PERUBAHAN KECIL
DENGAN BERDAMPAK BESAR
Inklusi adalah sebuah pendekatan untuk membangun lingkungan yang terbuka
untuk siapa saja dengan latar belakang dan kondisi yang berbeda-beda, meliputi:
karakteristik, kondisi fisik, kepribadian, status, suku, budaya dan lain
sebagainya. Pola pikir ini selanjutnya berkembang dengan proses masuknya konsep
tersebut dalam kurikulum di satuan pendidikan sehingga pendidikan inklusif
menjadi sebuah sistem layanan pendidikan yang memberi kesempatan bagi setiap
peserta didik untuk mendapatkan pendidikan yang layak.
Pola pikir selanjutnya berkembang dengan pola pikir konsep inklusi dalam
kurikulum satuan pendidikan sehingga pendidikan inklusif menjadi sebuah sistem
layanan pendidikan yang memberi kesempatan bagi setiap peserta didik untuk
mendapat pendidikan yang layak
Tujuan Pendidikan Inklusif adalah memberikan kesempatan yang seluas-luasnya
kepada semua peserta didik yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental, dan
sosial, atau memiliki potensi kecerdasan dan/ atau bakat istimewa untuk
memperoleh pendidikan yang bermutu sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya;
Mewujudkan penyelenggaraan pendidikan yang menghargai keanekaragaman, dan
tidak diskriminatif bagi semua peserta didik.
Kebijakan Pendidikan inklusif mengacu kepada peraturan perundang-undangan
yang berlaku di Indonesia. UUD 1945 Pasal 28H ayat (2) menyebutkan bahwa setiap
orang berhak mendapat kemudahan dan perlakuan khusus untuk memperoleh
kesempatan dan manfaat yang sama guna mencapai persamaan dan keadilan.
Konsep Dasar Pendidikan Inklusif
Pendidikan inklusif merupakan filosofi pendidikan yang mendasari
keseluruhan rangkaian Pendidikan
Penghapusan berbagai hambatan anak untuk masuk sekolah atau
memperoleh Pendidikan (ct: labeling, seleksi, geografi, ekonomi,
termarjinalkan, dll)
Pendidikan inklusif merupakan wujud komitmen terhadap kesepakatan
dunia tentang Pendidikan untuk Semua (Education for All)
Menata lingkungan di luar diri anak terkait dengan kesiapan SDM,
aksesibilitas/sarana prasarana, iklim pembelajaran, dll.
Elemen Pendidikan Inklusif :
- Mengakomodasi semua peserta didik
- Pembelajaran yang berpusat pada peserta didik
- Menghargai keragaman
- Sistem (kurikulum, cara, media, dan lingkungan) disesuaikan dengan
kebutuhan peserta didik
- Aksesibilitas fisik dan nonfisik
- Guru bekerja dalam tim
- Keterlibatan orang tua dalam proses pendidikan/ pembelajaran
Saat ini, disatuan Pendidikan dimana saya
bertugas terdapat peserta didik yang berkebutuhan khusus, berdasarkan yang saya
pantau dan coba diidentifikasi saya menemukan Dari sepuluh kelas yang saya
ajar, terdapat Tiga siswa 7A, satu siswa 7B. satu siswa 7G, satu siswa 8A dan
satu siswa 8C ( jumlah tujuh siswa PDBK). Setelah itu saya mulai
memikirkan mengakomodir dan asesmen untuk PDBK. Untuk lebih jelasnya saya
identifikasi dengan format di bawah ini.
Setelah diidentifikasi saya mendapatkan data Peserta didik di bawah ini:
- Peseta didik dengan hambatan fisik motoric
- Peserta didik dengan hambatan intelektual
- Peserta didik dengan hambatan penglihatan
- Peserta didik Autistic Spectrum Disorders (ASD)
- Peserta didik dengan hambatan intelektual
- Peserta didik dengan hambatan majemuk
- Peserta didik dengan hambatan intelektual
Untuk memudahkan perencanaan dan Asesmen, langkah selanjutnya saya kelompokkan berdasarkan jumlah yang sejenis, hasilnya seperti di bawah ini:
- Peseta didik
dengan hambatan fisik motoric (1)
- Peserta didik
dengan hambatan intelektual (3)
- Peserta didik
dengan hambatan penglihatan (1)
- Peserta didik
Autistic Spectrum Disorders (ASD) (1)
- Peserta didik
dengan hambatan majemuk (1)
Peserta didik dengan hambatan intelektual fisik motoric, Cirinya adalah:
- Anggota gerak tubuh kaku
lemah/lumpuh.
