DALAM KEGIATAN PEMBINAAN DARI BAPAK PENGAWAS PEMBINA MAPEL PPKN
Kegiatan Pembinaan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP)
PPKn yang diselenggarakan pada hari Rabu, 24 Maret 2023 di Aula Baznas Provinsi
Jawa Barat Jalan Soekarno Hatta No 458 Batununggal Kecamatan Bandung Kidul Kota
Bandung Jawa Barat 40266
SUSUNAN ACARA PEMBINAAN KEDINASAN DAN TRAINING ESQ 3.0 COACHONG
1. Pembukaan 2. Menyanyikan Lagu Indonesia Raya, Diriget : 3. Pembacaan Doa : Komarudin, S.Pd (SMPN 36 Bandung) 4. Laporan Ketua MGMP PPKn SMP Kota Bandung : Mu’min Mursalin, M.Pd 5. Sambutan-Sambutan : a. Kepala Dinas Pendidikan Kota Bandung (Drs. H. Hikmat Ginanjar, M.Si) b. Kabid P3TK Disdik Kota Bandung (Dr. H. Edy Suparjoto, M.Pd) c. Pengawas Pembina Disdik Kota Bandung (H. Yusuf Haryasa, S.Pd, M.M.) d. Sambut Sapa dari Perwakilan Baznas Provinsi Jawa Barat 6. Seminar Training ESQ 3.0 Coaching : (Coach : Trainer Dudi Supriadi, licensi ; Dr. Ary Ginanjar Agustian) 7. Pembagian Sertifikat dari ESQ
PRESTATIF,
INOVATIF, DAN TERENCANA (PINTER) DALAM MENYUSUN ALUR TUJUAN PEMBELAJARAN (ATP)
Pada awal tahun pelajaran 2022–2023, sekolah dihadapkan
dengan pilihan dalam penggunaan kurikulum yaitu Kurikulum 2013 dan Kurikulum Merdeka.
Pada penerapannya, Kurikulum Merdeka sendiri terdiri atas Kurikulum Merdeka
Belajar, Kurikulum Merdeka Berubah, dan Kurikulum Merdeka Berbagi. Dengan
pilihan tersebut, SMP Pasundan 1 Kota Bandung mulai menerapkan kurikulum yang
berlaku di sekolah yaitu Kurikulum 2013 untuk kelas VIII dan IX. Sementara itu,
Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) untuk kelas VII. Adapun sebagai pengajar
kelas VII hal ini justru memberikan tantangan untuk saya dalam menghadapi
perubahan tersebut. Oleh karena itu, bentuk tanggung jawab selaku pengajar,
saya sudah seharunya mampu menyusun Alur Perencaan Pembelajaran (ATP) yang
dapat membuat pembelajaran tetap efektif dari segi perencanaan dan pelaksanaan.
Tercetuslah sebuah akronim terkait hal tersebut dengan nama “PINTER” atau
kepanjangan dari prestatif, inovatif, dan
terencana. Dalam hal ini, prestatif
diartikan kemampuan untuk memiliki kemauan dan hasrat ingin maju,
inovatif bersifat pembaruan, serta terencana berarti sudah direncanakan secara
matang.
Setelah
observasi selesai, hal yang menjadi alasan diperlukannya perubahan dan
kesepahaman di antara pengajar ialah perbaikan dalam perencanaan dan
pelaksanaan pembelajaran. Di mana pengajar perlu melihat hal-hal berikut.
Keaktifan dalam melakukan
eksplorasi terkait Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) tidak berkembang atau stagnan.
Pembiasaan terhadap kurikulum baru
cenderung lambat sehingga pengajar masih tetap berkutik pada metode dan
penerapan kurikulum yang lama.
Kegamangan terjadi pada proses
pemilihan opsi kurikulum merdeka di sekolah yang notabene terkait pada
kemampuan sekolah itu sendiri.
