Sukajadi Kota Bandung

Selamatkan Kartu Suara kita



Minggu, 11 Februari 2024

BERBAGI PRAKTIK BAIK

MERANCANG PEMBELAJARAN 
BERDASARKAN PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK FASE D
12 - 15 TAHUN


Seringkali dalam kegiatan Belajar mengajar, siswa selalu menjadi objek dari kesalahan proses, siswa nakal, kurang sopan, sering keluar masuk, sering mengganggu, tidak mau mengerjakan tugas dan tidak mau konsentrasi dalam belajar. Ujungnya guru marah, tidak mau mengajar atau memberi nilai yang terlalu objektif.

Secara kognitifremaja pada tahap awal sudah mulai mengalami peningkatan  minat intelektual.Mereka juga memiliki pemikiran yang konkritseperti mulai mencari kebenaran dari suatu halbaik atau buruk, dan sebagainyaSelain itu, pada tahap ini para remaja juga mulai memutuskan pemikiran mereka pada diri sendiri (disebut egosentrisme). 

Sebagai bagian dari inipraremaja dan remaja awal sering kali sadar diri tentang   penampilan mereka dan merasa seolah-olah  selalu dinilai oleh teman sebayanya. Hal ini yang membuat kebanyakan anak remaja awal menganggap penting semua pemikiran dan penilaian orang tentang dirinya. 

Selain itu, anak remaja merasakan peningkatan akan privasi. Mereka mungkin mulai mencari cara untuk mandiri dari keluarga. mereka tampak memberikan batasan atau bereaksi keras jika orang tua mereka terkesan terlalu mengekang atau mencampuri urusan mereka.

Masalah yang muncul cenderung sepele namun kejadian cukup sering terjadi, antara lain :

  1. Adanya saling ejek antar teman, terkadang mengejek dengan memanggil nama teman dengan nama orang tuanya
  2. Bermain pintu; teman yang menutup pintu agar teman yang lainnya tidak bisa masuk, sehingga terjadi saling dorong pintu, hal ini terkadang menyebabkan ada yang terjepit atau terhimpit teman lainnya
  3. Bermain kelahi-kelahian (“gegelutan”) tetapi seringkali terjadi menjadi kelahi betulan
  4. Saling ejek dengan menjodohkan teman lainnya, sehingga yang dijodohkan menjadi merasa malu
  5. Kesulitan belajar karena adanya pola belajar bawaan yang kurang baik dan teratur
  6. Mengantuk
  7. Kesulitan mendapat teman karena minder
  8. Masalah dengan orang tua, terutama merasa orang tua pilih kasih
  9. Malas sekolah karena sulit beradaptasi
  10. Malas dengan tugas-tugas.

Fase Remaja Pertengahan, 14-17 Tahun, Usia rentang ini sering muncul permasalahan, seperti:

Masalah kelompok

  1. Berkelompok membuat semacam geng/komunitas
  2. Seteru antar kelompok
  3. Bullying
  4. Mabal/bolos
  5. Merokok (di Sekolah/WC, di luar sekolah dan berseragam, diposting di Medsos)
  6. Pacaran berlebihan/terlalu dekat
  7. Perseteruan akibat pacaran dan pihak ke-tiga
  8. Perkelahian dengan teman karena saling ejek
  9. Dandanan terlalu menor, aksesoris berlebihan (putri)
  10. Poto bugil (putri)
  11. Gagal move on. 

Remaja awal dan remaja pertengahan merupakan rentang umur siswa SMP Fase D.Dengan paham permasalahan remaja tersebut maka saya mulai mengidentifikasi permasalahan dan mencari solusi yang sesuai dengan permasalahan tersebut. Saya mulai memahmi gejala yang muncul baik yang berdampak postif dan berdampak negatif.

Pembelajaran mesti memperhatikan karakteristik dari permasalahan remaja awal dan remaja pertengahan. sehingga keberadaan diri siswa semua mendapat pelayanan yang sangat serius, dan siswa merasa dihargai dan mulai berpikir lebih positif lagi.

Pembelajaran berdeferensiasi menempati posisi yang sangat penting, pelayanan Individual sangat dibutuhkan dan dengan demikian guru emosian, dan prilaku yang intoleran akan terhindar, dan  pembelajaran semakin berpihak pada siswa atau murid.

Berangkat dari berbagai permasalahan tersebut di atas, sepertinya siswa sulit untuk menemukan solusi sendiri. Akan tetapi perlu ada berbagai upaya dari guru-guru ikut andil mencari solusi dengan berbagai cara salah satunya dengan merancang pembelajaran berdasar perkembangan Peserta didik. 

Bermula dari perencanaan sudah mulai  melihat perkembangan siswa. Modul yang dirancang memperhatikan kedalaman dan keluasan materi. Elemen yang di ajarkan adalah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dengan Tema Wawasan Nusantara.

Tujuan Pembelajaran:

Peserta didik dapat mejelaskan Hakikat, Kedudukan dan Tujuan Wawasan Nusantara dalam konteks NKRI

Peserta didik dapat menganalisis permasalahan dalam mengimplementasikan Wawasan Nusantara dalam konteks NKRI.

Peserta didik dapat memproyeksikan solusi terhadap permasalahan dalam mengimplementasikan Wawasan Nusantara dalam konteks NKRI.

Wawasan Nusantara adalah cara pandang bangsa Indonesia mengenai diri dan tanah airnya sebagai Negara kepulauan dengan semua aspek kehidupan yang beragam.

Wawasan Nusantara pada hakekatnya mengandung konsep nilai persatuan dan kesatuan bangsa dan wilayah Indonesia, karena kondisi geografis Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau dankondisi bangsa Indonesia yang memiliki keberagaman adat, agama, dan budaya yang kesemuannya berpotensi timbulnya perpecahan.

Wawasan Nusantara bertujuan mewujudkan nasionalisme yang tinggi di segala aspek kehidupan rakyat Indonesia yang lebih mengutamakan kepentingan nasional daripada kepentingan individu, kelompok golongan, suku bangsa atau daerah.













P

AKSI NYATA BIMBINGAN DAN KONSELING : LAYANAN PEMINATAN   Kebayakan Peserta didik dan orang tua memandang Bimbingan dan Konseling, seba...