- Kesulitan dalam gerakan.
- Terdapat bagian anggota gerak yang
tidak lengkap/tidak sempurna.
- Hiperaktif/tidak dapat tenang.
- Terdapat cacat pada alat gerak.
- Jari tangan kaku dan tidak dapat
menggenggam.
- Kesulitan pada saat berdiri,
berjalan/duduk.
Peserta didik dengan hambatan intelektual selanjutnya diklasifikasikan
sebagai baik, ringan, sedang, parah, atau mendalam berdasarkan tingkat fungsi
adaptif.
Ciri-cirinya:
- Berguling, duduk, merangkak, atau berjalan terlambat.
- Berbicara terlambat atau kesulitan berbicara.Lambat
untuk menguasai hal-hal seperti latihan pispot, berpakaian, dan makan sendiri.
- Kesulitan mengingat sesuatu.
- Ketidakmampuan untuk menghubungkan tindakan dengan
konsekuensi.
- Masalah perilaku, seperti amukan yang meledak-ledak.
- Kesulitan dengan pemecahan masalah atau pemikiran
logis.
Peserta didik dengan hambatan Penglihatan, Ciri-cirinya adalah:
- Mata Juling;
- Sering berkedip;
- Menyipitkan (kelopak) mata;
- Mata merah;
- Mata infeksi;
- Gerakan mata tak beraturan dan
cepat;
- Mata selalu berair;
- Pembengkakan pada kulit tempat
tumbuh bulu mata;
- Mata gatal, panas atau merasa
ingin menggaruk karena gatal;
- Sering merasa pusing atau sakit
kepala; dan
- Penglihatan kabur atau ganda
Peserta didik Autistic Spectrum Disorders (ASD)
, Ciri-cirinya adalah:TIPE 1 : ADHD INATENTIF Gejalanya:
- Sulit perhatian
- Sulit mengikuti petunjuk
- Sulit menyelesaikan pekerjaan
- Pemalu atau menarik diri
- Mudah terbagi perhatiannya
- Terlihat tidak rapi/ceroboh
- Lamban dalam memproses informasi
Peserta didik Autistic Spectrum Disorders (ASD), Ciri-cirinya adalah:
TIPE 2 : ADHD INATENTIF Gejalanya:
- Sulit perhatian
- Mudah gelisah Impulsif dalam
berbicara atau bertindak
- Terlalu banyak berbicara
- Sulit menunggu giliran
- Suka menyela
- Mudah marah
Peserta didik dengan hambatan majemuk, cirinya: Peserta didik dengan hambatan majemuk (cacat ganda; multiple handicapped) adalah mereka yang
memiliki gangguan atau kelainan lebih dari satu jenis, mungkin dua atau lebih. Misalnya, gangguan
penglihatan disertai dengan gangguan pendengaran atau hambatan intelektual, hambatan
pendengaran disertai hambatan intelektual sehingga mereka membutuhkan kurikulum khusus.
Setelah mengamati karakteristik dari Peserta Dididk Berkebutuhan Khusus, saya coba di kelas 7 A dengan tiga siswa berkebutuhan Khus tentunya harus menyiapkan beberapa hal Rencana Pembelajaran, asesmen, sarana Prasarana serta strategi yang mengakomodir PDBK. sementara untuk empat siswa yang memiliki identitas dan karakteristik lain menyesuaikan sesuai dengan kebutuhan.
DOKUMENTASI
DOKUMENTASI
BAHAN TAYANG
Setelah mempelajari dan berbagi dengan rekan sejawat, saya mulai memahami alur identifikasi dan mengakomodasi semua persiapan Pendidikan Inklusi yang siap dilaksanakan di Sekolah tempat saya bertugas yakni SMP Negeri 12 Kota Bandung.
Langkah-langkah dalam menyusun profil kebutuhan Peserta Didik dan Program
Pembelajaran Individual (PPI) melalui kolaborasi bersama Guru dan para pihak
lainnya, seperti orangtua, unit layanan disabilitas dan tenaga profesional
lainnya.
penyusunan pembelajaran yang inklusif melalui desain universal pembelajar, menciptakan
kegiatan belajar dan lingkungan belajar yang dapat diakses oleh semua peserta
didik, dengan dan tanpa disabilitas.
UMPAN BALIK
Pelaksanaan pendidikan inklusif membutuhkan peran dan tanggung jawab berbagai stakeholder
yang terlibat, baik secara langsung maupun tidak. Mari kita sukseskan Program Sekolah Inklusif meski perubahan kecil akan tetapi berdampak sangat besar.