Semangat implementasi kurikulum
merdeka sudah tinggi. Namun, perencanaan dasar sebuah pembelajaran seperti ATP
masih rendah.
Saya
memikirkan solusi dan mencari cara untuk mengatasi masalah-masalah tersebut,
supaya pada saat implementasi kurikulum baru atau IKM, selaku pengajar sudah
mempunyai bekal dan siap menghadapi perubahan di saat melakukan pembelajaran.
Tentunya, proses ini tidak akan lepas dari pihak-pihak terkait seperti kepala
sekolah, MGMP, peserta didik, guru pengajar, dan tim teknis pendukung, serta
literatur.
Berdasarkan tantangan yang muncul saat melakukan praktik baik pada pembelajaran. Berikut hal-hal yang akan dilakukan agar implementasi kurikulum merdeka di sekolah, baik perencanaan maupun pelaksanaan dapat berjalan.
Mempersiapkan berbagai pedoman perencanaan pembelajaran pada kurikulum merdeka.
Menganalisis bentuk perencanaan pada model pembelajaran kurikulum merdeka.
Konsultasi dengan guru mata pelajaran lain yang mengajar di kelas VII terkait model perencanaan pembelajaran kurikulum merdeka.
Untuk menguatkan informasi terkait pedoman penyusunan perencanaan pembelajaran, dilakukan konsultasi kepada Kepala Sekolah dan kepada Pengawas Pembina SMP Pasundan 1 Bandung.
Menciptakan ruang diskusi bagi pengajar dalam eksplorasi materi kurikulum merdeka beserta metode yang efektif digunakan di kelas.
Langkah selanjutnya yang
saya lakukan ialah menjalin koneksi dengan para pengajar sebagai pelaku
perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kurikulum merdeka yang terintegrasi
satu sama lain.
Berdasarkan hasil analisa
bersama dengan guru mata pelajaran kelas VII. Saya mendapat informasi terkait
susunan, penentuan elemen, fase, dan alokasi waktu. Dalam penyusunan alur
perencanaan pembelajaran pada kurikulum merdeka saya perlu menyesuaikan materi
dengan kondisi dan kebutuhan siswa. Hal-hal semacam metode, media, dan bahan
disesuaikan dengan kecenderungan belajar siswa.
Kemudian, analisis laju
materi berdasarkan sumber bacaan yaitu Buku Paket Edisi Kurikulum Merdeka pada
materi masing-masing pengajar dan menyesuaikan dengan capaian pembelajaran.
Selain itu, saya
menghubungi MGMP yang memiliki kesamaan visi dan misi, serta mata pelajaran
yang diampu dengan saya untuk membandingkan informasi terkait format penyusunan
alur perencanaan pembelajaran pada kurikulum merdeka.
Lalu mulai melakukan penyusunan
alur perencanaan pembelajaran pada kurikulum merdeka berdasarkan situasi dan
kondisi di sekolah.
Bagian terpenting dari
praktik baik pembelajaran ini ialah realisasi dari PINTER. Saya sebagai
pengajar diwajibkan melakukan transfer informasi pada rekan sesama guru dalam
pengimplementasian kurikulum merdeka.
Adapun seluruh aksi di
atas, akan saling berkaitan satu sama lain. Oleh karena itu, perlunya kerja
sama seluruh pihak sekolah untuk mewujudkan cita-cita sekolah yang prestatif, inovatif, dan terencana.
Setelah
melalui proses penyusunan perencanaan pembelajaran pada kurikulum merdeka,
sedikit demi sedikit saya mulai memahami proses penyusunan perencanaan dengan
format yang sesuai serta tujuan yang terarah. Dengan begitu, strategi dan
langkah transfer informasi antarpengajar, antarguru dan siswa, serta
antarpengajar pada teknis pendukung meningkat pesat bersamaan diterapkannya
Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM). Kurikulum Merdeka yang pada awalnya
mengalami kesulitan penetapan, penerapan, dan pemaknaannya menjadi berkurang
seiring meningkatnya kompetensi guru dalam melakukan pra-pembelajaran.
