PUISI CINTA
Anak ke-1
Teringat dalam
bayangan ibu mu nak
Disaat kamu
ingin keluaar melihat dunia
Paraji berjuang
membantu persalinan
Karena hidup
serba terbatas
Seiring dengan
waktu anakku sudah bisa berjalan
Namun diusia
balita masih tetap butuh perawatan yang ektra
Panas demam,
sakit perut dan diare
Sering datang
silih berganti
Memasuki usia
sekolah SD
Anaku mulai
mandiri, mandi belajar sendiri
Sering tugas
terlambat selesai
Karena ibu yang
kurang mengawal
Anakku kamu
hebat luar biasa
SMP bangkit luar
biasa
SMA tercatat
mendapat beasiswa
ITB lulus dengan
tanpa kedaluarsa
Masuk tes
kerja tanpa berita
Tau-tau anaku
sudah masuk kerja
Di ASKES tanpa
terduga
Sungguh
keluargamu bersuka ria
Gaji pertama,
kedua dan ketiga dibagi-bagi
Serasa uang
tidak berarti
selain
kebahagiaan menanti
Ridho dari
Ilahi.
Prajabatan
menguji disiplin diri
Pakain ABRI
selalu menempel
Makan, tidur
teruji
Itu kabar mu nak
disaat melalui rintangan
Pernikahan yang
perlu di tiru
Anaku merintis
jalannya sendiri
Sapai pada saat
ijab dan kabulmu
Kau tegar
kelihatan tegar
Mulai jalan
sediri
Mulai meperbaiki
diri
Mulai menyicil
rumah dan kendaraan sendiri
Sampai anaku
hidup bahagia bersama putri dan suami
Tak terasa buaian ibu mu
Karena kamu sudah tumbuh dan dewasa
Tak terasa kesedihan dan perjuangan
hidupmu
Karena ananda
sudah berumah tangga
Itulah
penggalan cerita
Barangkali bisa
mengasah asa
Ibumu sudah tua
dan renta
Hanya itu yang
bisa cerita
Tetapi nak ingat
selau
Disaat ibumu
sudah terkujur kaku
Kawal sampai
tidak jemu
Tuk mendapat
surga Ilahimu
Persalinan anak
kedua lancar luar biasa
Kau tumbuh sehat
dan berbadan sehat
Karena
makanmu tak sabar
Sedikit
lengah pun sudah menangis
Di usia lima bulan kau mulai sakit-sakitan
Doktor memponismu pelengketanusus
Sampai saatnya ususmu diputus
Terkesan anaku tak terurus
Delapan belas bulan kembali sakit-sakitan
Doktor memponismu pelengketanusus akibat keloid
Sampai saatnya
ususmu dikeluarkan dan dibersihkan
dipastikan
saluran ususmu berfungsi dan berperan.
Memasuki usia
sekolah SD
Anaku mulai
mandiri, mandi belajar sendiri
Sering tugas
terlambat selesai
Karena ibu yang
kurang mengawal
Kelas satu catur wulan ke-3
Adaptasi sudah terasa
Prestasi disandang tanpa terasa
Tumbu berkembang seperti biasa
SMP Negeri
Paforit masuk dengan leluasa
Teman dengan
mudah terbawa
Empati dan
simpati selalui menempati jiwa
Sampai saatnya
di manfaatkan teman tidak berasa
Hp di curi
teman tidak berdaya
BP serasa tidak berupaya
Pendekatan
dengan oran tua tak bersa
Akhirnya harus
ikhlas hp dilepas
Urusan HP
masih berlanjut
Simpat dan
empati tetap menyelimuti
Selepas
bimbel di jegat tiga lelaki
Kabar teman
sekolah sangat menanti
Dibawa
ke tempat sunyi
Larut
malam masih ditempat sunyi
Seluruh
uang dan hp raib dibuli
Sampai akhirnya
sadar diri
Urusan HP
masih berlanjut
Simpat dan
empati tetap menyelimuti
SMA sibuk
berorganisasi
Sampai –sampai
lupa diri
Jalur
undangan tidak bertepi
Jalur
tespun tidak berarti
Akhirnya menempuh
jalur mandiri
Tuk kuliah
di Bandung UPI
Untung
bertemu dengan Paguron santri
Tempat
menimba ilmu agami
Menghapal
kalam illahi
Fikih,aqidah
dan tarih Islami
Simpat dan
empati tetap menyelimuti
Ilmu agama
mewarnai
Penghapal
Al Quran sejati
Satri kalong
juga jadi
Kuliah di
Bandung UPI
Ditempuh waktu
nu surti
Tiga setengah
pun jadi
Sarjana
Fisika murni
Taaruf jadi
motivasi diri
Kuliah selesai
bergensi
PMDSU siap
menanti
ITB banyak
di cari
Tak
tersa promosi doktor menanti
Satu
ganjalan publikasi
Paper
Jurnal internasional revisi
Satu
langkah menuju ridho illahi
Anakku
sabar menanti
Diisi dengan
berbenah diri
Barang kali
ada yang salah dengan janji
Coba refleksi
dan tafakur diri
Banyak
cerita yang di rasa
Anak
tiga tak terasa
Kuliah
sambil rumah tangga
Untung
istrinya berhati mulia.
Anak ke-3
2 komentar:
Terima kasih mah, untuk semua yang tidak pernah bisa terbalas, semoga mamah sehat selalu dan terus berkarya 😘
Terima kasih mah, untuk semua yang tidak pernah bisa terbalas, semoga mamah sehat selalu dan terus berkarya 😘
Posting Komentar