Jumat, 19 Februari 2021

 

UBAH KESEMPATAN JADI PENGALAMAN

SEBAGAI PENULIS BUKU

Resume keempat

Oleh Ati Rohaeti

 “Angan-angan menerawang langit. Cita-citakan segala sesuatu yang tinggi-tinggi. Sama halnya dengan penulis, berkaryalah sebanyak mungkin selagi dapat dilakukan. Begitulah peribahasa ini kiranya tepat menggambarkan tulisan kali ini.”

S

enin, 11 Januari 2021 menjadi hari yang membahagiakan. Saya masih diberi kesempatan untuk ruing keluarga –kegiatan bersama yang melibatkan seluruh anggota keluarga, kelompok, organisasi atau instansi untuk menjalin kebersamaan dan keakraban— bersama peserta, moderator, dan narasumber pelatihan Belajar Menulis. Tuhan masih memberikan kesehatan, kesempatan, dan kemampuan bagi saya untuk menyambung tulisan tentang bagaimana menariknya pelatihan ini. Tentu, menariknya pelatihan kali ini tidak terlepas dari hebatnya moderator dan narasumber. Pelatihan yang dipandu Bapak Bambang Purwanto dengan Ibu Eva Hariyati Israel, S.Kom., ini sukses menyambung rasa bersama peserta.

Pada awal pelatihan, narasumber meminta peserta untuk bersiap memutar otak dan melatih gerak jemari untuk menuliskan alasan memulai menulis. Cukup menantang sebab saya harus berpikir keras alasan apa yang benar-benar melatarbelakangi kegigihan ini. Singkat cerita, saya mulai menuliskan sedikit demi sedikit perjalanan saya mengenal dunia tulis-menulis.

AWALNYA saya mengenal menulis tidak lain berkat berkawan dengan Bapak Prihandono. Beliau adalah guru Bahasa Indonesia di salah satu Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri di Kecamatan Benjeng. Selama berkawan dengannya saya begitu sering dicekoki cerita pengalamannya memulai karir sebagai penulis. Mulai dari cerita dirinya yang sibuk menjadi pendidik sekaligus meniti karir sebagai seorang wartawan lepas.

Beliau memang menulis kejadian-kejadian sederhana yang ditemuinya sehari-hari. Menulis bagaimana jalan akses ke sekolah yang terendam banjir, prestasi siswanya yang menjuarai lomba, hingga hal sepele lain yang menurutnya menarik. Kemudian dari hal-hal yang mungkin dianggap sepele orang lain, beliau memberanikan diri mengirim karya-karyanya tersebut ke surat kabar di Surabaya. Ya, akhirnya terbit juga karya-karya tersebut.

Setiap penulis menerima kabar dari sebuah media penerbitan tentang apakah karya kita diterima atau tidak, selalu menjadi momen paling mendebarkan. Terutama ketika penulis menerima kabar bahwa karyanya resmi diterbitkan. Rasanya ada euforia tertentu dalam hati.

PADA momen itu saya merasa tertantang namun bercampur gelisah. Maksud hati ingin langsung memulai semua hal-hal tadi, tetapi dalam otak saya masih begitu banyak pertanyaan. Yang paling banyak muncul dalam pikiran saya adalah bagaimana saya memulainya. Hingga pada akhirnya saya bertemu dengan kegiatan Pelatihan Belajar Menulis PGRI Gelombang 17. Kami sebagai peserta dimasukkan ke dalam grup WhatsApp sebagai media bertukar pikiran dan pertanyaan selama pelatihan. Bahkan grup ini berfungsi sebagai wadah pelaksanaan pelatihan secara daring yang kami terima.

Di sinilah titik balik saya untuk mulai ‘berani’ kembali mengisi blog yang sempat tidak berpenghuni sejak tahun 2019. Meskipun entah sudah berapa blog yang saya buat dan tidak tahu ke mana rimbanya.

AKAL, AKIL, AKEL. NIAT BAIK, TEKAD BAIK, DAN PERBUATAN BAIK.

Ungkapan bahwa setiap akal, akil, dan akel yang dilakukan akan selalu tercermin dalam setiap tindakan kita. Keberanian yang semakin kuat dan tekad yang semakin bulat menghantarkan saya dengan diangkatnya sebagai Aparatur Sipil Negera (ASN) pada tahun 2019. Tentu pencapaian ini tidak lain berkat poin kredit yang didapat dari menulis. Saat ini kesempatan belajar di depan mata, tidak ada salahnya untuk mencoba kembali bukan?

Ya, kesempatan ini adalah sesuatu yang patut dicoba. Toh ini juga hal baik. Terlepas alasan saya yang kurang bagus dan hanya tergerak karena poin kredit yang didapat. Namun, yang lalu biarlah berlalu sebab kini saya paham betul menulis adalah cara lain mengekspresikan diri.

Seiring berjalannya waktu, niat asal saya melakukan mulai terlupakan dan terganti dengan niat mengisi blog. Dalam pikiran saya, tulisan apa yang bagus, diisi dengan apa blog saya, dan bagaimana saya memberi manfaat lewat tulisan, semua itu tidak lain buah hasil refleksi diri. Selain itu, motivasi yang berdatangan silih ganti dari para narasumber selama pelatihan membangkitkan kembali cita rasa saya dalam menulis.

Salah satunya cerita pengalaman mereka yang sudah banyak menerbitkan buku-buku hebat. Bahkan, mungkin mereka awalnya memiliki kegalauan yang sama dengan apa yang saya rasakan. Saya yakin mereka pun memiliki cara tersendiri untuk mencapai kesuksesan tersebut. Apalagi mereka yang tidak hanya disibukkan dengan urusan tulis-menulis pasti memiliki hal-hal yang cukup identik dengan berbagai pertanyaan saya selama ini.

B

erdasarkan alasan, perjalanan, dan pengalaman yang saya rasakan. Ada beberapa cara untuk menjadikan kita mampu menulis dalam waktu yang singkat dengan tulisan yang menarik. Pertama, niat. Niat seseorang akan menentukan keberhasilan. Apabila kita memiliki niat menulis untuk mencari berkah-Nya, maka setiap jalan akan dimudahkan. Namun, jika niat buruk yang kita ingin capai. Tidak usah diragukan, bencana mungkin yang datang.

Kedua, manajemen waktu. Bagi saya, manajemen waktu menjadi salah satu tantangan bagi penulis yang merangkap bidang karir. Manajemen waktu diperlukan untuk memberi kita waktu agar dapat fokus pada pekerjaan menulis dan lainnya. Terutama ibu rumah tangga yang juga berprofesi guru seperti saya harus benar-benar dapat menyisihkan waktu untuk menjadi ibu, penulis, dan guru secara bersamaan.

Ketiga, doa dan ikhtiar. Usaha tanpa doa adalah sesuatu yang percuma, pun doa tanpa usaha. Jangan mengharapkan keberhasilan apabila kita tidak menyadari hebatnya doa, pun jangan menyepelekan usaha sebab usaha adalah jalan menuju keberhasilan.  Wujudkan motivasi menjadi aksi nyata. We can do it!

Salam literasi.


Tidak ada komentar:

BAHAN AJAR DAN LKPD

NORMA-NORMA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT Kebutuhan antara satu manusia dengan manusia lainnya tidak selalu sama dan terus berubah. Dengan bany...