Pra-pembelajaran
ini meliputi persiapan sebelum dilakukan pembelajaran di kelas. Artinya,
pengajar perlu mempersiapkan hal-hal administratif seperti ATP, TP, dan lain
sebagainya. Seperti fokus utama praktik baik ini, penulisan dan penyusunan ATP
sudah sesuai dengan elemen dan capaian yang diharapkan guru pelajaran maupun
sekolah. Sebab, sekolah sebagai penyelenggara kurikulum merdeka itu sendiri.
Adapun perubahan lainnya ialah adanya kemauan eksplorasi,
literasi, dan edukasi antarpengajar dalam menyusun ATP. Hal ini tentu berdampak
pada program yang diusung yakni PINTER. Siswa SMP Pasundan 1 Bandung, awalnya
lebih terdorong untuk mendapatkan prestasi dari bidang olahraga saja. Akan
tetapi, setelah ATP disusun dengan baik. Banyak di antara siswa tersebut, yang
menonjol pada keahlian lain. Selain itu, siswa maupun guru juga lebih inovatif
dengan ragam penciptaan karya ilmiah maupun alat canggih sederhana yang
terencana secara matang dan pasti. Dampak dari aksi yang telah
dilakukan yaitu:
Pembelajaran lebih terarah sesuai dengan program yang diciptakan atau
disebut dengan PINTER (prestatif, inovatif, dan terencana). Dengan program
tersebut, tidak hanya ATP yang akan menjadi bahasan. Dampaknya ialah siswa SMP
Pasundan 1 Bandung lebih aktif, termotivasi, dan merasa senang dalam
melaksanakan pembelajaran dan penyusunan administrasi
Pengajar dan pihak terkait dalam implementasi
kurikulum merdeka semakin paham aturan yang mesti dikeluarkan oleh
sekolah pada siswa untuk membatasi penggunaan HP.
Apresiasi dari rekan guru, bahwasanya
apresiasi yang sangat baik karena proses pembelajaran yang punya nilai prestatif,
inovatif, dan terencana.
Perbanyak konsultasi dengan BK
Sebagai pengajar saya harus
memberi perhatian kepada guru yang lain, khususnya pengajar kelas VII terkait
bagaimana cara penyusunan perencanaan pembelajaran, pada kurikulum merdeka. Ini
bertujuan memberi sudut pandang bahwa penyusunan perencanaan pembelajaran cukup
sulit. Semua dapat dilakukan dalam waktu singkat dengan syarat, adanya
komunikasi intens seperti pada SMP Pasundan 1 Bandung. Adapun acara hari ini
dapat dikatakan efektif dilaksanakan dengan hasil akhir ialah tujuan
pembelajaran yang tercapai.
Sementara
itu,respons setiap MGMP, pengajar,
dan siswa mengatakan terbantu dalam menyelesaikan tantangan maupun aksi sebagai
bagian dari pelaksanaan ATP. ATP akan selalu diolah berdasar fase yang ada
Profil Penulis
Ati
Rohaeti Guru PPKn SMP Pasundan 1 Kota Bandung dan Tugas Tambahan
sebagai Wakil Kepala Sekolah Bidang kurikulum.
Untuk melihat Respon Kepala Sekolah, Pengawas Pembina dan Rekan-rekan Guru terkait dengan Pinter Menyusun ATP, bisa dilihat pada Foto dan Video Praktik Baik di bawah ini.
Foto-foto Respon terkait dengan Pinter Menyusun ATP
Video terkait dengan Pinter Menyusun ATP
Tulisan ini menjadi teman di kala kita kebingungan
saat menyusun administrasi Guru dalam Kurikulum Merdeka khusnhya Mapel Pendidikan
Pancasila Fase D.